Minggu, 25 Januari 2015

memulai mengajar

MEMULAI MENGAJAR

Disusun guna memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu : Bpk. Rasidi, S.Pd.












Disusun oleh :
·         Dodo Prasetyoko
·         Mariana Maryanto
·         Cinde Arum A
·         Sukma Rahma Jati
·         Muhammad Rizqi Akbar
PGSD / D

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2012/2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada kata lain yang patut untuk kami ungkapkan selain ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan kemampuan kepada kami sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad SAW., para sahabat dan seluruh keluarga beliau serta para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Selama penyusunan makalah ini, kami telah mendapat bantuan dari berbagai pihak. Serta ucapan terima kasih juga kami persembahkan kepada semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan.kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan makalah-makalah kami selanjutnya.







Magelang, 27 Maret 2013
                                                                                       
     Penyusun




DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................             i
Kata Pengantar  .................................................................................            ii
Daftar isi ...........................................................................................                        iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................           
B.     Rumusan Masalah ...............................................................            
BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP
A.    Simpulan ..........................................................................        
B.     Saran ................................................................................        
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................          












BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru  sebagian besar terjadi dalam kelas yakni membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal. yang berhubungan dengan bakat dan minatnya. Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurangserasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan yang satu dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhannya,  maka akan terjadi gangguan terhadap PBM, baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus-menerus.
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena    secara prinsip guru memegang dua masalah pokok yaitu pengajaran dan pengelolaan kelas. Masalah pengelolaan kelas berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, bahkan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal dalam arti guru mampu menyampaikan bahan pelajaran agar dapat diserap peserta didik dengan baik. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Setiap guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengelola kelas. Moch. Uzer Usman (1995) dalam salah satu bukunya mengemukakan bahwa suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur murid dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Di sini, jelas sekali betapa pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terciptanya proses belajar-mengajar yang efektif pula.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan mengajar ?
2.      Bagaimana membaca suasana kelas ?
3.      Bagaimana menciptakan suasana kelas yang kondusif ?
4.      Bagaimana skema kerja dan perencanaan pelajaran ?
5.      Bagaimana usaha guru bertanggung jawab dalam mengajar seluruh pelajaran ?



















BAB II
PEMBAHASAN
A.            Pengertian Mengajar
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Rumusan pengertian diatas sejalan dengan pandangan William H Burton, yang mengatakan bahwa: mengajar adalah upaya dalam memberi rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proes belajar.
Menurut Nana Sujana mengajar adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar mengajar.
Menurut H. M. Arifin pengertian mengajar sebagai suatu kegiatan menyampaikan bahan pelajaran kepada pelajar, agar dapat menerima, menanggapi, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Arifin (1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian pelajaran kepada murid, agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut.
Tyson dan Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar adalah a way working with students. . . A process of interaction, the teacher does something to student, the students do something in retern. Dari definisi tersebut tergambar bahwa mengajar adalah sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.
Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
Tardif (1989) mendefinisikan mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.

B.            Memulai Pelajaran
Membuka pelajaran dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa agar ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.
Apabila menurut pengamatan guru siswa masih belum siap untuk belajar, yang terlihat dari aktivitas dan perhatian siswa belum tertuju pada pembelajaran, guru harus memberi dorongan untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk memulai pembelajaran. Dorongan tersebut bisa berupa pemberian perhatian khusus pada anak-anak yang terlihat belum siap untuk belajar, mendekati anak mengajukan pertanyaan tentang diri anak dan bentuk-bentuk perhatian lainnya. 
Apabila anak sudah siap untuk mengikuti pembelajaran, hal pertama yang dilakukan guru pada saat membuka pelajaran adalah menyampaikan tujuan pembelajaran. Ini penting bagi anak agar mereka siap secara psikologis. Dengan mengerahui tujuan pembelajaran siswa tahu apa yang didapatkan dari pembelajaran tersebut serta apa manfaatnya bagi mereka. 
Penyampaian strategi pelajaran kepada siswa merupakan hal penting lainnya yang harus dilakukan guru di dalam membuka pelajaran. Bagi siswa ini merupakan gambaran bagaimana cara mereka mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Kapan dan bagaimana bentuk keikutsertaan mereka di dalam kegiatan pembelajaran. Bila diibaratkan naik perahu pembelajaran, mereka tahu kemana perahu tersebut akan menuju, bagaimana kondisi jalan akan dilewati, serta kapan dan apa yang harus mereka lakukan untuk membantu nakhoda mencapai tujuan. 

C.            Membaca Suasana Kelas

D.            Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusif

Ø  Langkah-langkah Pengelolaan Kelas
Setidaknya ada delapan langkah yang harus dilakukan oleh guru agar mampu menguasai dan mengelola kelas dengan baik. Kedelapan langkah tersebut menurut Hunt dalam Dede Rosyada (2004: 183) yang dikutip oleh Ana Rosilawati (2008: 129-133), sebagai berikut :
1.         Melakukan Persiapan yang Cermat
Yang dimaksud persiapan yang cermat di sini adalah guru harus mengenali benar siswanya, karena mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, dan ada pula yang lambat. Mereka yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, harus diberi aktitas lainnya. Ini dimaksudkan agar mereka yang cepat mengerjakan tugas, tidak mengganggu temannya yang sedang mengerjakan tugas.

2.         Tetap menjaga dan terus mengembangkan rutinitas
Agar siswa tidak selalu dibingungkan dengan gaya dan model penugasan yang terus berubah, tidak ada salahnya guru menjaga rutinitas. Kecepatan siswa memahami apa yang akan dilakukan gurunya, akan mampu mengurangi keributan di kelas.

3.         Bersikap tenang dan terus percaya diri
Dengan ketenangan dan kepercayaan diri yang tinggi, guru akan mampu mengendalikan siswa-siswanya, sehingga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, karena dengan bersikap tenang dan percaya diri, guru tidak akan mudah panik dan kehilangan keseimbangan, serta tidak akan ragu ketika menghadapi siswa-siswanya.

4.         Bertindak dan bersikap professional
Seharusnya seorang guru harus bertindak dan bersikap profesional yang tidak hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya, namun juga mampu melaksanakan hal-hal yang terkait denagn keberhasilan tugas pokok tersebut.

5.         Mampu mengenali prilaku yang tidak tepat
Dalam hal ini guru harus mampu mengenali perilaku tidak tepat dari siswa-siswanya, yakni dalam bentuk apa perilakunya, kapan akan muncul, dan apakah perilaku tersebut sudah memerlukan respon dari guru atau belum.

6.         Menghindari langkah mundur
Jika guru tidak bisa mengatasi gangguan kecil, sehingga gangguan itu terus membesar dan mengganggu siswa lainnya maka guru tidak boleh melangkah mundur. Agar tidak melangkah mundur, maka guru harus melakukan hal-hal berikut:
a)        Tegur siswa yang melakukan perbuatan tidk benar dalam kelas, saat sudah mengganggu orang lain.
b)        Terus amati siswa yang diberi teguran agar tidak menimbulkan gangguan berikutnya
c)        Gunakan otoritas terhadap siswa yang melakukan perlawanan, dengan mengedepankan aturan yang sudah disepakati bersama.
d)       Berikan bimbingan dan arahan pada siswa-siswa yang nakal diluar kelas, dan tidak mengganggu waktu belajar siswa-siswa yang lain.
e)        Tetap tenang dan penuh percaya diri ketika menghadapi dan menyelesaikan masalah siswa di dalam kelas.

7.         Berkomunikasi dengan orang tua siswa secara efektif
Komunikasi yang baik dengan orang tua dapat membantu pengelolaan kelas, karena semua perlakuan guru terhadap siswanya memperoleh kepercayaan dari orang tuanya. Ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan orang tua siswa, apalagi kepada orang tua dari siswa yang bermasalah.

8.         Menjaga kemungkinan munculnya masalah
Agar terjaga dari kemungkinan ini, sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
a)        Penataan kelas secara fisik harus terlihat nyaman untuk belajar
b)        Kurikulum harus tersusun berbasis pada tingkat kemampuan siswa
c)        Sikap guru yang tenang, antuasias, penuh optimistik, akrab, namun tetap menjaga wibawa    keguruannya.
d)       Kemampuan guru yang selalu menjadi harapan siswa dan mampu membuktikan bahwa dia dapat memenuhi harapan mereka.
e)        Sistem yang dikembangkan di sekolah mendukung bagi guru untuk mengembangkan pengelolaan kelas yang efektif, seperti sistem administrasi akademik memungkinkan guru untuk mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran, dan terkomunikasikan dengan baik pada orang tua siswa.
f)         Membuat perencanaan untuk hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak terduga.
g)        Penampilan mengajar yang dapat diterima semua siswa, kelas dikelola dengan baik, penyampaian guru yang jelas dan mudah dipahami, dan membuat suasana yang menyenangkan bagi semua orang di dalam kelas.

Ø  Hal-hal yang Harus Dihindari
Banyak hal yang harus dihindari guru sebagai manajer kelas. Hal tersebut antara lain :
a)        Campur Tangan Yang Berlebihan
Seperti guru menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.
b)        Kelenyapan
Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alasan yang jelas dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang.
c)        Ketidak tepatan memulai dan mengahiri kegiatan
Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.
d)       Penyimpangan
Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas terganggu.
e)        Bertele-tele
Terjadi jika pembicaraan guru bersifat :mengulang-ulangi hal-hal tertentu, memperpanjang  pelajaran atau penjelasan, mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang. Hal ini  merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.
f)         Pengulangan Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadi
Guru memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama kepada seluruh kelompok sekali saja di depan kelas

E.       Skema Kerja dan Perencanaan Pelajaran
Untuk pegangan mengajar dalam jangka waktu yang lebih pendek, guru harus membuat rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran adalah satuan atau unit program pembelajaran terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana penyampaian suatu pokok atau satuan bahasan tertentu dalam satu mata pelajaran.
Isi dan alokasi waktu untuk setiap rencana pembelajaran tergantung kepada luas dan sempitnya pokok/satuan bahasan yang kalau sekarang dikenal dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Misalnya, suatu standar kompetensi/kompetensi dasar hanya membutuhkan waktu 2 jam pelajaran, mungkin bisa selesai diajarakan dalam 1x pertemuan saja. Tetapi standar/kompetensi dasar yang membutuhkan 4 jam pelajaran perlu disampaikan dalam dua kali pertemuan. Supaya tidak terlalu kaku, bagi guru yang sudah cukup lama mengajar, tidak perlu membuat rencana pembelajaran untuk setiap kali pertemuan secara terpisah-pisah, namun bisa diatur untuk satu rencana pembelajaran, misalnya mencakup materi pelajaran untuk 3-4 kali pertemuan.
Komponen-komponen rencana pembelajaran ini lebih terperinci dan lebih spesifik dibandingkan dengan komponen-komponen dalam silabus. Bentuk rencana pembelajaran yang dikembangkan pada berbagai daerah atau sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan prinsipnya harus sama. Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam rencana pembelajaran meliputi berikut ini.
a.      Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester).
b.      Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan  indikator-indikator yang hendak dicapai lalu dikembangkan sampai tujuan khusus pembelajaran.
c.      Materi pokok beserta uraiannya yang yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d.      Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator).
e.      Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator dan tujuan khusus pembelajaran.
f.       Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian).

Secara fungsional kegiatan pembelajaran dalam suatu sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan tugas utama seorang guru. Oleh karena itu untuk merealisasikan tugas dengan baik selayaknya guru memperhatikan komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran. Secara skematik komponen-komponen tersebut dapat digambarkan dengan skema seperti berikut ini.

KOMPONEN-KOMPONEN PROSES BELAJAR

F.       Usaha Guru Bertanggung Jawab dalam Mengajar Seluruh Pelajaran
Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Sedangkan guru sebagai administrator kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya.
Tanggungjawab guru menurut Hamalik (2004: 127), yaitu sebagai berikut:
1.        Guru harus menuntut murid-murid belajar. Tanggungjawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntut murid-murid melakukan kegiatan-kegiatan belajar guru mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.
2.        Turut serta membina kurikulum sekolah. Sesungguhnya guru merupakan seorang key person yang paling mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan murid.
3.        Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak dan jasmaniah). Memompakan pengetahuan kepada murid kiranya bukan pekerjaan yang sulit. Tetapi membina siswa agar menjadi manusia berwatak (berkarakter) sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah. Mengembangkan watak dan kepribadiannya, sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap, cita-cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggungjawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggungjawab guru.
4.        Memberikan bimbingan kepada murid. Bimbingan kepada murid agar mereka mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik, sangat diperlukan.
5.        Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.
6.        Menyelenggarakan penelitian. Sebagai seorang yang bergerak dalam bidang keilmuan (scientist) bidang pendidikan maka ia harus senantiasa memperbaiki cara bekerjanya.
7.        Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif. Guru tidak mungkin melaksanakan pekerjaannya secara efektif, jikalau guru tidak mengenal masyarakat seutuhnya dan secara lengkap.
8.        Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang mendasari sendi-sendi hidup dan kehidupan nasional, baik individu maupun masyarakat kecil sampai dengan kelompok sosial yang terbesar termasuk sekolah.
9.        Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia. Guru bertanggungjawab untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik. Pengertian yang baik adalah antara lain memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa.
10.    Turut menyukseskan pembangunan. Pembangunan adalah cara yang paling tepat guna membawa masyarakat ke arah kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Pembangunan itu meliputi pembangunan dalam bidang mental spiritual dan bidang materiil.
Tanggungjawab meningkatkan peranan profesional guru. Bertitik tolak dari tanggungjawab guru yang telah dikemukakan di atas maka dengan demikian guru sangat perlu meningkatkan peranan dan kemampuan profesionalnya. Tanpa adanya kecakapan yang maksimal yang dimiliki oleh guru maka kiranya sulit bagi guru tersebut mengemban dan melaksanakan tanggungjawabnya dengan cara yang sebaik-baiknya.
Wijaya dkk. (1994:9), menyebutkan beberapa tanggungjawab yang memerlukan sejumlah kemampuan yang lebih khusus dari seorang guru, yaitu:
1.        Tanggungjawab moral adalah setiap guru harus memiliki kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.        Tanggungjawab dalam bidang pendidikan di sekolah adalah setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu membuat satuan pelajaran, mampu dan memahami kurikulum dengan baik, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu memberikan nasihat, menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan, mampu membuat  dan melaksanakan evaluasi dan lain-lain.
3.        Tanggungjawab guru dalam bidang kemasyarakatan adalah turut serta menyukseskan pembangunan dalam bidang kemasyarakatan, untuk itu guru harus mampu membimbing, mengabdi kepada dan melayani masyarakat.
4.        Tanggungjawab guru dalam bidang keilmuan, yaitu guru selaku keilmuan bertanggungjawab dan turut serta memajukan ilmu, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasinya dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.

BAB III
PENUTUP
A.      Simpulan

B.       Saran
DAFTAR PUSTAKA
Soenaryo,Endang.1999.Teori Perencanaan Pendidikan.Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
Subana.Strategi Belajar Mangajar Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.














13

Tidak ada komentar: