MEMULAI MENGAJAR
Disusun guna memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu : Bpk. Rasidi, S.Pd.
Disusun oleh :
·
Dodo Prasetyoko
·
Mariana Maryanto
·
Cinde Arum A
·
Sukma Rahma Jati
·
Muhammad Rizqi Akbar
PGSD / D
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2012/2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada kata lain yang patut
untuk kami ungkapkan selain ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan, kesehatan dan kemampuan kepada kami sehingga tugas makalah
ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda
Muhammad SAW., para sahabat dan seluruh keluarga beliau serta para pengikut
beliau hingga akhir zaman.
Selama penyusunan makalah ini, kami telah mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Serta ucapan terima kasih juga kami persembahkan kepada
semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung ikut terlibat
dalam penyelesaian makalah ini.
Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dan kekhilafan.kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun
guna lebih menyempurnakan makalah-makalah kami selanjutnya.
Magelang,
27 Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
.................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................. ii
Daftar isi ...........................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ....................................................................
B.
Rumusan
Masalah ...............................................................
BAB
II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan
..........................................................................
B.
Saran
................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah
adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru sebagian besar terjadi dalam
kelas yakni membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang
optimal. yang berhubungan dengan bakat dan minatnya. Kondisi belajar yang
optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta
mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan
pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurangserasian antara tugas, dan
sarana atau alat atau terputusnya keinginan yang satu dengan keinginan yang
lain, antara kebutuhan dan pemenuhannya, maka akan terjadi gangguan
terhadap PBM, baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau
terus-menerus.
Peran
seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip
guru memegang dua masalah pokok yaitu pengajaran dan pengelolaan kelas. Masalah
pengelolaan kelas berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran. Pengelolaan kelas
merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para
calon guru, guru baru, bahkan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar
para peserta didik dapat belajar dengan optimal dalam arti guru mampu
menyampaikan bahan pelajaran agar dapat diserap peserta didik dengan baik.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan
ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti
prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran
yang ditentukan. Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang
sangat penting dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Setiap guru dituntut
memiliki kemampuan dalam mengelola kelas. Moch. Uzer Usman (1995) dalam salah
satu bukunya mengemukakan bahwa suatu kondisi belajar yang optimal dapat
tercapai jika guru mampu mengatur murid dan sarana pembelajaran serta
mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Di sini, jelas sekali betapa pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat
mutlak bagi terciptanya proses belajar-mengajar yang efektif pula.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan mengajar ?
2.
Bagaimana
membaca suasana kelas ?
3.
Bagaimana
menciptakan suasana kelas yang kondusif ?
4.
Bagaimana
skema kerja dan perencanaan pelajaran ?
5.
Bagaimana
usaha guru bertanggung jawab dalam mengajar seluruh pelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Mengajar
Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi
kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan. Rumusan pengertian diatas sejalan dengan
pandangan William H Burton, yang mengatakan bahwa: mengajar adalah upaya dalam
memberi rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa
agar terjadi proes belajar.
Menurut Nana Sujana mengajar adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar
mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha
mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan
pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar mengajar.
Menurut H. M. Arifin pengertian mengajar sebagai suatu kegiatan
menyampaikan bahan pelajaran kepada pelajar, agar dapat menerima, menanggapi,
dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
Arifin
(1978) mendefinisikan bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan
penyampaian pelajaran kepada murid, agar dapat
menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran tersebut.
Tyson dan
Caroll (1970) mengemukakan bahwa mengajar adalah a way working with students. .
. A process of interaction, the teacher does something to student, the students
do something in retern. Dari definisi tersebut tergambar bahwa mengajar adalah
sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang
sama-sama aktif melakukan kegiatan.
Nasution
(1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga
terjadi proses belajar.
Tardif
(1989) mendefinisikan mengajar adalah any action performed by an individual
(the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual
(the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang
(dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain
(dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
B.
Memulai Pelajaran
Membuka
pelajaran dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa agar ikut merasa terlibat
memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian
siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.
Apabila
menurut pengamatan guru siswa masih belum siap untuk belajar, yang terlihat
dari aktivitas dan perhatian siswa belum tertuju pada pembelajaran, guru harus
memberi dorongan untuk menciptakan kondisi yang kondusif untuk memulai
pembelajaran. Dorongan tersebut bisa berupa pemberian perhatian khusus pada
anak-anak yang terlihat belum siap untuk belajar, mendekati anak mengajukan
pertanyaan tentang diri anak dan bentuk-bentuk perhatian lainnya.
Apabila
anak sudah siap untuk mengikuti pembelajaran, hal pertama yang dilakukan guru
pada saat membuka pelajaran adalah menyampaikan tujuan pembelajaran. Ini
penting bagi anak agar mereka siap secara psikologis. Dengan mengerahui tujuan
pembelajaran siswa tahu apa yang didapatkan dari pembelajaran tersebut serta
apa manfaatnya bagi mereka.
Penyampaian
strategi pelajaran kepada siswa merupakan hal penting lainnya yang harus
dilakukan guru di dalam membuka pelajaran. Bagi siswa ini merupakan gambaran
bagaimana cara mereka mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan. Kapan dan
bagaimana bentuk keikutsertaan mereka di dalam kegiatan pembelajaran. Bila
diibaratkan naik perahu pembelajaran, mereka tahu kemana perahu tersebut akan
menuju, bagaimana kondisi jalan akan dilewati, serta kapan dan apa yang harus
mereka lakukan untuk membantu nakhoda mencapai tujuan.
C.
Membaca Suasana Kelas
D.
Menciptakan Suasana Kelas yang Kondusif
Ø
Langkah-langkah Pengelolaan Kelas
Setidaknya
ada delapan langkah yang harus dilakukan oleh guru agar mampu menguasai dan
mengelola kelas dengan baik. Kedelapan langkah tersebut menurut Hunt dalam Dede
Rosyada (2004: 183) yang dikutip oleh Ana Rosilawati (2008: 129-133), sebagai
berikut :
1.
Melakukan
Persiapan yang Cermat
Yang dimaksud persiapan yang cermat
di sini adalah guru harus mengenali benar siswanya, karena mereka memiliki
kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas
dengan cepat, dan ada pula yang lambat. Mereka yang memiliki kemampuan
mengerjakan tugas dengan cepat, harus diberi aktitas lainnya. Ini dimaksudkan
agar mereka yang cepat mengerjakan tugas, tidak mengganggu temannya yang sedang
mengerjakan tugas.
2.
Tetap
menjaga dan terus mengembangkan rutinitas
Agar siswa tidak selalu dibingungkan
dengan gaya dan model penugasan yang terus berubah, tidak ada salahnya guru
menjaga rutinitas. Kecepatan siswa memahami apa yang akan dilakukan gurunya,
akan mampu mengurangi keributan di kelas.
3.
Bersikap
tenang dan terus percaya diri
Dengan ketenangan dan kepercayaan
diri yang tinggi, guru akan mampu mengendalikan siswa-siswanya, sehingga proses
pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, karena dengan
bersikap tenang dan percaya diri, guru tidak akan mudah panik dan kehilangan
keseimbangan, serta tidak akan ragu ketika menghadapi siswa-siswanya.
4.
Bertindak
dan bersikap professional
Seharusnya seorang guru harus bertindak
dan bersikap profesional yang tidak hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya,
namun juga mampu melaksanakan hal-hal yang terkait denagn keberhasilan tugas
pokok tersebut.
5.
Mampu mengenali
prilaku yang tidak tepat
Dalam hal ini guru harus mampu
mengenali perilaku tidak tepat dari siswa-siswanya, yakni dalam bentuk apa
perilakunya, kapan akan muncul, dan apakah perilaku tersebut sudah memerlukan
respon dari guru atau belum.
6.
Menghindari
langkah mundur
Jika guru tidak bisa mengatasi
gangguan kecil, sehingga gangguan itu terus membesar dan mengganggu siswa
lainnya maka guru tidak boleh melangkah mundur. Agar tidak melangkah mundur,
maka guru harus melakukan hal-hal berikut:
a)
Tegur siswa
yang melakukan perbuatan tidk benar dalam kelas, saat sudah mengganggu orang
lain.
b)
Terus amati
siswa yang diberi teguran agar tidak menimbulkan gangguan berikutnya
c)
Gunakan
otoritas terhadap siswa yang melakukan perlawanan, dengan mengedepankan aturan
yang sudah disepakati bersama.
d)
Berikan
bimbingan dan arahan pada siswa-siswa yang nakal diluar kelas, dan tidak
mengganggu waktu belajar siswa-siswa yang lain.
e)
Tetap tenang
dan penuh percaya diri ketika menghadapi dan menyelesaikan masalah siswa di
dalam kelas.
7.
Berkomunikasi
dengan orang tua siswa secara efektif
Komunikasi yang baik dengan orang
tua dapat membantu pengelolaan kelas, karena semua perlakuan guru terhadap
siswanya memperoleh kepercayaan dari orang tuanya. Ini dimaksudkan agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman dengan orang tua siswa, apalagi kepada orang tua dari
siswa yang bermasalah.
8.
Menjaga
kemungkinan munculnya masalah
Agar terjaga dari kemungkinan ini,
sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:
a)
Penataan
kelas secara fisik harus terlihat nyaman untuk belajar
b)
Kurikulum
harus tersusun berbasis pada tingkat kemampuan siswa
c)
Sikap guru
yang tenang, antuasias, penuh optimistik, akrab, namun tetap menjaga wibawa
keguruannya.
d)
Kemampuan
guru yang selalu menjadi harapan siswa dan mampu membuktikan bahwa dia dapat
memenuhi harapan mereka.
e)
Sistem yang
dikembangkan di sekolah mendukung bagi guru untuk mengembangkan pengelolaan
kelas yang efektif, seperti sistem administrasi akademik memungkinkan guru
untuk mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran, dan terkomunikasikan dengan
baik pada orang tua siswa.
f)
Membuat
perencanaan untuk hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak terduga.
g)
Penampilan
mengajar yang dapat diterima semua siswa, kelas dikelola dengan baik,
penyampaian guru yang jelas dan mudah dipahami, dan membuat suasana yang
menyenangkan bagi semua orang di dalam kelas.
Ø
Hal-hal yang Harus Dihindari
Banyak hal yang harus dihindari guru
sebagai manajer kelas. Hal tersebut antara lain :
a)
Campur
Tangan Yang Berlebihan
Seperti guru
menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak,
maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak
memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja.
b)
Kelenyapan
Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu
intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan
atau sajian tanpa alasan yang jelas dan membiarkan pikiran anak
mengawang-awang.
c)
Ketidak
tepatan memulai dan mengahiri kegiatan
Terjadi jika
guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya.
d)
Penyimpangan
Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru
terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan tempat duduk yang
tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu
jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas terganggu.
e)
Bertele-tele
Terjadi jika pembicaraan guru bersifat
:mengulang-ulangi hal-hal tertentu, memperpanjang pelajaran atau
penjelasan, mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang. Hal ini
merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya
mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di
kelas.
f)
Pengulangan
Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadi
Guru memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak
perlu membagi kelas dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi
petunjuk ke setiap kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama
kepada seluruh kelompok sekali saja di depan kelas
E.
Skema Kerja dan Perencanaan Pelajaran
Untuk pegangan mengajar dalam jangka
waktu yang lebih pendek, guru harus membuat rencana pembelajaran. Rencana
pembelajaran adalah satuan atau unit program pembelajaran terkecil untuk jangka
waktu mingguan atau harian yang berisi rencana penyampaian suatu pokok atau
satuan bahasan tertentu dalam satu mata pelajaran.
Isi dan alokasi waktu untuk setiap rencana
pembelajaran tergantung kepada luas dan sempitnya pokok/satuan bahasan yang
kalau sekarang dikenal dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Misalnya, suatu standar kompetensi/kompetensi dasar hanya membutuhkan waktu 2
jam pelajaran, mungkin bisa selesai diajarakan dalam 1x pertemuan saja. Tetapi
standar/kompetensi dasar yang membutuhkan 4 jam pelajaran perlu disampaikan
dalam dua kali pertemuan. Supaya tidak terlalu kaku, bagi guru yang sudah cukup
lama mengajar, tidak perlu membuat rencana pembelajaran untuk setiap kali
pertemuan secara terpisah-pisah, namun bisa diatur untuk satu rencana
pembelajaran, misalnya mencakup materi pelajaran untuk 3-4 kali pertemuan.
Komponen-komponen rencana pembelajaran
ini lebih terperinci dan lebih spesifik dibandingkan dengan komponen-komponen
dalam silabus. Bentuk rencana pembelajaran yang dikembangkan pada berbagai
daerah atau sekolah mungkin berbeda-beda, tetapi isi dan prinsipnya harus sama.
Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam rencana pembelajaran meliputi berikut
ini.
a.
Identitas mata pelajaran (nama mata
pelajaran, kelas, semester).
b.
Standar Kompetensi, Kompetensi dasar
dan indikator-indikator yang hendak dicapai lalu dikembangkan sampai
tujuan khusus pembelajaran.
c.
Materi pokok beserta uraiannya yang yang
perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.
d.
Strategi pembelajaran (kegiatan
pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi
dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar
dan indikator).
e.
Alat dan media yang digunakan untuk
memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator dan
tujuan khusus pembelajaran.
f.
Penilaian dan tindak lanjut (prosedur
dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta
tindak lanjut hasil penilaian).
Secara fungsional kegiatan pembelajaran dalam suatu sekolah sebagai lembaga
pendidikan merupakan tugas utama seorang guru. Oleh karena itu untuk
merealisasikan tugas dengan baik selayaknya guru memperhatikan
komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran. Secara skematik
komponen-komponen tersebut dapat digambarkan dengan skema seperti berikut ini.
KOMPONEN-KOMPONEN PROSES BELAJAR
F.
Usaha Guru Bertanggung Jawab dalam Mengajar Seluruh
Pelajaran
Guru sebagai pembimbing memberi
tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah
yang dihadapinya. Sedangkan guru sebagai administrator kelas pada hakikatnya
merupakan jalinan antara pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya.
Tanggungjawab guru menurut Hamalik
(2004: 127), yaitu sebagai berikut:
1.
Guru harus menuntut murid-murid
belajar. Tanggungjawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntut
murid-murid melakukan kegiatan-kegiatan belajar guru mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang diinginkan.
2.
Turut serta membina kurikulum
sekolah. Sesungguhnya guru merupakan seorang key person yang paling mengetahui
tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan murid.
3.
Melakukan pembinaan terhadap diri
siswa (kepribadian, watak dan jasmaniah). Memompakan pengetahuan kepada murid
kiranya bukan pekerjaan yang sulit. Tetapi membina siswa agar menjadi manusia
berwatak (berkarakter) sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah. Mengembangkan
watak dan kepribadiannya, sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap, cita-cita,
berpikir dan berbuat, berani dan bertanggungjawab, ramah dan mau bekerja sama,
bertindak atas dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi
tanggungjawab guru.
4.
Memberikan bimbingan kepada murid.
Bimbingan kepada murid agar mereka mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan
masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional
yang baik, sangat diperlukan.
5.
Melakukan diagnosis atas
kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar.
6.
Menyelenggarakan penelitian. Sebagai
seorang yang bergerak dalam bidang keilmuan (scientist) bidang pendidikan maka
ia harus senantiasa memperbaiki cara bekerjanya.
7.
Mengenal masyarakat dan ikut serta
aktif. Guru tidak mungkin melaksanakan pekerjaannya secara efektif, jikalau
guru tidak mengenal masyarakat seutuhnya dan secara lengkap.
8.
Menghayati, mengamalkan, dan
mengamankan Pancasila. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang
mendasari sendi-sendi hidup dan kehidupan nasional, baik individu maupun
masyarakat kecil sampai dengan kelompok sosial yang terbesar termasuk sekolah.
9.
Turut serta membantu terciptanya
kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia. Guru bertanggungjawab untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik. Pengertian yang baik adalah
antara lain memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa.
10. Turut
menyukseskan pembangunan. Pembangunan adalah cara yang paling tepat guna
membawa masyarakat ke arah kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Pembangunan itu
meliputi pembangunan dalam bidang mental spiritual dan bidang materiil.
Tanggungjawab meningkatkan peranan
profesional guru. Bertitik tolak dari tanggungjawab guru yang telah dikemukakan
di atas maka dengan demikian guru sangat perlu meningkatkan peranan dan
kemampuan profesionalnya. Tanpa adanya kecakapan yang maksimal yang dimiliki
oleh guru maka kiranya sulit bagi guru tersebut mengemban dan melaksanakan
tanggungjawabnya dengan cara yang sebaik-baiknya.
Wijaya dkk. (1994:9), menyebutkan
beberapa tanggungjawab yang memerlukan sejumlah kemampuan yang lebih khusus
dari seorang guru, yaitu:
1.
Tanggungjawab moral adalah setiap
guru harus memiliki kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan
moral Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Tanggungjawab dalam bidang
pendidikan di sekolah adalah setiap guru harus menguasai cara belajar-mengajar
yang efektif, mampu membuat satuan pelajaran, mampu dan memahami kurikulum
dengan baik, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi siswa, mampu
memberikan nasihat, menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan layanan,
mampu membuat dan melaksanakan evaluasi dan lain-lain.
3.
Tanggungjawab guru dalam bidang
kemasyarakatan adalah turut serta menyukseskan pembangunan dalam bidang
kemasyarakatan, untuk itu guru harus mampu membimbing, mengabdi kepada dan
melayani masyarakat.
4.
Tanggungjawab guru dalam bidang
keilmuan, yaitu guru selaku keilmuan bertanggungjawab dan turut serta memajukan
ilmu, terutama ilmu yang telah menjadi spesialisasinya dengan melaksanakan
penelitian dan pengembangan.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Soenaryo,Endang.1999.Teori
Perencanaan Pendidikan.Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.
Subana.Strategi
Belajar Mangajar Bahasa Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.
13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar