Minggu, 25 Januari 2015

cerpen Rumahku

PELINDUNG SETIAKU

Matahari menyingsing sela sela korden kamar tidur ku, teringat ku akan perjalanan yang melelahkan yang kualami semalam, perjuanganku menuju UMP untuk mengikuti lomba Penulisan Karya Sastra Peskimida 2014.

Disaat ku mulai memsasuki gedung F UMP, rasa tegang tercampur akan kegembiraan menyelimuti perasangka ini, seakan akan aku akan bertempur melawan seribu pasukan yang akan menyerbu, aku pun mulai bertempur dengan memasuki ruangan dengan bermodalkan keyakinan dan notebook acerku ini.

Waktu dan udara yang begitu panas menggrogoti seluruh pikiran dan tubuh ini, yang membuatku rindu akan rumahku, yang penuh kesegaran, kenyamanan dan selalu memanjakan pemiliknya. Rumahku yang berada di lereng gunung sindoro, yaitu tepatnya di daerah parakan temanggung.

Hari ini, tepatnya hari sabtu 10 mei 2014, adalah hari sabtu yang sangat berbeda dengan hari hari sabtuku yang biasanya, dimana setiap hari sabtu ku berada dirumah untuk merefresh otaku dan menikmati libur kuliah. Kini aku harus merasakan sempitnya ruangan dan panasnya udara.

Entah apa yang ada dalam benaku, aku tak bisa berfikir jernih, sekan aku ingin berlari menemukan kubangan air yang bisa membuat tubuh ini segar kembali, namun aku tak bisa, aku rindu kesejukan aku ingin kesejukan, aku ingin kulit-kulitku ini merasakan betapa nikmatnya dunia. Tolonglah aku ingin pulang.

Rumahku yag berukuran 10 X 15 meter, berwarna biru yang menunjukan kesejukan yang ia punya, berpintu kayu yang menunjukan kesederhana’anya, dan beruang-ruang yang menunjukan kefungsianya, menyimpan sejuta kenangan yang takkan pernah kulupakan, rumahku yang dulunya adalah rumah nenek moyangku yang diwariskan kepada ayah dan bundakuku. Kini menjadi tempat perlindungan untuku dan seluruh anggota keluargaku, dari teriknya mentari, dinginya malam, terpaan air hujan bahkan pentir yang menyambar-nyambar. Ia tetap kokoh berdiri mengerahkan ssejuta tenaga yang ada untuk melindungi tuanya.

Kini aku berada di tempat yang jauh akan rumahku, aku rindu akan sosoknya yang sederhana nan sejuk, dari kecil sampai sekarang aku sudah menginjak umur 22 tahun, ia tak pernah bosan menjagaku, tak pernah memarahiku dan mungkin tak akan pernah mengusirku, karena aku tahu bahwa ia mempunyai jiwa yang begitu besar dan kesetiaan yang begitu tinggi.

Begitu pun juga denganku aku tak pernah bosan danganya,  aku tak pernah bosan tuk kembali kerumah, dan aku juga gak tau kenapa aku tak pernah bosan tuk rindu kepadanya, mungkin karena kesetianya menjagaku dari aku kecil sampai sekarang ini yang membuatku tak pernah bosan denganya.

Di waktu bayi aku selalu berada dirumah, bahkan aku tak pernah di ajak keluar oleh kedua orang tuaku baik itu pagi, siang, sore, apalagi  malam, karena di luar rumah cukup berbahanya buat aku, dan itu merupakan sebuah bukti bahwa satu-satunya tempat yang bisa menjagaku waktu bayi adalah rumahku.

Waktu yang tak mungkin bisa berhenti, yang terus mengantarku menuju pertumbuhan menjadi seorang manusia yang sempurna, di sela pertumbuhanku aku mulai di’ijinkan tuk keluar rumah dengan di damping seseorang yang bisa menjagaku di dalam gendonganya. Semenjak itu aku tahu akan indahnya dunia tempat dimama rumahku berpijak menacapkan cengkraman – cengkramanya untuk bertahan dari terpaan – terpaan angin, udara, petir dan sejenisnya.

Tanpa terasa aku mulai tumbuh besar, dimasa – masa sekolah dasar mungkin aku menjadi seorang bocah yang nakal, cengeng, dan meminta apapun yang aku inginkan, semasa itu aku sudah bisa keluar rumah sendiri tanpa ada yang menjagaku, bahkan aku sering keluar rumah tanpa melihat waktu, hingga awan yang tadinya biru berubah menjadi putih kejinggaan karena sang mentari telah menyembunyikan sinarnya dibalik gunung – gunung. Aku pun segera pulang kerumah tuk berlindung dari dinginya malam yang sunyi dan menakutkan. Tak ku sangka betapa besarnya jasa yang telah ia berikan kapadaku. Sungguh bisakah aku membuatnya senang, apakah yang dia inginkan seandainya ia bisa berbicara dan mengatakan apa yang dia inginkan, sungguh akau akan berusaha  mengabulkan permintaanya.

Masa remajaku tiba dimana aku lebih sering berada luar rumah di banding berdiam diri berda di rumah, aku sering keluar rumah bahkan sampai tak pulang kerumah jika harus mengerjakan tugas sekolah dirumah teman, tapi walaupun aku tidur dirumah temanku, dimana temanku mempunyai rumah yang lebih besar dan lebih megah di bandingkan dengan rumahku, aku selalu tidak bisa tidur lelap, dan sering terbangun di tengah – tengah malam, dan aku selalu rindu akan rumahku dan berangan-angan seandainya aku berada dirumahku pasti aku akan tertidur lelap dan tak terbangun sebelum ayam berkokok membangunkan tidurku, dikala itu menyadari bahwa rumahku lah yang paling nyaman dan paling sejuk untuku berlindung dan merebahkan tubuh ini disetiap malam.

16 mei 2011 itu adalah tepat tanggal pengumuman kelulusan anak SMA, pagi pagi sekali aku sudah terbangun dari tidurku, karna kuteringat akan hari pengumuman kelulusan SMA. Dari pagi aku gelisah melihat tingkah laku ayahku yang sangat santai dan belum siap – siap pergi kesekolahku tuk mengambilkan surat kelulusan yang akan dibagikan hari ini jam 09.00 WIB, waktu telah menunjukan pukul 08.00 WIB dimana ayahku masih snatai duduk di kursi tamu sambil menikmaati kopi, aku hanya mondar mandir dirumah dan sesekali mengingatkan ayahku,
Saya     : ” yah cepet donk siap – siap pergi kesekolahku “
Ayah    : “ ya ya bentar lagi ini kopinya juga belum abis  “
Saya     :  “ lah ayah Ayo donk yah “ 
Ayah    : “ iya sebentar paling palingjuga sering molor kox pembagianya “ katanya jam 09.00 tapi biasanya molor sampai jam 10.00.
Saya     : “ ya siap siap dulu kan bisa tha yah “
Ayah    : “ iya iya kalau nggak lulus Awas “
Saya     : “ Iya Ayah pasti LULUS “ hehe

Beberapa menit kemudian ayah berangkat kesekolah, aku hanya menunggu dirumah karena aku tak diijinkan ikut oleh ayahku, dengan gelisah aku duduk, berdiri terbaring, dan sesekali melihat jam, tanpa terasa waktu telah menunjukan pukul 10.30 WIB suasana dipikiranku mulai tidak karuan, kenapa ayahku belum pulang juga, padahal aku sudah tidak sabar menungguya pulang dan mengetahui hasil pengumuman kelulusanku. Aku hanya bisa merenung di rumah menunggu kembalinya ayah. Dan beberapa saat kemudian ayahku pulang dengan membawa selembar kertas pengumuman kelulusan, tanpa bicara apapun aku langsung mengambilnya, dan membacanya yang bertuliskan “LULUS” aku sangat senang diwaktu itu ketika aku tahu bahwa aku lulus.

Tanpa basa-basi aku segera memacu motorku tuk menemui teman – temanku dan ternyata teman temanku telah berkumpul di sekolah untuk konvoi bersama - sama mengelilingi kota temanggung dan kamipun berangkat untuk bersenang senang.

Petang pun tiba dimana aku harus pulang kerumah, setibanya dirumah aku langsung bersih bersih badan dan melepas kecapeanku setelah seharian bersenang senang merayakan kelulusan. Pikiranku terus terbayang akan kesenangan yang telah ku alami saat itu. Tiba – tiba pikiranku berubah menjadi pemikiran akan masa depanku, akankah aku akan meninggalkan rumah dan keluargaku setelah aku lulus sekolah ini, apa yang akan ku pilih kuliah atau kerja, aku bingung menentukan itu, sampai aku tertidurpun aku belum bisa menemukan jawaban dari pertanyaanku sendiri.

Keesokan harinya aku mendapat pesan dari guru SMK ku, bahwa hari ini akan ada tes penerimaan tenaga kerja baru disekolah yang akan dipekerjakan di bekasi, tanpa berfikir panjang aku langsung pergi kesekolah untuk mengikuti tes itu.

Selang beberapa hari kemudian aku masih bingung menentukan akan melanjutkan kuliah atau mencari kerja. Dan pada saat yang tak ku duga sebelum aku menemukan jawaban akan kelanjutan yang akan kujalani. Sebuah pesan singkat masuk ke ponsel ku yaitu pesan singkat dari guru sekolahku yang berbunyi “ selamat kamu diterima di PT Yasunli Abadi Utama Paltik “ Bekasi, aku tidak menyangka kalau aku akan diterima di PT itu. Ahirnya aku memutuskan untuk bekerja di banding kuliah.

Waktu pemberangkatan telah tiba, aku segera berkemas kemas dan pamitan kepada kedua orang tuaku, disamping rasa bahagiaku karena diterima bekerja perasaan sedih juga menyelimutiku yang belum pernah pergi dari rumah dalam waktu yang lama. Setiba di bekasi aku langsung ditempatkan dipekerjaanku yaitu sebagai operator mesin. Berhari – hari aku berada disana tak semalampun aku tidak teringat akan rumahku dan keluargaku. Namun aku harus tetap bertahan bekerja di tempat yang jauh itu karena itu sudah menjadi keputusanku ketika aku lulus sekolah, aku tak bisa pulang begitu saja karena aku takut akan mengecewakan orang tuaku.

Aku berusaha bertahan hidup di bekasi selama 1 tahun, karena sengat rinduku akan rumah dan mulculah rasa keinginanku tuk melanjutkan kuliah, aku memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanku dan kembali kerumah.

Waktu kepulangnku ke rumah telah tiba yaitu setelah surat – surat pengundurandiriku di pekerjaan terselesaikan, akupun segera berkemas – kemas membereskan barang –barangku , dengan rasa senang dan gembira aku manaiki bus yang akan membawaku menuju kota kelahiranku. Setelah semalam perjalanan tibalah aku di kota temanggung tepatnya di parakan, dengan rasa tidak sabar ingin cepat – cepat sampai dirumah aku menurini bus, sejenak aku memandang kedepan aku melihat sosok seorang laki – laki setengah tua yang sangat ku kenal dan tak diragukan lagi dahwa dia adalah ayahku, setelah aku menurunkan barang barangku dari bus aku langsung menemui ayahku dan melanjutkan perjalanan kerumah. Setibanya dirumah aku di sambut oleh keluargaku dan kerabat kerabatku, hari hariku semakin indah ketika aku dapat kembali ke rumah lagi dan hidup bersama keluargaku lagi.

Hari hari belalu dan tiba saatnya aku untuk mencari Universitas, aku harus menentukan untuk kuliah dimana, dimana kuliah itu memerlukan waktu kurang lebih 4 tahun untuk lulus, sedangkan aku yang tidak bisa jauh dari rumah.

Maka dengan itu aku memutuskan untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Magelang, yang kira – kira satu jam perjalanan dari rumahku, itu adalah universitas terdekat dari rumahku yang mempunyai prodi yang kusukai yaitu PGSD.

Hari pertama awal masuk kuliah dimuali, hari –hari itu aku masih berangkat dari rumah untuk pergi ke kampus, karena aku tidak ingin mencari kos dulu karena aku masih betah dan masih pengen dirumah, aku punbertahan menempuh perjalanan yang lumayan jauh untuk menuju ke kapus selama dua semester, sebelum rara capeku melandaku setiap hari di awal awal semester tiga karena aku harus sering pulang malem karena banyaknya kegiatan di kampus. Seakan tubuh ini tak kuat lagi menahan rasa capek yang harus kualami setiap hari.

Demi tubuh dan jiwaku aku memutuskan untuk mencari kos – kosan, meskipun rasa capek sedikit hilang namun rasa rinduku akan rumahku tak dapat lepas dari pikiranku, aku tak bisa menyamakan kosku seperti rumahku sendiri.

Aku hanya bisa bertahan hidup di kos –kosan selama 3 bulan dan aku memutuskan untuk tinggal dirumah, walaupun akan membuat tubuh ini terasa capek setiap hari aku tidak akan menghiraukanya yang penting aku bisa lebih senang kalau tinggal dirumah dari pada di kos.  Hari – hari terus berlalu aku menjalankan kuliahku seperti biasanya, dan mungkin karena aku telah terbiasa dengan perjalanan jauh ke kampus dari rumah, maka rasa cepek yang dulu kualami setiap hari itu kini menjadi hilang dan sudah menjadi hal yang biasa bagi tubuhku. Hingga sampai sekarang aku telah mencapai semester 4 aku tidak pernah berkeinginan untuk mencari kos kosan lagi.

Mungkuin karena kcintaanku dan betapa banyak kenangan - kenangan yang ada dirumah membuatku selalu merindukanya dan ingin kembali ke rumahku, ku tak bisa jauh dari rumahku karena ia selalu melindungiku dan selalu memberi kenyamanan bagi ku. Dan ku berjanji kan selalu menjaganya dan merawatnya seperti ia merawatku.

Rumahku ku rindu dikala pagi, siang, sore ataupun malam, rumahku yang selalu menenangkanku yang selalu melindungiku dan yang selalu menyambutku dikala aku pulang dan pintunya sesalu terbuka untukku dan keluargaku.
Terimaksih rumahku sungguh kau adalah pelindung yang tak akan pernah bicara untuk meminta balasan kepada tuanmu. Rumahku tetaplah kokoh dan lindungilah semua orang yang meminta perlindungan kepadamu.





Tidak ada komentar: