Disusun guna memenuhi tugas individu
Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu : Rasidi, S.Pd
Oleh :
Nama : Dodo Prastyoko
NIM : 12.0305.0170
Kelas : PGSD 2D
PRODI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAGELANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang membahas tentang “QUANTUM LEARNING”.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Semester 2.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan. Ucapan terima
kasih dan penghargaan tersebut penulis sampaikan kepada :
1.
Rasidi
S. Pd, selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penulisan makalah ini.
2.
Rekan-rekan
yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
3.
Semua
pihak yang turut membantu dalam penulisan makalah ini yang tak dapat kami sebutkan satu per satu
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa mendatang.
Akhir
kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca.
Magelang,
22 Juni 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Model pembelajaran
merupakan suatu pola/rencana yang dilakukan untuk mengorganisir unsur-unsur
(komponen-komponen) pembelajaran. Model pembelajaran dalam penerapannya, secara
umum bercirikan lima hal : sintaksis, hubungan guru-murid (prinsip reaksi
guru), system sosial, penunjang (sistem pendukung), dan dampak instruksional
(efek pengajaran/pengiring).
Proses belajar mestinya
berjalan menyenangkan untuk anak-anak didik. Ini adalah hal yang sesungguhnya
sangat mendasar dari sebuah proses belajar. Quantum Learning merupakan strategi
belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain sisiwa dan guru karena
memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan.
Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya
berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat
mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji
sesuatu dengan cara Quantum Learning. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan
mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian Quantum Learning?
2.
Bagaimana
prinsip-Prinsip dalam Quantum Learning?
3.
Bagaimana langkah-langkah dari Model Quantum Learning?
4.
Apa saja kelebihan dan kekurangan Quantum Learning?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Quantum Learning
Quantum ialah interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning ialah pengajaran yang
dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan
bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan
bagi orang lain. Quantum Learning merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi
yang di dalam dan sekitar momen belajar atau suatu pembelajaran yang mempunyai
misi utama untuk mendesain suatu proses belajar yang menyenangkan yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Interaksi-interaksi ini mencakup
unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Quantum learning ialah
kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam
pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik
meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi
DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk
membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan
dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).
Quantum learning berakar
dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan
eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah
bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap
detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan
sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat
menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh.
Poster-poster besar, yang menonjolkan informasi, ditempel. Guru-guru yang
terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.
Selanjutnya Porter dkk
mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah
energi menjadi cahaya.” Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai bagian
penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2,
mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara
fisik adalah materi”. “Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak
mungkin cahaya: interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi
cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning menggabungkan sugestologi, teknik
pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan metode tertentu.
Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori
otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual,
auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar
berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (metaphoric learning),
simulasi/permainan.
Berdasarkan penjelasan
mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja,
dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan
linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal,
interpersonal, intarpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor
sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif
(melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih
tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat).
Dari proses inilah,
quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan
minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran
kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang
Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana,
bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar
pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar,
mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar,
membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.”
Dalam kaitan itu pula,
antara lain, quantum learning mengonsep tentang “menata pentas: lingkungan
belajar yang tepat.” Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan
mempertahankan sikap positif. Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu:
lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro ialah tempat peserta
didik melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi). Quantum learning
menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai
mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengolah informasi.
Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning. Akan tetapi,
dalam kaitan pengajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik
memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur
seperti: meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target
penataannya ialah menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa
santai. Keadaan santai mendorong siswa untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat
baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran
darah dan proses otak bekerja serta akhirnya konsentrasi siswa.
Lingkungan makro ialah
“dunia yang luas.” Peserta didik diminta untuk menciptakan ruang belajar di
masyarakat. Mereka diminta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan
pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya.
“Semakin siswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi sistuasi-situasi
yang menantang dan semakin mudah Anda mempelajari informasi baru,” tulis
Porter. Setiap siswa diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan
baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun
gudang penyimpanan pengertahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan
masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan
menciptakan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap
proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada
akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan siswa kepada kesiapan diri
dalam melakukan perubahan. Mereka tidak boleh terbenam dengan situasi status
quo yang diciptakan di dalam lingkungan mikro. Mereka diminta untuk melebarkan
lingkungan belajar ke arah sesuatu yang baru. Pengalaman mendapatkan sesuatu
yang baru akan memperluas “zona aman, nyaman dan merasa dihargai” dari siswa.
Ada beberapa fase belajar
yang dominan dalam hidup kita yang menunjukan masa-masa dimana belajar
merupakan suatu kebutuhan dan paksaan bagi kita. Masa-masa awal belajar dimulai
pada umur satu tahun, fase dimana kita mau tidak mau belajar untuk berjalan.
Umur dua tahun yaitu fase belajar berkomunikasi karena keinginan dalam diri
untuk bisa berbicara dengan orang lain. Pada umur lima tahun, kita sudah mulai
tahu sekitar 90% kata-kata yang kita dengar dari orang lain. Enam tahun, fase
kita belajar membaca dan masa-masa penurunan semangat belajar adalah ketika
umur tujuh tahu, fase dimana kita mulai menganggap belajar sebagai sesuatu yang
menyebalkan dan menakutkan. Oleh sebab itu pada masa ini peran orangtua dan
guru sangat dibutuhkan.
Otak manusia tumbuh
karena adanya stimulus yang berasal dari sensor motorik yang memberikan kontak
dengan lingkungan. Selain itu juga adanya sensor emosional-kognitif yang
memberikan stimulus misalnya berupa bermain, meniru, mendongeng dalam diri
anak. Sedangkan setiap manusia akan mencapai tahap yang lebih tinggi dalam
tingkat kecerdasannya sesuai dengan perkembangan otak dan keingintahuannya,
yaitu tahap pembelajaran.
Pendayagunaan otak sangat
berpengaruh terhadap tipe belajar yang ditunjukkan oleh seorang anak. Hal itu
dapat dilihat dari seberapa aktif dan pasif-kah partisipasi seorang anak dalam
menikmati kegiatan belajar yang dilakukannya. Perbedaan yang mencolok diantara
keduanya yaitu, pada tipe anak yang belajar aktif, ia akan belajar apa saja
dari setiap situasi yang ada, memanfaatkan apa yang dipelajari sebagai
keuntungan kita, selalu proaktif, dan bersandar pada kehidupan. Sedangkan tipe
paasif merupakan kebalikkan dari tipe aktif. Hal ini bisa dibilang merupakan
hal yang negatif, karena seorang anak tidak melihat kesempatan belajar yang
ada, selalu mengabaikan peluang berkembang dari apa yang dipelajarinya, reaktif,
dan menarik diri dari kehidupan.
Oleh sebab itu, ada
baiknya mengenai betapa pentingnya manfaat belajar harus disampaikan kepada
peserta didik sehingga siswa tahu apa saja hal-hal positif yang ia peroleh dari
belajar. Dan juga agar siswa nantinya meningkatkan kemampuan belajarnya untuk
mendapatkan pengetahuan yang lebih luas, sehingga akan timbul pilihan hidup
yang lebih banyak, maka akhirnya akan timbul rasa percaya diri yang menjadi
kekuatan pribadinya. Untuk menciptakan rasa percaya diri tersebut dapat
dilakukan dengan cara yang sangat mudah, yaitu setiap selesai atau berhasil
mengerjakan suatu tugas, kita bisa merayakannya. Karena perayaan memberikan
perasaan keberhasilan, kesempurnaan, kepercayaan diri, dan motivasi untuk
langkah berikutnya.
B.
Prinsip-prinsip
dari Quantum Learning
Quantum Learning Model memiliki lima
prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini dianggap sebagai chord dasar dari simfoni belajar seorang
guru. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a. Segalanya
berbicara
Segalanya
dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dan kertas yang guru bagikan
hingga rancangan pelajaran guru, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
b.
Segalanya bertujuan
Semua
yang terjadi dalam pengubahan guru mempunyai tujuan.
c.
Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak
kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan
rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika
siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama-nama untuk apa
yang mereka pelajari.
d. Akui setiap usaha
Belajar
mengandung resiko. Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat
siswa mengambil langkah itu. Mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan
kepercayaan diri mereka.
e. Jika layak dipelajari, maka layak pula
dirayakan.
Perayaan
adalah sarapan pelajar sang juara. Perayaan hádala umpan balik mengenai
kemajuan dan meningkatkan assosiasi emosi positif dengan belajar.
Konsep kunci dalam Quantum Learning dari
berbagai teori dan strategi belajar yang digunakan antara lain:
a.
Teori
otak kanan kiri
Bagaimana memanfaatkan
cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir otak kiri
(yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan
dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi
verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta,
fonetik, serta simbolisme.
Proses berpikir otak
kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan
dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti
perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran
orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik,
seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi.
Semua itu, pada akhirnya,
tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan
otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan
saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang
mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi)
kepada penciptaan kehormatan diri.
b. Teori otak triune (3 in 1)
Otak manusia mempuyai tiga bagian dasar yang
seluruhnya dikenal sebagai otak Triune (three in one). Tiga bagian dasar
itu adalah batang otak atau reptile. Bagian ini adalah komponen kecerdasan
terendah dari spesies manusia. Bagian ini bertanggung jawab atas fungsi motor
sensor (pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari panca indera).
Juga berkaitan dengan insting mempertahankan hidup, perhatiannya adalah pada
makanan, tempat tinggal, reproduksi dan perlindungan wilayah. Ketika merasa
tidak aman, otak ini secara pontan bangkit dan bersiaga atau melarikan diri.
Inilah yang disebut dengan reaksi hadapi atau lari. (DePorter,Hernacki, 2002: 26-27)
Yang kedua adalah bagian system
limbic atau otak mamalia. Fungsinya adalah bersifat emosional dan
kognitif yaitu menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori
dan kemampuan dalam belajar. Selain itu system ini juga mengendalikan bioritme
manusia, yaitu pola tidur, haus, lapar, gairah seksual, metabolisme dan system
kekebalan. System ini sebagai panel control utama yang menggunakan informasi
dari indra penglihatan, pendengaran, dan sensasi tubuh.(DePorter, Hernacki,
2002: 28)
Bagian ketiga adalah neokorteks
yang merupakan tempat kecerdasan yang mengatur pesan-pesan yang diterima
melalui panca indra. Fungsinya untuk berfikir secara intelektual, penalaran,
pembuatan keputusan, prilaku waras, bahasa, kendali motorik sadar dan ideasi
non verbal.(DePorter, Hernacki, 2002: 28)
c.
Pilihan
modalitas (visual, auditorial dan kinestetik)
Ada dua kategori utama
tentang bagaimana cara belajar. Pertama, bagaimana seseorang menyerap
informasi dengan mudah (modalitas). Kedua, bagaimana cara
mengatur dan mengolah informasi tersebut. Gaya belajar seseorang adalah
kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi
(DePorter,Hernacki,2002: 110)
Salah satu langkah mengenali
gaya belajar adalah mengetahui modalitas sebagai modalitas visual, auditorial,
dan kinestetik. Orang visual belajarnya melalui apa yang mereka lihat. Pelajar
auditorial melakukannya melalui apa yang mereka dengar dan pelajar kinestetik
belajarnya lewat gerak dan sentuhan.
d.
Teori
kecerdasan ganda
Teori Kecerdasan ganda adalah reori yang
memadukan antara bakat dan kecerdasan individu.
e.
Pendidikan
holistic (menyeluruh)
Pendidikan Holistic merupakan pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi dan mengkaitkannya dengan
topik-topik lain sehingga terbangun kerangka pengetahuan.
f.
Belajar
berdasarkan pengalaman
Belajar
berdasarkan pengalaman adalah belajar dari apa yag telah kita alami. Seperti
apa yang tela kita lihat, kita dengar, kita lakukan sebelumnya.
g. Belajar dengan simbol (metaphoric learning)
Metode
ini merupakan sebuah metode permainan bernomor yang disertai kartu-kartu atau
pertayaan tertentu dari setiap nomor. Seperti monopoli, ular tangga, metode ini
juga membutuhkan alat bantu lain seperti dadu, identitas peserta dan lain-lain.
h. Simulasi / permainan
Sedangkan metode permainan,
disamping untuk menambah ketangkasan juga dapat digunakan untuk menambah
pengetahuan secara luas atau mendalam. Seperti permainan teka-teki, dan catur
atau juga dengan permainan lainnya yang mendidik.
i. Peta Pikiran (mind mapping)
Peta pikiran
merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual
dan prasarana grafis untuk membentuk kesan yang lebih mendalam (DePorter,
Hernacki, 2002:152). Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan
sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan. Peta pikiran sangat baik
untuk merencanakan dan mengatur berbagai hal, seperti peta jalan yan digunakan
untuk belajar.
C.
Penerapan Quantum Learning Dalam Pembelajaran
Langkah-langkah
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Learning dengan
cara:
1.
Kekuatan
Ambak
Ambak(apa manfaatnya bagiku) adalah motivasi
yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat
suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya
motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa
akan diberi motivasi oleh guru agar siswa dapat mengidentifikasi dan mengetahui
manfaat atau makna dari setiap pengalaman atau peristiwa yang dilaluinya dalam
hal ini adalah proses belajar.
2.
Penataan
lingkungan belajar
Dalam proses belajar dan
mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat siswa merasa aman
dan nyaman, dengan perasaan aman dan nyaman ini akan menumbuhlkan konsentrasi
belajar siswa yang baik. Dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga
dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
3.
Memupuk
sikap juara
Memupuk sikap juara perlu
dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan
segan-segan untuk memberikan pujian atau hadiah pada siswa yang telah berhasil
dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai
materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan merasa lebih dihargai.
4.
Bebaskan
gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya
belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar tersebut yaitu: visual,
auditorial dan kinestetik. Dalam quantum learning guru hendaknya
memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada
satu gaya belajar saja.
5.
Membiasakan
mencatat
Belajar akan benar-benar
dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika siswa tidak hanya bisa menerima,
melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa
hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yang mudah
dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan.
6.
Membiasakan
membaca
Salah satu aktivitas yang
cukup penting adalah membaca. Karena dengan membaca akan menambah
perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah.
Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran
maupun buku-buku yang lain.
7.
Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah
siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap
kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam
belajarnya.
8.
Melatih
kekuatan memori
Kekuatan memori sangat
diperlukan dalam belajar anak, sehingga siswa perlu dilatih untuk mendapatkan
kekuatan memori yang baik.
D. Kelebihan dan Kekurangan dari Model Quantum
Learning
1.
Kelebihan
a.
Dari
sebuah pengalaman yang diselenggarakan oleh Learning Forum di Supercamp yang
mempraktekkan pembelajaran quantum ternyata murid-muridnya mendapat nilai yang
lebih baik
b.
murid-murid
lebih banyak berpartisipasi dan merasa lebih bangga pada diri mereka sendiri.
c.
Dalam
pendekatan pembelajaran kuantum, pendidik mampu menyatu dan membaur pada dunia
peserta didik sehingga pendidik bisa lebih memahami peserta didik.
d.
Model
pembelajarannya lebih santai dan menyenangkan karena ketika belajar sambil
diiringi musik.
e.
Quantum
learning sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan antara berbagai
sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar seseorang.
2. Kelemahan
a. Memerlukan
dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih khusus.
b. Memerlukan proses
perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang dan terencana dengan
cara yang lebih baik.
c. Adanya
keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut situasi dan kondisi
serta waktu yang lebih banyak.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Quantum ialah interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning ialah pengajaran yang
dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan
bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan
bagi orang lain.
Konsep-konsep kunci dari
teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanan/kiri, teori otak triune
(3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestik), teori kecerdasan
ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan
simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.
Daftar
Pustaka
Ahmad
dan Joko. Model Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia,.1997). hlm.27.
De Porter dan Hernacki. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
dan Menyenangkan,.(Bandung: Kaifa, 2003)
Gordon,
Dryden. Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution Bagian I, (Bandung.
Kaifa, 2003).
Sugiarto,
Iwan. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak
Dengan Berfikir Holistik dan Kreatif. (Jakarta Gramedia Pustaka Utama:
2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar