Senin, 03 Agustus 2015

TAHLUKAN ALAM DENGAN CINTA, mt sumbing 3371 MDPL

TAKLUKAN ALAM DENGAN CINTA
Mt Sumbing 3371 mdpl

Beerrrr  dinginya pagi ini. Diterpa tubuh ini oleh udara pagi yang masuk melalui celah-celah jendela kamar tidurku. Yang membuatku terbangun dari mimpi indahku. Langsung ku ambil HP nokiaku dan kulihat jam telah menunjukan pukul 05.00 wib. Akupun segera bergegas bangun dan mengambil air wudhu tuk menjalankan sholat subuh. Usoli faardos subuhi rok ataini mustakbililkiblati ada’a lillahi ta’ala… Allahuakbar…. Asalamualaikumwarahmatullah inni asalukal fauzabil Jannah, assalamualaikumwarahmatullah inni asalukal najata minannariwal afwa hidal hisab….Selesai sholat subuh ku melakukan dzikir sebentar. La ilaha ilallah.
Setelah selesai akupun meninggalkan tempat ibadahku. Dingin pagi ini semakin merasuk kedalam tubuh ini membuatku teringat akan dinginya puncak gunung sumbing yang hampir membuat tubuh ini tak dapat berjalan lagi. Waktu itu 1 agustus 2015 aku dan sepuluh temanku melakukan perjalanan menuju puncak gunung sumbing untuk melihat kekuasaan Allah swt dari atas puncak gunung sumbing.
Kami bersebelas berangkat dari desa tercinta kami yaitu dusun Tanduran Caturanom kec. Parakan Kab. Temanggung pukul 14.00 wib, kami berjalan menuju ke jalan tempat kami menunggu bis yang akan kami tumpangi sampai ke base camp gunung sumbing. Telah lama kami menunggu, bis pun tak kunjung tiba kamipun berinisiatif untuk mencari tumpangan selama bis belum kunjung tiba. Datanglah mobil carry berwarna hitam melawati jalan tempat kami menunggu, kami bersebelaspun melambaikan tangan bertanda kami ingin menghentikan laju mobil tersebut sambil berteriak mas ikut, mas iku,t masssss ikuuuutttt, akhirnya mobil carry pun berhenti, salah satu dari kami bertanya kepada sopir mobil tersebut untuk meminta tumpagan, “mas mau kemana mas”, “mau ke kretek dek”, “boleh kami minta tumpangan mas”, “ow, boleh dek naik aja”, “ow ya mas, terimakasih”. Alhamduliilah berkat kebaikan sopir mobil carry tersebut akhirnya kami dapat kendaraan untuk menuju base camp gunung sumbing yang berada di desa Garung kec. Kledung, kab. Temanggung. Setelah kurang lebih 20 menit kami pun tiba di gerbang desa Garung, kamipun segera melanjutkan perjalanan ke tempat base camp yang berjarak kurang lebih 200 meter dari gerbang desa Garung.
Kami tiba di basecamp pukul 14.35 menit, di basecamp kami segera mendaftarkan diri di temapat pendaftaran pendaki gunung Sumbing. Setiap anak yang ingin mendaki dikenakan biaya sebesar Rp 5.000,- setelah mendaftar kami beristirahat di basecamp sejenak. Setelah beristirahat dan waktu telah menunjukan pukul 15.00 wib kami pun segera melakukan perjalanan menuju puncak gunung Sumbing. Sebelum berangkat kami bersebelas tak lupa berdoa kepada Allah swt supaya diberi keselamatan. Setelah berdoa kami langsung melanjutkan perjalanan kami. Selangkah demi selangkah setapak demi setapak. Selang beberapa menit kami telah melewati Desa Garung, kamipun tiba di daerah persawahan, belum sampai jauh kami pun telah merasa lelah namun semangat kami mengalahkan rasa lelah itu. tibalah di tempat peristirahatan yang berada ditengah perjalanan di area persawahan, kamipun beristirahat dan melakukan sholat Asar berjamaah karena waktu telah memasuki sholat asar. Setelah selesai sholat dan berdoa kamipun melanjutkan perjalanan kami.
Haus dan dahaga mulai tersa di tenggorokan kami, kamipun segera minum air bekal yang kami bawa. Setelah sekitar 2 jam berjalan sekitar pukul 17.00 wib kami pun tiba di pos 1 Malim yaitu perbatasan antara persawahan dan hutan digunung. Di pos 1 kami beristirahat sejenak, setelah rasa capek hilang kami melanjutkan perjalanan kami menusuri hutan, baru beberapa meter kita berjalan rintangan telah kami dapat yaitu jalanan yang berdebu tebal membuat sesak napas kami tan pedas mata kami, namun kami tidak pantang menyerah dan terus melanjutkan perjalanan. Licinya debu yang derada di jalan membuat kami melambatkan perjalanan kami. Pukul 18.00 wib kami tiba di pencit engkrak yaitu tengah tengah antara pos 1 dan pos 2. Kami pun beristirahat di situ melakukan sholat magrib, makan dan minum. Entah mengapa makanan yang apabila kita makan dirumah rasanya biasa saja tetapi kalau kita makan digunung rasanya sangat enak nan lezat. Walaupun makanan hanya sekedar nasi kupat dan mie rebus.
Kami beristirahat di pencit engkrak sekitar satu jam, kami melanjutkan perjalanan dari pecit engkrak pukul 19.00 wib. Jalan masih sama dengan tadi yaitu berdebu tebal hanya di tambah kita harus memakai senter sebagai penerang karena keadaan telah malam. Setelah kurang lebih satu jam berjalan kami sampai di pos 2 Genus. Di pos dua kami beristirahat dan minum secukupnya. Setelah cukup beristirahat kami melanjutkan perjalanan kami. Dua jam kemudian tepatnya pukul 21.00 wib kami sampai di pos 3 Sedelupak Roto. Kamipun beristirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan lagi. Satu jam kemudian tepatnya pukul 22.00 wib kami berada di Pestan (pasar setan) kami beristirahat di situ makan cemilan, membuat api untuk menghangatkan badan, dan melakukan sholat isya di situ. Setelah kurang lebih 40 menit kami melanjutkan perjalanan kami. Kali ini di Pestan jalanan sduah berbeda yaitu tanah kering yang sedikit berpasir. Yaitu jalanan yang sangat licin dan kalau kita tidak berhati-hati kita dapat terpeleset ke bawah dan dapat jatuh ke jurang di tepian jalan.
Baru berjalan beberapa meter halangan kembali datang menghampiri kami. Angin yang semula kecil dibawah Pestan tiba-tiba besar ketika kami berjalan di pestan. Angin yang besar tersebut membuat pasir dan debu bertaburan membuat mata kami keliliban. Ketika angin datang kami pun terpaksa berhenti dan menghadapkan tubuh kami ke bawah agar debu dan pasir tidak mengenai mata kami. Setelah angin hilang kami berjalan lagi dan jika angin datang kami pun berbalik lagi. Itu kami lakukan sejauh kurang lebih 500 meter.
Setelah melewati Pestan kami pun tiba di Pasar Watu, yaitu jalan berbatu terjal dan apabila kami tidak berhati-hati kami akan terpeleset oleh licinya batu dan dapat terhempas angin yang semakin besar dan menyerupai badai. Semangat kami tak kunjung luntur akan rintangan rintangan yang menghampiri perjalanan kami. Kamipun tetap bertekat menyelesaikan perjalanan kami. Sambil berjalan sambil berdoa. Sepanjang jalan kaki kami terus berjalan dan mulut kami terus berdoa sebisa kami. Kami terus berjalan melawan dinginya malam ditambah terpaan angin yang semakin keatas semakin besar. Suara gemuruh anginpun membuat kami ser-seran dan membuat takut. Beratnya perjalan ini akhirnya kamipun tiba di pos 4 atau km VI Watu kotak sekitar pukul 12.00 wib di sini kami berhenti dan menyalakan api untuk menghangatkan tubuh kami yang telah menggigil. Kami menghangatkan seluruh tubuh kami.
Setelah hangat, kami melanjutkan perjalanan kami, kali ini kami berjalan di atas bebatuan terjal. Lagi – lagi angin yang semakin besar membuat tubuh ini menjadi menggigil kembali. Kamipun terus memaksa melanjutkan perjalanan kami hingga sampai puncak sumbing. Sambil merangkak kami berjalan di sisa-sisa tenaga kami. Setelah satu jam berjalan sekitar pukul 01.00 wib tubuh ini mengalahkan semangat kami untuk mencapai puncak sumbing. Kami bersebelaspun sepakat untuk menghentikan perjalanan ini dan melanjutkan keesokan harinya. Karena tempat nya miring dan sangat kecil tempat yang datar dan tidak dapat menampung dua tenda kami pun berpisah menjadi dua kelompok. Satu kelompok pertama berjumlah 5 anak telah mendapatkan tempat datar. Dan saya dan 5 teman saya berada di kelompok dua yang masih berjalan keatas untuk mencari tempat datar guna mendirikan tenda. Kami berenam terus berjalan. Tak kunjung kami dapatkan tempat datar untuk mendirikan tenda. Tubuh ini semakin lemah dan menggigil sehingga kami pun tak kuat lagi untuk berjalan. Sehingga kami memutuskan untuk membuat tenda di daerah yang miring. Angin pun terus menerpa kami selagi kami mendirikan tenda.
Setelah susah payah kami mendirikan tenda. Sebelum kami memasuki tenda, tenda pun terkena terpaan angin sehingga tenda kami roboh. Betapa sedihnya kami setelah susah payah mendirikan tenda, begitu terkena terpaan angin langsung roboh. Tak kuat lagi mencari tempat yang datar, kami berenam memutuskan untuk tetap tidur di situ dengan keadaan tendak yang roboh. Kami menggunakan tenda hanya untuk berselimut. Susahnya tidur ditrmpat yang dingin. Dengan rasa menggigil kami mencoba untuk tidur. Kami membalut tubuh kami dengan mantel, selimut dan beberapa kain sarung yang kami bawa. setelah lama merasakan dingin kami pun tertidur.
Denginya malam itu membuat kami tika dapat tertidur nyenyak, baru sebentar kami tertidur kami terbangun oleh terpaan angin yang semakin membesar, kamipun memaksa tubuh ini untuk tetap tidur, tubuh ini tidak dapat ditidurkan lagi akupun segera mengambil hpku yang berada di kantong tuk melihat jam. Waktu itu menunjukan pukul 04.00 wib, aku dan teman-temanku belum berani keluar dari tenda roboh kami, karena cuacanya yang sangat dingin. Kami hanya bisa bertahan dibawah tenda roboh kami. Waktu telah menunjukan pukul 05.30 wib. Akupun memberanikan diri keluar dari tenda roboh itu karena rasa penasaranku untuk melihat sun rise (matahari terbit) dan rasa menahan kencing yang sangat mendalam. Aku pun keluar tenda dan diikuti oleh kedua temanku. Aku pun segera melepaskan air kncingku yang telah lama kutahan entah berapa jam aku menahan air kencing yang ingin keluar itu. lama sekali air kencing itu keluar dan tak kunjung habis haha beeerrr menggigil tubuhku dan akhirnya air kencing itu habis. Kulihat langit sebelah timur laut telah berwana orange pertanda matahari mau terbit karena ku tak dapat melihat langit sebelah timur karena tertutup oleh gunung karena ku berada di barat daya gunung.
Perasaan ku kecewa karena ku telah menduga bahwa aku tidak akan dapat melihat sun rise. Dan aku hanya dapat melihat keindahan gunung sindoro yang berada di utara gunung sumbing. Waktu telah menunjukan pukul 06.00 wib dan artinya sun rise telah berlangsung. Namun kerana rasa penesaranku dan teman temanku untuk melihat puncak sumbing kami segera bergegas melanjutkan perjalanan ka puncak. Namaun sayangnya 2 teman kami tidak dapat melanjutkan perjalanan ke puncak karena tidak kuat dengan rasa dingin pagi itu. Kami berempat melanjutkan perjalanan kepuncak dengan meninggalkan 2 teman kami di tenda dan meninggalkan barang barang kami. Sekitar perjalanan setengah jam kami telah tiba di puncak gunung sumbing. Perjalanan kami terhitung cepat karena kami tidak membawa barang-barang kami. Setelah sampai di puncak kami melihat pemandangan dari atas gunung sumbing. Terbayar sudah rasa lelah, dingin, terpaan badai yang menghampiri kami selama perjalan kami menuju ke puncak sumbing dengan pemandangan yang sangat indah dari atas puncak gunung sumbing. Aku dan teman-temanku takjub akan ciptaan Allah swt yang sangat menabjubkan itu. kami melihat desa desa yang berada di lereng gunung sumbing dan sindoro. Betapa kecil rumah-rumah yang berada di bawah. Membuat kami sadar betapa kecilnya kita. Manusia sangat kecil dibandingkan dengan alam ini namun mengapa kita manusia masih nagkuh dan sering meninggalkan perintah-perintah dan menganggap remeh larangan-larangan dari tuhan kita Allah swt.
Begitu lama kita di puncak menikmati pemandangan dari atas gunung sumbing dan melakukan foto-foto untuk kami abadikan sebagai kenang kenangan kami ketika kami pulang kerumah nanti. Begitu indahnya pemandangan membuat kami lupa untuk turun. Wakktu telah menunjukan pukul 08.30 wib kami pun segera turun ke tenda. Setelah kami sampai di tenda kami segera memasak nasi jagung yang kami bawa dan merebus mie instan. Kami nyalakan kompor kami dan bergegas memasaknya. Setelah masak kami makan bersama-sama dan walaupun makanan yang kami makan sangat sederhana namun rasanya sangat enak nan lezat.
Setelah kami selesai makan kami bergegas dan berkemas-kemas merapikan tenda dan barang barang kami. Setelah selesai, kami bergegas untuk melanjutukan perjalan pulang. Kami turunn dari gunung pukul 11.00 wib. Kami menelusuri bebatuan, jalan berpasir berdebu sambil menikmati keindahan pemandangan alam dari gunung sumbing. Setelah sampai pestan (pasar setan) ternya kelompok 1 telah menunggu kami di situ. Dan kami berjalan bersama-sama lagi. Waktu turun kami sangat cepat dibandingkan waktu kami mendaki (naik). Baru kita berjalan selama 3 setengah jam kami telah sampai di pos 1 sekitar pukul 14.30 wib (perbatasan antara persawahan dan hutan). Kami beristirahat disitu, setelah beristirahan kami melanjutkan perjalanan ke base camp, tibalah di base camp pukul 16.00 wib. Setelah tiba di base camp kami melaporkan kelompok kami kepada petugas base camp bawha kelompok kami telah turun dari gunung sumbing dengan selamat. Setelah melapor kami beristirahat untuk makan dan membeli setiker gunung sumbing yang ada di base camp. Pukul 17.00 wib kami melanjutkan pulang ke rumah. Dengan menaiki bis. Setelah sampai di jalan raya untuk kedua kalinya kita mendapat tumpangan sehingga kami tidak jadi naik bis. Setelah menempuh perjlanan akhirnya kami tiba dusun kami tanduran caturanom parakan temanggung lagi pukul 17.30 wib.

Sahabat alam tanduran caturanom parakan temanggung. Mendaki gunung walaupun terasa lelah, dingin banyak rintangan yang menghadang dan ketika kita tidak berhati-hati nyawalah taruhanya. Namun semua rasa lelah dingin dan semuanya akan terbanyar oleh keindahan alam ciptaan Allah swt ketika kita telah berhasil sampai puncak.

Alam itu KERAS, GANAS, MISTERIUS, maka tahlukanlah Alam dengan CINTA. Dengan cinta kepada alam insaallah Alam pun akan cinta kepada kita dan senantiasa menjaga kita.

SAHABAT ALAM TANDURAN
Jika kita yakin kita bisa, mengapa tidak kita lakukan.


 Dodo Prastyoko

Tidak ada komentar: