Minggu, 25 Januari 2015

quantum learning

Disusun guna memenuhi tugas individu
Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu : Rasidi, S.Pd
Oleh :
                                 Nama   : Dodo Prastyoko
                                 NIM     : 12.0305.0170
                                 Kelas   : PGSD 2D


PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang “QUANTUM LEARNING”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar  Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Semester 2.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan. Ucapan terima kasih dan penghargaan tersebut penulis sampaikan kepada :
1.       Rasidi S. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penulisan makalah ini.
2.       Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
3.       Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan makalah ini yang tak dapat  kami sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

                                                                                     Magelang,  22 Juni 2013

                                                                                     Penulis







BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Model pembelajaran merupakan suatu pola/rencana yang dilakukan untuk mengorganisir unsur-unsur (komponen-komponen) pembelajaran. Model pembelajaran dalam penerapannya, secara umum bercirikan lima hal : sintaksis, hubungan guru-murid (prinsip reaksi guru), system sosial, penunjang (sistem pendukung), dan dampak instruksional (efek pengajaran/pengiring).
Proses belajar mestinya berjalan menyenangkan untuk anak-anak didik. Ini adalah hal yang sesungguhnya sangat mendasar dari sebuah proses belajar. Quantum Learning merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain sisiwa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Quantum Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan.
B.       Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian Quantum Learning?
2.        Bagaimana prinsip-Prinsip dalam Quantum Learning?
3.        Bagaimana langkah-langkah dari Model Quantum Learning?
4.        Apa saja kelebihan dan kekurangan Quantum Learning?


BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pengertian Quantum Learning
Quantum ialah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Quantum Learning merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi yang di dalam dan sekitar momen belajar atau suatu pembelajaran yang mempunyai misi utama untuk mendesain suatu proses belajar yang menyenangkan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).
Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat).
Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”
Dalam kaitan itu pula, antara lain, quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu: lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.
Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengertahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.
Ada beberapa fase belajar yang dominan dalam hidup kita yang menunjukan masa-masa dimana belajar merupakan suatu kebutuhan dan paksaan bagi kita. Masa-masa awal belajar dimulai pada umur satu tahun, fase dimana kita mau tidak mau belajar untuk berjalan. Umur dua tahun yaitu fase belajar berkomunikasi karena keinginan dalam diri untuk bisa berbicara dengan orang lain. Pada umur lima tahun, kita sudah mulai tahu sekitar 90% kata-kata yang kita dengar dari orang lain. Enam tahun, fase kita belajar membaca dan masa-masa penurunan semangat belajar adalah ketika umur tujuh tahu, fase dimana kita mulai menganggap belajar sebagai sesuatu yang menyebalkan dan menakutkan. Oleh sebab itu pada masa ini peran orangtua dan guru sangat dibutuhkan.
Otak manusia tumbuh karena adanya stimulus yang berasal dari sensor motorik yang memberikan kontak dengan lingkungan. Selain itu juga adanya sensor emosional-kognitif yang memberikan stimulus misalnya berupa bermain, meniru, mendongeng dalam diri anak. Sedangkan setiap manusia akan mencapai tahap yang lebih tinggi dalam tingkat kecerdasannya sesuai dengan perkembangan otak dan keingintahuannya, yaitu tahap pembelajaran.
Pendayagunaan otak sangat berpengaruh terhadap tipe belajar yang ditunjukkan oleh seorang anak. Hal itu dapat dilihat dari seberapa aktif dan pasif-kah partisipasi seorang anak dalam menikmati kegiatan belajar yang dilakukannya. Perbedaan yang mencolok diantara keduanya yaitu, pada tipe anak yang belajar aktif, ia akan belajar apa saja dari setiap situasi yang ada, memanfaatkan apa yang dipelajari sebagai keuntungan kita, selalu proaktif, dan bersandar pada kehidupan. Sedangkan tipe paasif merupakan kebalikkan dari tipe aktif. Hal ini bisa dibilang merupakan hal yang negatif, karena seorang anak tidak melihat kesempatan belajar yang ada, selalu mengabaikan peluang berkembang dari apa yang dipelajarinya, reaktif, dan menarik diri dari kehidupan.
Oleh sebab itu, ada baiknya mengenai betapa pentingnya manfaat belajar harus disampaikan kepada peserta didik sehingga siswa tahu apa saja hal-hal positif yang ia peroleh dari belajar. Dan juga agar siswa nantinya meningkatkan kemampuan belajarnya untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas, sehingga akan timbul pilihan hidup yang lebih banyak, maka akhirnya akan timbul rasa percaya diri yang menjadi kekuatan pribadinya. Untuk menciptakan rasa percaya diri tersebut dapat dilakukan dengan cara yang sangat mudah, yaitu setiap selesai atau berhasil mengerjakan suatu tugas, kita bisa merayakannya. Karena perayaan memberikan perasaan keberhasilan, kesempurnaan, kepercayaan diri, dan motivasi untuk langkah berikutnya.
B.       Prinsip-prinsip dari Quantum Learning
Quantum Learning Model memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini dianggap sebagai chord dasar dari simfoni belajar seorang guru. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a.  Segalanya berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dan kertas yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
b.  Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam pengubahan guru mempunyai tujuan.
c.  Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama-nama untuk apa yang mereka pelajari.
d. Akui setiap usaha
Belajar mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah itu. Mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e.  Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
Perayaan adalah sarapan pelajar sang juara. Perayaan hádala umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan assosiasi emosi positif dengan belajar.
Konsep kunci dalam Quantum Learning dari berbagai teori dan strategi belajar yang digunakan antara lain:
a.    Teori otak kanan kiri
Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme.
Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri.
b.   Teori otak triune (3 in 1)
        Otak manusia mempuyai tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal sebagai otak Triune (three in one). Tiga bagian dasar itu adalah batang otak atau reptile. Bagian ini adalah komponen kecerdasan terendah dari spesies manusia. Bagian ini bertanggung jawab atas fungsi motor sensor (pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari panca indera). Juga berkaitan dengan insting mempertahankan hidup, perhatiannya adalah pada makanan, tempat tinggal, reproduksi dan perlindungan wilayah. Ketika merasa tidak aman, otak ini secara pontan bangkit dan bersiaga atau melarikan diri. Inilah yang disebut dengan reaksi hadapi atau lari. (DePorter,Hernacki, 2002: 26-27)
Yang kedua adalah bagian system limbic atau otak mamalia. Fungsinya adalah bersifat emosional dan kognitif  yaitu menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan dalam belajar. Selain itu system ini juga mengendalikan bioritme manusia, yaitu pola tidur, haus, lapar, gairah seksual, metabolisme dan system kekebalan. System ini sebagai panel control utama yang menggunakan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, dan sensasi tubuh.(DePorter, Hernacki, 2002: 28)
Bagian ketiga adalah neokorteks yang merupakan tempat kecerdasan yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui panca indra. Fungsinya untuk berfikir secara intelektual, penalaran, pembuatan keputusan, prilaku waras, bahasa, kendali motorik sadar dan ideasi non verbal.(DePorter, Hernacki, 2002: 28)
c.    Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik)
Ada dua kategori  utama tentang bagaimana cara belajar. Pertama, bagaimana seseorang menyerap informasi dengan mudah (modalitas). Kedua, bagaimana cara mengatur dan mengolah informasi tersebut. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi
(DePorter,Hernacki,2002: 110)
Salah satu langkah mengenali gaya belajar adalah mengetahui modalitas sebagai modalitas visual, auditorial, dan kinestetik. Orang visual belajarnya melalui apa yang mereka lihat. Pelajar auditorial melakukannya melalui apa yang mereka dengar dan pelajar kinestetik belajarnya lewat gerak dan sentuhan.
d.   Teori kecerdasan ganda
Teori Kecerdasan ganda adalah reori yang memadukan antara bakat dan kecerdasan individu.
e.    Pendidikan holistic (menyeluruh)
Pendidikan Holistic merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan.
f.    Belajar berdasarkan pengalaman
        Belajar berdasarkan pengalaman adalah belajar dari apa yag telah kita alami. Seperti apa yang tela kita lihat, kita dengar, kita lakukan sebelumnya.
g.  Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
Metode ini merupakan sebuah metode permainan bernomor yang disertai kartu-kartu atau pertayaan tertentu dari setiap nomor. Seperti monopoli, ular tangga, metode ini juga membutuhkan alat bantu lain seperti dadu, identitas peserta dan lain-lain.
h.  Simulasi / permainan
Sedangkan metode permainan, disamping untuk menambah ketangkasan juga dapat digunakan untuk menambah pengetahuan secara luas atau mendalam. Seperti permainan teka-teki, dan catur atau juga dengan permainan lainnya yang mendidik.
i.   Peta Pikiran (mind mapping)
Peta pikiran merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis untuk membentuk kesan yang lebih mendalam (DePorter, Hernacki, 2002:152). Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran sangat baik untuk merencanakan dan mengatur berbagai hal, seperti peta jalan yan digunakan untuk belajar.
C.      Penerapan Quantum Learning Dalam Pembelajaran
Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Learning dengan cara:
1.      Kekuatan Ambak
 Ambak(apa manfaatnya bagiku) adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru agar siswa dapat mengidentifikasi dan mengetahui manfaat atau makna dari setiap pengalaman atau peristiwa yang dilaluinya dalam hal ini adalah proses belajar.
2.      Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat siswa merasa aman dan nyaman, dengan perasaan aman dan nyaman ini akan menumbuhlkan konsentrasi belajar siswa yang baik. Dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
3.      Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian atau hadiah pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan merasa lebih dihargai.


4.      Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam quantum learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja.
5.      Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan.
6.      Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.
7.       Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.
8.      Melatih kekuatan memori
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga siswa perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.
D.   Kelebihan dan Kekurangan dari Model Quantum Learning
1.      Kelebihan
a.    Dari sebuah pengalaman yang diselenggarakan oleh Learning Forum di Supercamp yang mempraktekkan pembelajaran quantum ternyata murid-muridnya mendapat nilai yang lebih baik
b.    murid-murid lebih banyak berpartisipasi dan merasa lebih bangga pada diri mereka sendiri.
c.    Dalam pendekatan pembelajaran kuantum, pendidik mampu menyatu dan membaur pada dunia peserta didik sehingga pendidik bisa lebih memahami peserta didik.
d.   Model pembelajarannya lebih santai dan menyenangkan karena ketika belajar sambil diiringi musik.
e.    Quantum learning sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang.
2.     Kelemahan
a.   Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih khusus.
b. Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.
c.   Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak.










BAB III
PENUTUP
A.       Simpulan
Quantum ialah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.









Daftar Pustaka
Ahmad dan Joko.  Model Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia,.1997). hlm.27.
De Porter dan Hernacki. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan,.(Bandung: Kaifa, 2003)
Gordon, Dryden.  Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I, (Bandung. Kaifa, 2003).
Sugiarto, Iwan. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan Kreatif. (Jakarta Gramedia Pustaka Utama: 2004).





Tidak ada komentar: