Minggu, 25 Januari 2015

pendidikan (bahasa daerah)

PENDIDIKAN
Disusun guna memenuhi tugas kelompok
Mata Kulia Pendidikan Kebudayaan dan Bahasa Daerah
Dosen Pengampu : Bpk.Tabah Subekti.S.Pd

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/7/74/Logo_of_Muhammadiyah_University_of_Magelang.jpg


Disusun oleh :
·         Mutiara Fitri
·         Cinde Arum A.
·         Anggi Hary P.
·         Dyah Antika Sari
·         Choirul Umam
·         Ririh Pramudiyanti
·         Dodo Prastyoko


PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2012/2013



KATA PENGANTAR
Mari kita panjatkan puja serta puji syukur atas kehadiran Allah swt yang  memberikan hidayah dan inayah-Nya kepada kami dalam kesempatan yang mulia ini. Kita dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Pendidikan Budi Pekerti Dalam Dunia Pendidikan” yang mana kita sebagai mahasiswa mampu menganalisis tentang bagaimana pendidikan budi pekerti di sekolah.
Sungguh indah karunia Allah Swt dalam memberikan kekuatan kepada kami dalam penyusun makalah ini. Walupun masih banyak kesalahan baik dari segi konteks maupun yang lain. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebudayaan Dan Bahasa Daerah.
Terselesainya penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih kami haturkan kepada :
1.    Bapak Tabah Subekti.S.Pd , selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penulisan makalah ini.
2.    Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
3.    Kepada semua pihak yang turut membantu dalam penulisan makalah ini yang tak dapat kami sebutkan satu persatu.
Demikianlah dalam penulisan makalah ini maka kami bersedia menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Kami akan menerima  dengan tangan terbuka. Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi yang lain.


Magelang, 25 Oktober 2012


                                                                                                Penyusun


DAFTAR ISI
                                                     
Kata Pengantar…….....…………………………………………......…...           i
Daftar Isi……………….....…………………………………………......           ii
BAB I PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang…………………………………………….…………           1  
     B.     Rumusan Masalah…………………………………………………...            2

BAB II PEMBAHASAN
      A.    Pengertian Pendidikan Budi Pekerti………………………………….          3
      B.     Makna Budi Pekerti…………………………………………..............          4    
      C.     Visi dan Misi Pendidikan Budi Pekerti………………………............          5
      D.    Tujuan Pendidikan Budi Pekerti………………………………..........           6
      E.     Peranan Budi Pekerti Dalam Membentuk Karakter Remaja…….......           6
      F.      Pengaruh Seorang Guru Dalam Mengajarkan Budi Pekerti................           8

BAB III PENUTUP
     A.    Simpulan………………………………………………………….....            11  
     B.     Saran…………………………………………………………….......            11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………         .    12



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Seiring dengan berjalannya waktu dari hari ke hari. Dari masa orde baru ke masa reformasi. Indonesia sangat membutuhkan sebuah perubahan yang sangat baik. Baik dalam segi sumber daya manusia. Manusia yang mempunyai budi dan pekerti yang baik agar bisa mengolah Negara dengan baik. Bukan seperti yang kita lihat sekarang ini, banyak pejabat Negara yang tak tahu diri. Tak tahu diri yang dimaksud oleh penulis yaitu banyaknya pejabat Negara yang menggunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok seperti korupsi uang Negara, melakukan nepotisme atau bahkan adanya wakil rakyat yang mempunyai adab yaitu membuka film porno saat berbicara tentang rakyat. Sungguh sangat memprihatinkan pemerintah yang seperti ini. Yang lebih para lagi bahwa kurang ketegasan dari pimpin tentang kasus itu.  Mungkin mereka anggap bahwa rakyat bagaikan film porno tersebut, yang hanya bisa ditonton.
Disini dapat kita lihat sendiri dengan mata kepala kita bahwa kurangnya penerapan pendidikan budi pekerti atau mungkin banyak orang yang tidak pernah diajarkan tentang budi pekerti. Padahal kita tahu bahwa pendidikan di Indonesia setiap level selalu disertai dengan mata pelajaran budi pekerti. Juga kita mengerti bahwa Indonesia sangat kental dengan budaya yang disertai dengan adat istiadat yang mengajarkan tentang budi pekerti yang baik. Contohnya kita bisa ambil dilingkungan Sumbawa atau Lombok yang apabila seorang lewat didepan orang yang lebih tua kita harus mengucapkan “tabeh (permisi)”. Itu berarti kita harus menghormati orang yang lebih tua.


 
Banyak orang tua berkata bahwa sekolah merupakan sebuah lembaga yang berfungsi untuk memanusiakan manusia. Dari kata memanusiakan manusia maksudnya membawa manusia dari yang tidak mengerti dengan adat kesopanan atau  sopan santun menjadi mengerti. Dari peran tersebut juga kita harus menerapkan cara Nabi Muhammad SAW agar bisa berjalan dengan lancer yaitu seorang guru jadilah tauladan terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang budi pekerti. Karena jangan sampai ilmu ini diajarkan oleh orang yang mempunyai budi pekerti yang buruk sehingga menyebabkan lahir kata. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Jadi sungguh tragis jika terjadi seperti itu.
Jadi kalau mau tahu bagaimana menjadi manusia yang memiliki budi pekerti yang baik mari kita duduk dengan manis sambil membaca makalah ini. Makalah yang dibilang memanusiakan manusia. Siapkah anda menjadi manusia yang seutuhnya?
B.   Rumusan masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Budi Pekerti            ?
2.      Apakah makna Budi pekerti dalam pendidikan ?
3.      Apa saja visi dan misi Pendidikan Budi pekerti ?
4.      Bagaimana peranan budi pekerti dalam membentuk karakter remaja ?
5.      Bagaimana pengaruh seorang guru dalam mengajarkan budi pekerti terhadap peserta didik ?
C.   Tujuan
Penulis menulis makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana seharusnya pendidikan budi pekerti itu dalam lingkungan sekolah sehingga bisa terelementasinya dengan baik. Agar output dari pembelajaran ini Nampak dengan nyata dimasyarakat kita. Bukan hanya sekedar menjadi sebuah kurikulum belaka.
Adapun tujuan lain dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Kebudayaan Dan Bahasa Daerah agar bisa mengikuti mata kuliah ini dengan baik.
D.   Manfaat
Sesungguhnya dalam penulisan makalah ini kami merasakan banyak manfaat baik secara lahiriah maupun secara batiniah. Secara lahiriah kami merasakan bahwa betapa penting ilmu budi pekerti dalam kehidupan nyata. Sehingga terbentuknya sebuah peradaban manusia, yang selalu taat terhadap norma-norma berlaku bukan seperti yang telah dicontohkan oleh para pemimpin  ditulis dilatarbelakang diatas. Sedangkan secara batiniah penulis merasa sangat bangga ketika mengetahui bahwa sebuah peradaban yang baik berasal dari budi pekerti baik, begitu juga sebaliknya.


BAB II
PEMBAHASAN
A.                Pengertian Budi Pekerti

Budi pekerti pada kamus bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari Budi yang berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran. Pekerti berarti melakukan secara terminologi kata budi ialah yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran rasio yang disebut dengan nama karakter, sedangkan pekerti ialah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh perasaan hati yang disebut behavior. Jadi dari kedua kata tersebut budi pekerti dapat diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Budi pekerti dapat didorong oleh kekuatan yang terdapat di dalam hati. Perbuatan yang dilaksanakan dengan kesadaran dan dengan kehendaklah yang disebut dengan perbuatan budi pekerti.

Budi pekerti merupakan bagian dari kehidupan manusia. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang memiliki akal pikiran. Di samping itu manusia juga memiliki hati yang mengandung perasaan dan nurani. Secara umum orang memandang bahwa budi pekerti yang baik adalah perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan norma-norma, aturan-aturan, hukum-hukum yang berlaku di masyarakat. Di samping itu, seseorang yang berbudi pekerti yang baik adalah mereka yang taat dalam menjalankan dan mengamalkan ajaran agama. Keluhuran budi pekerti seseorang tercermin dalam perilakunya. Oleh karena itu, pendidikan budi pekerti sangat diperlukan karena budi pekerti yang baik diharapkan dalam segala aspek kehidupan masyarakat.
Dengan kata lain budi pekerti berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan. Namun budi pekerti meliputi segala etika, tatakrama, tata susila, prilaku baik dalam pergaulan, pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Sehingga menyebabkan terbentuknya suatu tatanan hidup yang beradab. Tapi sungguh mustahil apabila hal tersebut terjadi ketika perbuatan itu berseberangan dengan segala perbuatan yang mengandung perbuatan moral seperti yang tersebut diatas.

B.                 Makna Budi Pekerti
Makna Budi Pekerti dalam Pendidikan Ada berbagai ragam makna rumusan pendidikan yang telah dikemukakan oleh para pakar sesuai dengan sudut pandang dan konteks penggunaan masing-masing rumusan tersebut.Pendidikan (education) dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin “educare” berarti memasukkan sesuatu (Hasan Langgulung, 1988: 4). Dalam konsteks ini, istilah pendidikan dapat dimaknai sebagai proses menanamkan nilai-nilai tertentu ke dalam kepribadian anak didik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan dimaknai sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam suatu usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran itu sendiri". Dalam konteks formal, makna pendidikan sebagaimana tertulis dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal I adalah: "Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara". Dalam konteks filsafat, Driyarkoro (Madya Ekosusilo & Kasihadi, 1989) mengemukakan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk “memanusiawikan manusia”.Dalam konteks tersebut pendidikan tidak dapat dimaknai sekedar membantu pertumbuhan secara fisik saja, tetapi juga keseluruhan perkembangan pribadi manusia dalam konteks lingkungan manusia yang memiliki peradabaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan sekolah pada dasarnya merupakan salah satu harapan masyarakat (sebagai wakil orang tua) untuk mewariskan atau menanamkan nilai-nilai moral/budi pekerti yang bersumber pada norma, etika, tradisi budaya yang dianutnya kepada generasi mereka. Oleh karena itu bagi masyarakat, lembaga pendidikan disamping diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berfikir dan ketrampilan hidup, juga diharapkan mampu mewariskan nilai-nilai budaya luhur kepada anak didiknya.



C. Visi dan Misi Pendidikan Budi Pekerti
1.  Visi Pendidikan Budi Pekerti

         Mewujudkan pendidikan budi pekerti sebagai bentuk pendidikan nilai, norma, etika yang berfungsi menumbuhkembangkan individu warga negara Indonesia yang berakhlak mulia dalam pemikiran, sikap, dan perbuatan sehari-hari.

2. Misi Pendidikan Budi Pekerti Yang menjadi misi pendidikan budi pekerti adalah sebagai       berikut :

a. Mengoptimalkan substansi mata kuliah yang relevan, khususnya Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, serta mata kuliah yang relevan sebagai wahana pendidikan budi pekerti sehingga para mahasiswa tidak hanya cerdas secara rasional, tetapi juga cerdas secara spiritual, emosional dan sosial.
b. Mewujudkan tatanan dan iklim sosial budaya dunia pendidikan yang dikembangkan sebagai lingkungan pendidikan yang memancarkan akhlak mulia atau moral luhur sebagai wahana bagi mahasiswa, tenaga kependidikan dan pengelola pendidikan untuk membangun interaksi edukatif dan budaya kampus yang memancarkan akhlak mulia serta membangun ketahanan kampus, lingkungan keluarga dan masyarakat dari pengaruh luar yang negatif. 
c. Memanfaatkan masa dan lingkungan masyarakat secara selektif dan adektif guna mendukung keseluruhan upaya menumbuh dan mengembangkan nilai-nilai budi pekerti luhur, baik yang melalui mata kuliah yang relevan maupun pengembangan budaya pendidikan di kampus.
d. Membangun kerjasama antara keluarga, kampus dan masyarakat dalam penerapan pendidikan budi pekerti. Bila kita memperhatikan visi dan misi di atas, pendidikan budi pekerti amat penting untuk dilaksanakan baik di lingkungan keluarga, sekolah, instansi, maupun di lingkungan masyarakat.

D. Tujuan Budi Pekerti
Tujuan Pendidikan Budi Pekerti meliputi hal-hal berikut :
a.       Mendorong kebiasaan dan perilaku peserta didik yang teruji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsayang religius.
b.      Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik terhadap sebagai penerus bangsa.
c.       Memupuk ketegaran dan kepekaan mental peserta didik terhadapsituasi situasi sekitarnya sehingga tidak terjerumus ke dalam perilaku yag menyimpang baik secara individu maupun sosial.
d.      Meningkatkan kemampuan untuk menghindari sifat-sifat tercelayang dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

E. Perananan Budi Pekerti Dalam Membentuk Karakter Remaja
            Sebelum diberikan pendidikan budi pekerti di sekolah yang pertama kali memberikan pendidikan budi pekerti adalah keluarga. Keluarga, terutama orang tua atau bapak ibu, memiliki kedudukan yang istimewa dimata anak-anaknya. Karena orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mempersiapkan dan mewujudkan kecerahan hidup masa depan anak, maka mereka dituntut untuk berperan aktif dalam membimbing anak-anaknya dalam kehidupannya di dunia yang penuh cobaan dan godaan dalam hal ini bapak ibu menempati posisi sebagai tempat rujukan bagi anak, baik dalam soal beretika, moral maupun untuk memperoleh informasi. Peran ini harus disadari oleh seseorang semenjak ia menjadi ibu atau bapak dari anak-anak yang menjadi amanahnya. Sebagai rujukan moral, orang tua harus memberikan teladan yang baik. Oleh karena itu, seorang bapak atau ibu dituntut untuk bertingkah laku yang baik dan benar dalam kehidupan dan kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian orang tua akan dapat selalu menempatkan dirinya dalam posisi sebagai panutan, pemberi teladan dan rujukan moral yang dapat dipertanggung jawabkan bagi anak-anaknya.
Setelah pendidikan budi pekeri itu diberikan oleh keluarga khususnya orang tua baru kemudian pendidikan budi pekeri itu diberikan baik di sekolah ataupun di masyarakat.
Pemberian pendidikan budi pekerti ini nantinya akan berperan untu pembentukan karakter remaja ke arah
yang lebih baik.
           

Peranan pemberian pendidikan budi pekerti terhadap pembentukan karakter remaja adalah
A.    Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik bagi para remaja yang telah tertanam dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Keluaraga dan masyarakat merupakan pendidik pertama yang memberikan pendidikan budi pekrti kepada anak sebelum menginjak remaja. Setelah anak menginjak remaja pendidikan budi pekerti akan diberikan oleh guru di sekolah. Dengan pemberian pendidikan budi pekerti di sekolah akan diharapkan anak mampu mengembangkan pendidikan budi pekerti yang sudah diajarkan oleh keluarga dan masyarakat sekitarnya. Suatu contoh anak yang diajarkan oleh keluarga selalu mematuhi perintah orang tua dan tidak pernah membantahnya. Di sekolah dia diajarkan agar selalu berbakti kepada orang tua. Di sini anak akan dapat mengembangkan pedidikan budi pekertinya yang diterima di sekolah dalam kehidupan sehari-hari atau sebaliknya.
B.     Penyaluran, yaitu untuk membantu remaja yang memiliki bakat tertentu agar dapat berkembang dan bermanfaat secara optimal sesuai dengan budaya bangsa. Misalnya anak memiiki bakat di sekolah dalam bidang wawasan yang dimiliki sangat luas dan tingkah lakunya mendukung. Dalam hal ini bakat yang dimiliki anak didik itu bisa disalurkan dalam suatu kegiatan yang positif, seperti misalnya anak tersebut diikutkan dalam lomba PRB yang diadakan oleh SENAT FIP.
C.    Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kelemahan remaja dalam prilaku sehari-hari. Dengan pemberian pendidikan budi pekerti remaja di sekolah ini akan membantu memperbaiki dan membenahi kesalahan yang dilakukan remaja dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan saja seorang remaja yang sering membantah perkataan orang tuanya di rumah. Dengan pemberian pendidikan budi pekerti di sekolah mengenai hormat dan bakti terhadap orang tua merupakan wujud cinta kasih kita kepada beliau, dan membantah perkatan orang tua di rumah itu merupakan perbuatan durhaka kepada orang tua serta akan mendapat karma. Maka anak itu akan memperbaiki semua tingkah lakunya.
D.    Pencegahan, yaitu untuk mencegah prilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa. Peranan pendidikan budi pekerti ini akan mencegah perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa. Seperti misalnya remaja di sekolah diajarkan bahwa mencuri atau mengambil milik orang lain itu tidak baik dan kalau kita melakukan hal tersebut kita akan masuk neraka. Remaja yang ingin melakukan prilaku seperti itu akan mempertimbangkan apakah prilaku tersebut akan terus dilaksanakan atau tidak akan melaksanakannya sampai kapanpun.
E.     Pembersihan, yaitu untuk membersihkan diri dari penyakit hati, seperti sombong, egois, iri, dengki, dan lain-lain agar remaja berkembang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa. Peranan pendidikan budi pekerti ini adalah untuk pembersihan maksudnya agar sikap-sikap yang dimiliki oleh remaja merupakan sikap yang baik dan positif yang sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai budi pekerti.
F.     Penyaringan, yaitu untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti. Peranan pendidikan budi pekerti sebagai penyaring adalah agar para remaja nantinya menyeleksi budaya bangsa sendiri yang patut dikembangkan dan budaya lain yang boleh kita terima yang disesuaikan dengan budaya bangsa, nilai-nilai budi pekerti, norma agama.
F. Pengaruh Seorang Guru Dalam Mengajarkan Budi Pekerti
Mungkin seandainya setiap orang ditanya, “siapakah yang paling berpengaruh dalam dunia pendidikan pada lingkungan sekolah?” maka jawabannya tidak lain adalah guru. Karena gurulah yang mengatur jalannya pendidikan sebuah kelas. Dia yang memplanning sebuah pendidikan dikelas sesuai dengan kurikulum. Bahkan dia yang mengevaluasi berhasil tidaknya sebuah kelas.
Disini akan kita bahas bagaimanakah seorang guru bisa memberi sebuah pendidikan budi pekerti sesuai dengan fungsi sebagai guru adalah :
a)  Guru sebagai tauladan
Disini guru memberi sebuah contoh yang baik kepada siswa-siswi tentang penerapan dari pendidikan budi pekerti agar siswa mudah dalam meniru-nirunya. Guru harus mengawali pembelajaran budi perkerti harus dari diri sendiri. Namun yang diharap disini bukan hanya belajar tapi bagaimana penerapan sehingga menjadi seorang tauladan yang baik bagi siswa.
Guru yang memberi sebagai tauladan tidaklah seorang guru yang kesehariannya hanya melakukan sebuah pelanggaran norma-norma. Misalnya guru memerintah untuk berkata sopan pada setiap orang dalam berkomunikasi. Tapi lain sisi guru yang memberi arahan tersebut malah berkata tidak sopan (berumpat) kepada murid-murid. Apakah murid dari guru tersebut akan mengikuti  semua yang telah diajarkan? Penulis kira itu sangatlah mustahil. Karena segala sesuatu itu harus dilihat dari muatan. Ialah bahwa siapa yang memberi arahan baik ia juga harus melakukannya agar tiada protes dari oleh orang lain termasuk siswa.
Jadi marilah dari sekarang bagi teman-teman calon guru agar kita terapkan secara bersama pekerjaan tersebut. Biar antara ungkapan sesuai dengan perbuatan. Dan perbuatan mencerminkan diri yang berbudi pekerti yang mulia. Kalau kita tidak membohongi diri sendiri bahwa setiap individu secara naluri menyenangi kebaikan. Contoh kecil anda bisa memperhatikan seorang pencuri menasehati anaknya agar menjadi anak yang baik dan tidak menjadi pencuri. Dari contoh itu, kenapa pencuri yang sudah jelas-jelas kita tahu suatu pekerjaan buruk, tidak menyarankan anaknya untuk mengikuti jejaknya sebagai pencuri tapi malahan sebaliknya.
b)  Guru sebagai motivator
Peran guru selain sebagai tauladan juga seorang yang memberi motivasi (motivator) kepada siswa-siswi agar mereka tetap semangat dalam belajar.  Apalah jadinya apabila siswa-siswi tidak semangat dalam melakukan sebuah pembelajaran. Proses belajar itu akan menjadi tidak berhasil sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Untuk mengantipasi hal tersebut maka guru harus memompan kemauan murid dalam belajar. Mungkin dengan memberi saran-saran yang ringan namun sangat menusuk ke hati para pelajar.
Namun penulis maksud disini adalah bagaimana guru memotivasi siswa-siswi mereka agar mau mengerti tentang pendidikan budi pekerti. Mau menerapkannya pula dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Guru mampu mengarahkan murid untuk bisa kearah yang baik seperti penerapan pendidikan budi pekerti. Budi pekerti yang akan menjadi suatu kebiasaan dan juga selalu diiringi oleh sebuah siraman motivasi dari guru mereka.
c)  Guru sebagai innovator
Dalam sebuah teori pendidikan ada yang mengutamakan bahwa keberhasilan itu berorientasi pada perubahan tingkah laku siswa-siswi sebagai dampak dari pengajaran. Perubahan tingkah laku seperti apakah yang diinginkan dalam pembelajaran budi pekerti. Perubahan itu tidak lain merupakan bagaimana siswa bisa menerapkan budi pekerti menjadi sebuah kebiasaan yang tidak terpisah dari dirinya.
Dari perubahan tingkah laku itu, guru akan memandangnya sebagai sebuah kesuksesan sesuai dengan fungsinya sebagai innovator. Innovasi dari pendidikan budi pekerti ialah menciptakan manusia yang mengerti tatakrama dan tatasusila dalam masyarakat.
d)  Guru sebagai evaluator
Fungsi guru yang terakhir dari pembahasan ini adalah sebagai evaluator. Evaluator sebenarnya berasal dari kata evaluasi atau penilaian. Jadi bagian ini, guru akan membicarakan tentang nilai tapi nilainya juga harus berdasarkan segi penerapan budi pekerti. Kalau boleh penulis katakan saya lebih memandang penilaian disini sebagai bagian dari innavasi (perubahan) karena nilai yang baik akan menghasilkan suatu dampak baik.
Maka setiap penilaian yang dilakukan oleh guru dalam pendidikan budi pekerti harus beracu pada sikap dari peserta didik itu. Murid akan menjadi lebih baik dari sebelum atau tidak. Jangan hanya menilainya hanya melalui hasil nilai ujian.
Pengajaran budi pekerti merupakan pekerjaan yang mempelajari tentang sikap jadi menilaiannya juga harus melalui sikap. Misalnya anak itu sudah mampu bercakap kepada orang yang lebih tua dengan menggunakan bahasa sopan, Itulah sekilas tentang penerapan belajar budi pekerti yang diperankan oleh berbagi segi misalnya lingkungan sekolah dan juga pergaruh guru  dalam mengajarkan ilmu budi pekerti.






BAB III
PENUTUP

1.             Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis ingin menyampaikan sebuah kesimpulan dari pengaruh pendidikan peserta budi pekerti ialah budi pekerti berasal dari kata budi dan pekerti. Budi adalah suatu pikiran jernih atau baik. Sedangkan pekerti adalah suatu perbuatan. Jadi budi pekerti adalah suatu perbuatan yang dikuti dengan pikiran baik.
  1. Saran dan kritik
Setelah penulis menyelesaikan makalah ini. Saya merasa sangat bermanfaat. Karena bisa mengikuti proses pembelajaran ini dengan baik. Namun penulis juga merasa bahwa makalah ini belum sepurna. Bagi siapa saja yang mau memberi saran dan kritik maka saya akan menerima dengan tangan terbuka.









DAFTAR PUSTAKA

.http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2094267-contoh-makalah-pendidikan-budi-pekerti/#ixzz1atDe67cI
Negoro,Suryo.2008.Budi Pekerti.12 oktober 2011.Mataram: http://jagadkejawen.com/id/budi-pekerti/budi-pekerti


Tidak ada komentar: