PENDIDIKAN
Disusun guna memenuhi tugas kelompok
Mata Kulia Pendidikan Kebudayaan dan Bahasa Daerah
Dosen Pengampu : Bpk.Tabah Subekti.S.Pd
Disusun oleh :
·
Mutiara Fitri
·
Cinde Arum A.
·
Anggi Hary P.
·
Dyah Antika Sari
·
Choirul Umam
·
Ririh Pramudiyanti
·
Dodo Prastyoko
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAGELANG
2012/2013
KATA PENGANTAR
Mari kita
panjatkan puja serta puji syukur atas kehadiran Allah swt yang memberikan
hidayah dan inayah-Nya kepada kami dalam kesempatan yang mulia ini. Kita dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Pendidikan Budi Pekerti Dalam
Dunia Pendidikan” yang mana kita sebagai mahasiswa mampu menganalisis tentang
bagaimana pendidikan budi pekerti di sekolah.
Sungguh
indah karunia Allah Swt dalam memberikan kekuatan kepada kami dalam penyusun
makalah ini. Walupun masih banyak kesalahan baik dari segi konteks maupun yang
lain. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebudayaan Dan
Bahasa Daerah.
Terselesainya
penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai
pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih kami haturkan kepada :
1.
Bapak Tabah Subekti.S.Pd , selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penulisan
makalah ini.
2.
Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
3.
Kepada semua pihak yang turut membantu dalam penulisan makalah ini yang
tak dapat kami sebutkan satu persatu.
Demikianlah
dalam penulisan makalah ini maka kami bersedia menerima saran dan kritik yang
membangun dari pembaca. Kami akan menerima dengan tangan terbuka. Kami
berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi yang lain.
Magelang, 25
Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…….....…………………………………………......…... i
Daftar Isi……………….....…………………………………………...... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang…………………………………………….………… 1
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendidikan Budi
Pekerti…………………………………. 3
B.
Makna Budi
Pekerti………………………………………….............. 4
C. Visi dan Misi Pendidikan Budi Pekerti………………………............ 5
D. Tujuan Pendidikan Budi Pekerti……………………………….......... 6
E. Peranan Budi Pekerti Dalam Membentuk Karakter Remaja……....... 6
F. Pengaruh Seorang Guru Dalam
Mengajarkan Budi Pekerti................ 8
BAB III PENUTUP
A. Simpulan…………………………………………………………..... 11
B.
Saran……………………………………………………………....... 11
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………… . 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring
dengan berjalannya waktu dari hari ke hari. Dari masa orde baru ke masa
reformasi. Indonesia sangat membutuhkan sebuah perubahan yang sangat baik. Baik
dalam segi sumber daya manusia. Manusia yang mempunyai budi dan pekerti yang
baik agar bisa mengolah Negara dengan baik. Bukan seperti yang kita lihat
sekarang ini, banyak pejabat Negara yang tak tahu diri. Tak tahu diri yang
dimaksud oleh penulis yaitu banyaknya pejabat Negara yang menggunakan
jabatannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok seperti korupsi uang Negara,
melakukan nepotisme atau bahkan adanya wakil rakyat yang mempunyai adab yaitu
membuka film porno saat berbicara tentang rakyat. Sungguh sangat memprihatinkan
pemerintah yang seperti ini. Yang lebih para lagi bahwa kurang ketegasan dari
pimpin tentang kasus itu. Mungkin mereka anggap bahwa rakyat bagaikan
film porno tersebut, yang hanya bisa ditonton.
Disini dapat
kita lihat sendiri dengan mata kepala kita bahwa kurangnya penerapan pendidikan
budi pekerti atau mungkin banyak orang yang tidak pernah diajarkan tentang budi
pekerti. Padahal kita tahu bahwa pendidikan di Indonesia setiap level selalu
disertai dengan mata pelajaran budi pekerti. Juga kita mengerti bahwa Indonesia
sangat kental dengan budaya yang disertai dengan adat istiadat yang mengajarkan
tentang budi pekerti yang baik. Contohnya kita bisa ambil dilingkungan Sumbawa
atau Lombok yang apabila seorang lewat didepan orang yang lebih tua kita harus
mengucapkan “tabeh (permisi)”. Itu berarti kita harus menghormati orang yang
lebih tua.
|
Banyak orang tua berkata bahwa sekolah merupakan
sebuah lembaga yang berfungsi untuk memanusiakan manusia. Dari kata
memanusiakan manusia maksudnya membawa manusia dari yang tidak mengerti dengan
adat kesopanan atau sopan santun menjadi mengerti. Dari peran tersebut
juga kita harus menerapkan cara Nabi Muhammad SAW agar bisa berjalan dengan
lancer yaitu seorang guru jadilah tauladan terlebih dahulu sebelum mengajarkan
tentang budi pekerti. Karena jangan sampai ilmu ini diajarkan oleh orang yang
mempunyai budi pekerti yang buruk sehingga menyebabkan lahir kata. Guru kencing
berdiri, murid kencing berlari. Jadi sungguh tragis jika terjadi seperti itu.
Jadi kalau
mau tahu bagaimana menjadi manusia yang memiliki budi pekerti yang baik mari
kita duduk dengan manis sambil membaca makalah ini. Makalah yang dibilang
memanusiakan manusia. Siapkah anda menjadi manusia yang seutuhnya?
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Budi Pekerti ?
2. Apakah makna Budi pekerti dalam pendidikan
?
3. Apa saja visi dan misi Pendidikan Budi
pekerti ?
4. Bagaimana peranan budi pekerti dalam membentuk karakter remaja
?
5. Bagaimana pengaruh seorang guru dalam
mengajarkan budi pekerti terhadap peserta didik ?
C. Tujuan
Penulis menulis
makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana seharusnya
pendidikan budi pekerti itu dalam lingkungan sekolah sehingga bisa
terelementasinya dengan baik. Agar output dari pembelajaran ini Nampak dengan
nyata dimasyarakat kita. Bukan hanya sekedar menjadi sebuah kurikulum belaka.
Adapun
tujuan lain dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah Kebudayaan Dan Bahasa Daerah
agar bisa mengikuti mata kuliah ini dengan baik.
D. Manfaat
Sesungguhnya
dalam penulisan makalah ini kami merasakan banyak manfaat baik secara lahiriah
maupun secara batiniah. Secara lahiriah kami merasakan bahwa betapa penting
ilmu budi pekerti dalam kehidupan nyata. Sehingga terbentuknya sebuah peradaban
manusia, yang selalu taat terhadap norma-norma berlaku bukan seperti yang telah
dicontohkan oleh para pemimpin ditulis dilatarbelakang diatas. Sedangkan
secara batiniah penulis merasa sangat bangga ketika mengetahui bahwa sebuah
peradaban yang baik berasal dari budi pekerti baik, begitu juga sebaliknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Budi Pekerti
Budi pekerti
pada kamus bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari Budi yang berarti sadar atau
yang menyadarkan atau alat kesadaran. Pekerti berarti melakukan secara terminologi kata budi
ialah yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran yang didorong
oleh pemikiran rasio yang disebut dengan nama karakter, sedangkan pekerti ialah
apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh perasaan hati yang disebut
behavior. Jadi dari kedua kata tersebut budi pekerti dapat diartikan sebagai
perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah
laku manusia. Budi pekerti dapat didorong oleh kekuatan yang terdapat di dalam hati.
Perbuatan yang dilaksanakan dengan kesadaran dan dengan kehendaklah yang
disebut dengan perbuatan budi pekerti.
Budi pekerti merupakan bagian dari
kehidupan manusia. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang memiliki akal pikiran.
Di samping itu manusia juga memiliki hati yang mengandung perasaan dan nurani.
Secara umum orang memandang bahwa budi pekerti yang baik adalah perilaku
seseorang dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan norma-norma, aturan-aturan,
hukum-hukum yang berlaku di masyarakat. Di samping itu, seseorang yang berbudi
pekerti yang baik adalah mereka yang taat dalam menjalankan dan mengamalkan
ajaran agama. Keluhuran budi pekerti seseorang tercermin dalam perilakunya.
Oleh karena itu, pendidikan budi pekerti sangat diperlukan karena budi pekerti
yang baik diharapkan dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
Dengan kata
lain budi pekerti berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani
kehidupan. Namun budi pekerti meliputi segala etika, tatakrama, tata susila,
prilaku baik dalam pergaulan, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Sehingga
menyebabkan terbentuknya suatu tatanan hidup yang beradab. Tapi sungguh
mustahil apabila hal tersebut terjadi ketika perbuatan itu berseberangan dengan
segala perbuatan yang mengandung perbuatan moral seperti yang tersebut diatas.
B.
Makna Budi Pekerti
Makna Budi Pekerti dalam Pendidikan Ada
berbagai ragam makna rumusan pendidikan yang telah dikemukakan oleh para pakar
sesuai dengan sudut pandang dan konteks penggunaan masing-masing rumusan
tersebut.Pendidikan (education) dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa
Latin “educare” berarti memasukkan sesuatu (Hasan Langgulung, 1988: 4).
Dalam konsteks ini, istilah pendidikan dapat dimaknai sebagai proses menanamkan
nilai-nilai tertentu ke dalam kepribadian anak didik Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Pendidikan dimaknai sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam suatu usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran itu sendiri". Dalam konteks formal, makna pendidikan
sebagaimana tertulis dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal I adalah: "Usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar
Dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara". Dalam konteks filsafat,
Driyarkoro (Madya Ekosusilo & Kasihadi, 1989) mengemukakan bahwa pendidikan
pada dasarnya adalah usaha untuk “memanusiawikan manusia”.Dalam konteks
tersebut pendidikan tidak dapat dimaknai sekedar membantu pertumbuhan secara
fisik saja, tetapi juga keseluruhan perkembangan pribadi manusia dalam konteks
lingkungan manusia yang memiliki peradabaan.
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan sekolah
pada dasarnya merupakan salah satu harapan masyarakat (sebagai wakil orang tua)
untuk mewariskan atau menanamkan nilai-nilai moral/budi pekerti yang bersumber
pada norma, etika, tradisi budaya yang dianutnya kepada generasi mereka. Oleh
karena itu bagi masyarakat, lembaga pendidikan disamping diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan berfikir dan ketrampilan hidup, juga diharapkan mampu
mewariskan nilai-nilai budaya luhur kepada anak didiknya.
C. Visi dan
Misi Pendidikan Budi Pekerti
1. Visi Pendidikan Budi Pekerti
Mewujudkan pendidikan budi pekerti sebagai bentuk pendidikan nilai, norma, etika yang berfungsi menumbuhkembangkan individu warga negara Indonesia yang berakhlak mulia dalam pemikiran, sikap, dan perbuatan sehari-hari.
2. Misi Pendidikan Budi Pekerti Yang menjadi misi pendidikan budi pekerti adalah sebagai berikut :
a. Mengoptimalkan substansi mata kuliah yang relevan, khususnya Pendidikan
Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, serta mata kuliah yang
relevan sebagai wahana pendidikan budi pekerti sehingga para mahasiswa tidak
hanya cerdas secara rasional, tetapi juga cerdas secara spiritual, emosional
dan sosial.
b. Mewujudkan tatanan dan iklim sosial budaya dunia pendidikan yang
dikembangkan sebagai lingkungan pendidikan yang memancarkan akhlak mulia atau
moral luhur sebagai wahana bagi mahasiswa, tenaga kependidikan dan pengelola
pendidikan untuk membangun interaksi edukatif dan budaya kampus yang
memancarkan akhlak mulia serta membangun ketahanan kampus, lingkungan keluarga
dan masyarakat dari pengaruh luar yang negatif.
c. Memanfaatkan masa dan lingkungan masyarakat secara selektif dan adektif
guna mendukung keseluruhan upaya menumbuh dan mengembangkan nilai-nilai budi
pekerti luhur, baik yang melalui mata kuliah yang relevan maupun pengembangan
budaya pendidikan di kampus.
d. Membangun kerjasama antara keluarga, kampus dan masyarakat dalam
penerapan pendidikan budi pekerti. Bila
kita memperhatikan visi dan misi di atas, pendidikan budi pekerti amat penting
untuk dilaksanakan baik di lingkungan keluarga, sekolah, instansi, maupun di
lingkungan masyarakat.
D. Tujuan Budi
Pekerti
Tujuan Pendidikan Budi Pekerti meliputi hal-hal berikut :
a.
Mendorong kebiasaan dan perilaku peserta didik yang
teruji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi
budaya bangsayang religius.
b.
Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
peserta didik terhadap sebagai penerus bangsa.
c.
Memupuk ketegaran dan kepekaan mental peserta didik terhadapsituasi situasi sekitarnya
sehingga tidak terjerumus ke dalam perilaku yag menyimpang baik secara
individu maupun sosial.
d.
Meningkatkan kemampuan untuk menghindari sifat-sifat tercelayang
dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
E. Perananan Budi Pekerti Dalam Membentuk Karakter Remaja
Sebelum diberikan pendidikan budi pekerti di sekolah yang pertama
kali memberikan pendidikan budi pekerti adalah keluarga. Keluarga, terutama
orang tua atau bapak ibu, memiliki kedudukan yang istimewa dimata anak-anaknya.
Karena orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mempersiapkan dan
mewujudkan kecerahan hidup masa depan anak, maka mereka dituntut untuk berperan
aktif dalam membimbing anak-anaknya dalam kehidupannya di dunia yang penuh
cobaan dan godaan dalam hal ini bapak ibu menempati posisi sebagai tempat
rujukan bagi anak, baik dalam soal beretika, moral maupun untuk memperoleh
informasi. Peran ini harus disadari oleh seseorang semenjak ia menjadi ibu atau
bapak dari anak-anak yang menjadi amanahnya. Sebagai rujukan moral, orang tua
harus memberikan teladan yang baik. Oleh karena itu, seorang bapak atau ibu
dituntut untuk bertingkah laku yang baik dan benar dalam kehidupan dan
kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian orang tua akan dapat selalu menempatkan
dirinya dalam posisi sebagai panutan, pemberi teladan dan rujukan moral yang
dapat dipertanggung jawabkan bagi anak-anaknya.
Setelah pendidikan budi pekeri itu diberikan oleh keluarga khususnya orang tua baru kemudian pendidikan budi pekeri itu diberikan baik di sekolah ataupun di masyarakat.
Pemberian pendidikan budi pekerti ini nantinya akan berperan untu pembentukan karakter remaja ke arah yang lebih baik.
Setelah pendidikan budi pekeri itu diberikan oleh keluarga khususnya orang tua baru kemudian pendidikan budi pekeri itu diberikan baik di sekolah ataupun di masyarakat.
Pemberian pendidikan budi pekerti ini nantinya akan berperan untu pembentukan karakter remaja ke arah yang lebih baik.
Peranan pemberian pendidikan budi pekerti terhadap pembentukan
karakter remaja adalah
A.
Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik bagi para
remaja yang telah tertanam dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Keluaraga
dan masyarakat merupakan pendidik pertama yang memberikan pendidikan budi
pekrti kepada anak sebelum menginjak remaja. Setelah anak menginjak remaja
pendidikan budi pekerti akan diberikan oleh guru di sekolah. Dengan pemberian
pendidikan budi pekerti di sekolah akan diharapkan anak mampu mengembangkan
pendidikan budi pekerti yang sudah diajarkan oleh keluarga dan masyarakat
sekitarnya. Suatu contoh anak yang diajarkan oleh keluarga selalu mematuhi
perintah orang tua dan tidak pernah membantahnya. Di sekolah dia diajarkan agar
selalu berbakti kepada orang tua. Di sini anak akan dapat mengembangkan
pedidikan budi pekertinya yang diterima di sekolah dalam kehidupan sehari-hari
atau sebaliknya.
B.
Penyaluran, yaitu untuk membantu remaja yang memiliki bakat
tertentu agar dapat berkembang dan bermanfaat secara optimal sesuai dengan
budaya bangsa. Misalnya anak memiiki bakat di sekolah dalam bidang wawasan yang
dimiliki sangat luas dan tingkah lakunya mendukung. Dalam hal ini bakat yang
dimiliki anak didik itu bisa disalurkan dalam suatu kegiatan yang positif,
seperti misalnya anak tersebut diikutkan dalam lomba PRB yang diadakan oleh
SENAT FIP.
C.
Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan
kelemahan remaja dalam prilaku sehari-hari. Dengan pemberian pendidikan budi
pekerti remaja di sekolah ini akan membantu memperbaiki dan membenahi kesalahan
yang dilakukan remaja dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan saja seorang remaja
yang sering membantah perkataan orang tuanya di rumah. Dengan pemberian
pendidikan budi pekerti di sekolah mengenai hormat dan bakti terhadap orang tua
merupakan wujud cinta kasih kita kepada beliau, dan membantah perkatan orang
tua di rumah itu merupakan perbuatan durhaka kepada orang tua serta akan
mendapat karma. Maka anak itu akan memperbaiki semua tingkah lakunya.
D.
Pencegahan, yaitu untuk mencegah prilaku yang tidak sesuai dengan
ajaran agama dan budaya bangsa. Peranan pendidikan budi pekerti ini akan
mencegah perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
Seperti misalnya remaja di sekolah diajarkan bahwa mencuri atau mengambil milik
orang lain itu tidak baik dan kalau kita melakukan hal tersebut kita akan masuk
neraka. Remaja yang ingin melakukan prilaku seperti itu akan mempertimbangkan
apakah prilaku tersebut akan terus dilaksanakan atau tidak akan melaksanakannya
sampai kapanpun.
E.
Pembersihan, yaitu untuk membersihkan diri dari penyakit hati,
seperti sombong, egois, iri, dengki, dan lain-lain agar remaja berkembang
sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa. Peranan pendidikan budi pekerti
ini adalah untuk pembersihan maksudnya agar sikap-sikap yang dimiliki oleh
remaja merupakan sikap yang baik dan positif yang sesuai dengan ajaran agama
dan nilai-nilai budi pekerti.
F.
Penyaringan, yaitu untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan
budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti. Peranan
pendidikan budi pekerti sebagai penyaring adalah agar para remaja nantinya
menyeleksi budaya bangsa sendiri yang patut dikembangkan dan budaya lain yang
boleh kita terima yang disesuaikan dengan budaya bangsa, nilai-nilai budi
pekerti, norma agama.
F. Pengaruh
Seorang Guru Dalam Mengajarkan Budi Pekerti
Mungkin
seandainya setiap orang ditanya, “siapakah yang paling berpengaruh dalam dunia
pendidikan pada lingkungan sekolah?” maka jawabannya tidak lain adalah guru. Karena gurulah yang mengatur
jalannya pendidikan sebuah kelas. Dia yang memplanning sebuah pendidikan
dikelas sesuai dengan kurikulum. Bahkan dia yang mengevaluasi berhasil tidaknya
sebuah kelas.
Disini akan
kita bahas bagaimanakah seorang guru bisa memberi sebuah pendidikan budi
pekerti sesuai dengan fungsi sebagai guru adalah :
a) Guru sebagai
tauladan
Disini guru
memberi sebuah contoh yang baik kepada siswa-siswi tentang penerapan dari
pendidikan budi pekerti agar siswa mudah dalam meniru-nirunya. Guru harus
mengawali pembelajaran budi perkerti harus dari diri sendiri. Namun yang
diharap disini bukan hanya belajar tapi bagaimana penerapan sehingga menjadi
seorang tauladan yang baik bagi siswa.
Guru yang
memberi sebagai tauladan tidaklah seorang guru yang kesehariannya hanya
melakukan sebuah pelanggaran norma-norma. Misalnya guru memerintah untuk
berkata sopan pada setiap orang dalam berkomunikasi. Tapi lain sisi guru yang memberi
arahan tersebut malah berkata tidak sopan (berumpat) kepada murid-murid. Apakah
murid dari guru tersebut akan mengikuti semua yang telah diajarkan?
Penulis kira itu sangatlah mustahil. Karena segala sesuatu itu harus dilihat
dari muatan. Ialah bahwa siapa yang memberi arahan baik ia juga harus
melakukannya agar tiada protes dari oleh orang lain termasuk siswa.
Jadi marilah
dari sekarang bagi teman-teman calon guru agar kita terapkan secara bersama
pekerjaan tersebut. Biar antara ungkapan sesuai dengan perbuatan. Dan perbuatan
mencerminkan diri yang berbudi pekerti yang mulia. Kalau kita tidak membohongi
diri sendiri bahwa setiap individu secara naluri menyenangi kebaikan. Contoh
kecil anda bisa memperhatikan seorang pencuri menasehati anaknya agar menjadi
anak yang baik dan tidak menjadi pencuri. Dari contoh itu, kenapa pencuri yang
sudah jelas-jelas kita tahu suatu pekerjaan buruk, tidak menyarankan anaknya
untuk mengikuti jejaknya sebagai pencuri tapi malahan sebaliknya.
b) Guru sebagai
motivator
Peran guru
selain sebagai tauladan juga seorang yang memberi motivasi (motivator) kepada
siswa-siswi agar mereka tetap semangat dalam belajar. Apalah jadinya
apabila siswa-siswi tidak semangat dalam melakukan sebuah pembelajaran. Proses
belajar itu akan menjadi tidak berhasil sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Untuk mengantipasi hal tersebut maka guru harus memompan kemauan
murid dalam belajar. Mungkin dengan memberi saran-saran yang ringan namun
sangat menusuk ke hati para pelajar.
Namun
penulis maksud disini adalah bagaimana guru memotivasi siswa-siswi mereka agar
mau mengerti tentang pendidikan budi pekerti. Mau menerapkannya pula dalam
lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Guru mampu
mengarahkan murid untuk bisa kearah yang baik seperti penerapan pendidikan budi
pekerti. Budi pekerti yang akan menjadi suatu kebiasaan dan juga selalu
diiringi oleh sebuah siraman motivasi dari guru mereka.
c) Guru sebagai
innovator
Dalam sebuah
teori pendidikan ada yang mengutamakan bahwa keberhasilan itu berorientasi pada
perubahan tingkah laku siswa-siswi sebagai dampak dari pengajaran. Perubahan
tingkah laku seperti apakah yang diinginkan dalam pembelajaran budi pekerti.
Perubahan itu tidak lain merupakan bagaimana siswa bisa menerapkan budi pekerti
menjadi sebuah kebiasaan yang tidak terpisah dari dirinya.
Dari
perubahan tingkah laku itu, guru akan memandangnya sebagai sebuah kesuksesan
sesuai dengan fungsinya sebagai innovator. Innovasi dari pendidikan budi
pekerti ialah menciptakan manusia yang mengerti tatakrama dan tatasusila dalam
masyarakat.
d) Guru sebagai
evaluator
Fungsi guru
yang terakhir dari pembahasan ini adalah sebagai evaluator. Evaluator
sebenarnya berasal dari kata evaluasi atau penilaian. Jadi bagian ini, guru
akan membicarakan tentang nilai tapi nilainya juga harus berdasarkan segi
penerapan budi pekerti. Kalau boleh penulis katakan saya lebih memandang
penilaian disini sebagai bagian dari innavasi (perubahan) karena nilai yang
baik akan menghasilkan suatu dampak baik.
Maka setiap
penilaian yang dilakukan oleh guru dalam pendidikan budi pekerti harus beracu
pada sikap dari peserta didik itu. Murid akan menjadi lebih baik dari sebelum
atau tidak. Jangan hanya menilainya hanya melalui hasil nilai ujian.
Pengajaran
budi pekerti merupakan pekerjaan yang mempelajari tentang sikap jadi
menilaiannya juga harus melalui sikap. Misalnya anak itu sudah mampu bercakap
kepada orang yang lebih tua dengan menggunakan bahasa sopan, Itulah sekilas
tentang penerapan belajar budi pekerti yang diperankan oleh berbagi segi
misalnya lingkungan sekolah dan juga pergaruh guru dalam mengajarkan ilmu
budi pekerti.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari uraian
diatas penulis ingin menyampaikan sebuah kesimpulan dari pengaruh pendidikan
peserta budi pekerti ialah budi pekerti berasal dari kata budi dan pekerti.
Budi adalah suatu pikiran jernih atau baik. Sedangkan pekerti adalah suatu
perbuatan. Jadi budi pekerti adalah suatu perbuatan yang dikuti dengan pikiran
baik.
- Saran
dan kritik
Setelah penulis menyelesaikan makalah ini. Saya merasa
sangat bermanfaat. Karena bisa mengikuti proses pembelajaran ini dengan baik.
Namun penulis juga merasa bahwa makalah ini belum sepurna. Bagi siapa saja yang
mau memberi saran dan kritik maka saya akan menerima dengan tangan terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
.http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2094267-contoh-makalah-pendidikan-budi-pekerti/#ixzz1atDe67cI
Negoro,Suryo.2008.Budi Pekerti.12 oktober
2011.Mataram: http://jagadkejawen.com/id/budi-pekerti/budi-pekerti
PENDIDIKAN
BUDI PEKERTI DAN KEKERASAN.12 oktober
2o11:matram: http://roebyarto.multiply.com/journal/item/106
Sugiyanto,lipur.2011.Pelajaran Budi Pekerti.12oktober 2011. Mataram: http://lipurs.wordpress.com/2011/06/30/pelajaran-budi-pekerti/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar