ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SEKOLAH DASAR
Mata Kuliah : Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu : Bp. M. Minan Chusni, M. Pd. Si
Disusun oleh :
Kelompok
10
1.
Dodo
Prasetyoko (12.0305.0170)
2.
Eko
Siti A. (12.0305.0172)
3.
Cinde
Arum Asmarani (12.0305.0176)
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2013
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tujuan
disusunnya makalah dengan judul : “Alat Peraga Pembelajaran Matematika Sekolah
Dasar” ini adalah guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan
Matematika.
Terselesainya
penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai
pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih kami haturkan kepada :
1.
Bapak
M. Minan Chusni, M. Pd. Si, selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan arahan dalam penulisan makalah ini.
2.
Rekan-rekan yang telah
memberikan dukungan dan motivasi.
3.
Kepada semua pihak yang
turut membantu dalam penulisan makalah ini yang tak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan
yang akan datang. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
|
|
Magelang, 01 Oktober 2013
Penyusun
|
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………… i
KATA
PENGANTAR.......................................................... ii
DAFTAR
ISI........................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang............................................................ 1
B. Rumusan
Masalah…………………………………… 1
C. Tujuan
Penulisan................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Alat Peraga…………………………………… 3
B.
Peranan Alat Peraga
dalam Pembelajaran Matematika…… 3
C.
Landasan Penggunaan Alat Peraga……………………… 4
D.
Fungsi
Alat Peraga………………………………………… 5
E.
Syarat
dan Kriteria Media Alat Peraga…………………… 7
F.
Jenis
– Jenis Alat Peraga…………………………………… 8
G.
Keuntungan
dan Kerugian dalam Penggunaan Alat Peraga… 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………… 11
B.
Saran………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang memandang bahwa matematika itu adalah
pelajaran yang sulit, menyeramkan, bahkan ada beberapa anak yang tidak suka
sama sekali dengan matematika. Tetapi mau tidak mau anak-anak
harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah
sehari-hari, seperti membaca dan menulis. Kesulitan mempelajari matematika
harus diatasi sejak dini, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah di
kemudian hari.
Disini lah kita para pengajar di perlukan gagasan yang
baru, gebrakan baru serta konsep-konsep baru bagaimana cara mengenalkan
matematika kepada siswa tanpa memberikan kesan matematika itu menyeramkan,
justru kita harus memberikan kesan matematika itu menarik, matematika itu
adalah permainan, matematika itu meyenangkan. Sekarang sudah jamannya
menggunakan matematika modern, dimana matematika modern lebih menekankan pada
pemahaman siswa pada sistem bilangan dari pada mempelajari hafalan rumus-rumus.
Pengajaran matematika modern bertujuan untuk mempermudah siswa belajar
berhitung, bukan sebaliknya. Jika dulu orang tua kita mendapat kesulitan dalam
mempelajarinya, apakah hal itu juga berlaku pada siswa sekarang? Dahulu di SD
di beri tahu bahwa luas bola adalah 4 x 3,14 x r2, sekarang dalam
matematika modern siswa diminta menemukan sendiri rumus tersebut melalui
bimbingan guru, cara baru itu bukan untuk menyulitkan tetapi justru untuk
menumbuhkan keaktifan siswa.
B. Rumusan Masalah
- Apakah yang dimaksud dengan alat peraga pembelajaran?
- Bagaimanakah peranan alat peraga dalam pembelajaran matematika?
- Bagaimana landasan penggunaan alat peraga?
- Apakah fungsi alat peraga dalam pembelajaran matematika?
- Apakah syarat dan kriteria alat peraga dalam pembelajaran matematika?
- Apakah jenis-jenis alat peraga matematika SD?
- Apakah keuntungan dan kelebihan alat peraga matematika SD?
C. Tujuan
Setelah
mempelajari makalah ini diharapkan guru SD dapat memperoleh tambahan wawasan
tentang pemanfaatan dan pengembangan media/alat peraga untuk meningkatkan
kelancaran pelaksanaan tugas profesionalnya sebagai pembimbing peserta didik di
sekolah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alat Peraga
Briggs,
seperti yang dikutip oleh Nasution. (1998), berpendapat bahwa harus ada sesuatu
untuk mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar.
Karena itu dia mendefinisikan alat peraga sebagai wahana fisik yang mengandung
materi pembelajaran.
Gagne
menerapkan alat peraga sebagai sumber. Dia mendefinisikan alat peraga sebagai
komponen sumber belajar di lingkungan siswa yang merangsang siswa untuk
belajar.
Soeparno
(1987:2) pada hakikatnya adalah suatu alat yang digunakan untuk memvisualkan
suatu konsep tertentu saja. Misalnya seorang guru Matematika mengajarkan balok
dengan menggunakan alat peraga berupa kardus bekas kemasan produk makanan yang
berbentuk balok. Dengan menggunakan alat peraga tersebut diharapkan siswa dapat
lebih mudah menangkap konsep yang disampaikan.
Alat peraga
matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang
dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk
membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam
matematika. Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam
bentuk model.model berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang
diputarbalikkan sehingga mudah difahami.
B. Peranan
Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilaksanakan setiap
hari, merupakan rutinitas sehari-hari di dalam kelas, dimana guru dan peserta
didik saling bertemu dan melakukan belajar mengajar. Keberhasilan dalam mengajar
tersebut adalah tanggung jawab guru, oleh karena itu jika ada salah seorang
peserta didik yang tidak mampu menguasai salah satu mata pelajaraan maka
seorang guru dianggap gagal dalam melaksanakan tugasnya.
Kita sadari bersama bahwa mata pelajaraan matematika
merupakan salah satu mata pelajaraan yang kurang di sukai oleh siswa. Hal ini
sangat disadari oleh guru. Namun dengan demikian kita sebagai guru harus
memperkenalkan matematika kepada siswa dengan memberi kesan bahwa matematika
itu adalah pelajaran yang meyenangkan. Dengan cara apa kita para guru
memperkenalkan matematika dengan tidak memberikan kesan yang meyeramkan ?
inilah salah satu contoh, dengan cara dalam pembelajaran matematika kita
menggunakan media alat peraga.
Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai
suatu benda konkrit yang dirancang, dibuat, atau disusun yang
digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau
prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak itu
dapat disajikan dalam bentuk konkrit/nyata yang dapat dilihat, dipegang
sehingga mudah difahami.
Proses pembelajaran akan menarik bila dalam
mengajar menggunakan alat peraga. Menggunakan alat peraga dalam proses
pembelajaran adalah salah satu cara untuk mengenalkan siswa kepada matematika.
Penggunaan alat peraga sangat berperan dalam penyampaian materi pelajaran bagi
pendidik. Dengan harapan alat peraga akan memperjelas tentang materi yang
disampaikan atau diajarkan. Dalam KBBI, (1993:20 ) mendefinisikan bahwa
alat peraga merupakan alat bantu mendidik dan mengajarkan siswa agar apa yang
diajarkan mudah dimengerti oleh siswa.
Dengan alat bantu seperti alat peraga ini memudahkan
siswa untuk belajar menghitung dengan menggunakan benda kongkrit. Misalnya
untuk menjelaskan 3 buah mangga kita dapat menunjukkan kepada siswa 3
buah gambar mangga. Jadi siswa tidak hanya membayangkan seperti apa buah mangga
itu, tetapi siswa dapat melihat langsung bagaimana bentuk dari buah mangga itu.
C. Landasan Penggunaan Alat Peraga
Mengapa diperlukan alat
peraga dalam pembelajaran matematika di SD ? Ada beberapa alasan mengapa dalam
pembelajaran matematika di SD:
1. Siswa
pada usia anak SD belum bisa mengerti apa yang diajarkan oleh pendidik yang
sifatnya abstrak. Jadi siswa SD perlu adanya pembelajaran yang sifatnya
kongkrit.
2.
Menurut teori dari Brunner, anak akan belajar
dengan baik jika melalui 3 tahap, yakni:
a. Tahap enaktif merupakan tahap
pengalaman langsung dimana anak berhubungan dengan benda –benda nyata
/sesungguhnya.
b. Tahap ikonik berkaitan dengan
gambar, lukisan,foto atau film,
c.
Tahap simbolik merupakan tahap pengalaman abstrak.
Jadi pada tahap enaktif siswa harus menggunakan benda
nyata dalam memulai belajar matematika.
Benda yang dianggap
kongkrit dalam matematika adalah alat peraga tersebut.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus mampu
menjelaskan kepada siswanya. Usaha ini
dapat di bantu dengan alat peraga matematika, karena dengan bantuan alat-alat
tersebut, yang sesuai dengan topik yang di ajarkan, konsep akan dapat lebih
mudah di pahami dengan jelas.
Salah satu peranan alat peraga dalam matematika adalah
siswa dapat memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep, mengetahui
cara membuktikan suatu rumus atau teorema, dan dapat menarik suatu kesimpulan
dari hasil pengamatannya.
Setelah siswa terlibat langsung dalam proses
pembelajaran dengan
bantuan alat peraga, maka di harapkan akan tumbuh minat belajar matematika
dalam dirinya. Dan akan menyenangi pelajaran matematika, karena sesuai dengan
umurnya, yang masih menyenangi permainan.
Selain itu, pengajaran dengan menggunakan alat peraga
akan dapat memperbesar perhatian siswa terhadap pengajaran yang dilangsungkan,
karena mereka terlibat dengan aktiv dalam pengajaran yang dilaksanakan. Dengan
bantuan alat paraga konsentrasi belajar dapat lebih ditingkatkan.
Dengan bantuan alat peraga matematika, siswa akan semakin
mudah memahami hubungan antara matematika dan lingkungan alam sekitar. Siswa
akan semakin mudah memahami kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan, dengan adanya kesadaran seperti ini, mereka terdorong untuk
mempelajari matematika lebih lanjut. Misalnya dengan penggunaan alat peraga
dalam penjelasan konsep ruang berdimensi tiga, siswa akan semakin terlatih daya
tilik ruangnya, sehingga pada akhirnya mampu menemukan atau menyadari hubungan
antara matematika dengan lingkungan sekitar.
D. Fungsi Alat Peraga
Dalam proses pembelajaran alat peraga
berfungsi sebagai berikut :
1. Memberi
selingan dengan humor untuk memperkuat minat siswa belajar.
2. Menghibur
siswa agar pembelajaran tidak membosankan.
3. Memfokuskan
perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.
4. Melibatkan
siswa dalam proses belajar sebagai pengalaman nyata.
5. Meningkatkan
motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang tumbuhnya perhatian serta
mengembangkan keterampilan
6. Alat
peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan
berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan, namun
mengembangkan pikirannya dengan fakta
7. Alat
peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga belajar
dapat berkembang dinamis
8. Penggunaan
alat peraga memenuhi kebutuhan belajar sesuai gaya belajar siswa dalam satu
kelas.
Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat beberapa tipe
siswa berdasarkan cara mereka memahami sesuatu. Masing-masing siswa memiliki
kecenderungan untuk memakai salah satu indera mereka dalam belajar sehingga
memerlukan cara pengajaran yang berbeda. Namun demikian, guru harus mampu untuk
menggabungkan beragam metode pengajaran agar dapat memenuhi kebutuhan seluruh
siswanya dalam belajar.
Dalam pembelajaran matematika, tujuan alat peraga yang
lain adalah:
1. Memberikan
kemampuan berpikir matematika secara kreatif. Bagi sebagian anak, matematika
tampak seperti suatu sistem yang kaku, yang hanya berisi simbol-simbol dan
sekumpulan dalil-dalil untuk dipecahkan.
Padahal sesungguhnya matematika memiliki banyak hubungan untuk mengembangkan
kreatifitas.
2. Mengembangkan
sikap yang menguntungkan ke arah berpikir matematika. Suasana pembelajaran
matematika di kelas haruslah sedemikian rupa, sehingga para peserta didik dapat
menyukai pelajaran tersebut. Suasana semacam ini merupakan salah satu hal yang
dapat membuat para peserta didik memperoleh kepercayaan diri akan kemampuannya
dalam belajar matematika melalui pengalaman-pengalaman yang akrab dengan
kehidupannya.
3. Menunjang
matematika di luar kelas, yang menunjukkan penerapan matematika dalam keadaan
sebenarnya. Peserta didik dapat menghubungkan pengalaman belajarnya dengan
pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan
keterampilan masing-masing mereka dapat menyelidiki atau mengamati benda-benda
di sekitarnya, kemudian mengorganisirnya untuk memecahkan suatu masalah.
4. Memberikan
motivasi dan memudahkan abstraksi. Dengan alat peraga diharapkan peserta didik
lebih memperoleh pengalaman-pengalaman yang baru dan menyenangkan, sehingga mereka dapat
menghubungkannya dengan matematika yang bersifat abstrak.
5. Dari
tujuan di atas diharapkan dengan bantuan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat memberikan
permasalahan-permasalahan menjadi lebih menarik bagi anak yang sedang melakukan
kegiatan belajar.
E. Syarat dan Kriteria Alat Peraga
Perlu kemahiran yang terlatih dalam menggunakan alat
peraga metematika. Guru harus bisa menguasai dan menentukan alat peraga apa
yang tepat untuk sebuah topik tertentu, kerena tidak semua topik dapat di
jelaskan dengan alat peraga, dan tidak semua alat peraga mampu memperjelas
sebuah topik.
Jika alat peraga yang digunakan tanpa memperhatikan
karakteristik alat peraga itu sendiri, maka hasil pengajaran akan jauh dari
sasaran. Apabila hal ini sampai terjadi, berarti penggunaan alat peraga
mengalami kegagalan.
Tujuan utama penggunaan alat peraga adalah agar siswa
dapat memahami konsep-konsep atau ide-ide dalam matematika yang sifatnya
abstrak , dipahami dan dicapai oleh penalaran siswa. Pada usia anak sekolah
dasar (SD) masih memerlukan bantuan alat yang sifatnya nyata, terlihat
dengan jelas, dalam menangkap ide atau konsep yang diajarkan. Misalnya untuk
menjelaskan penjumlahan 4 + 5 pada siswa sekolah dasar (SD) guru harus
menunjukkan gambar gabungan benda (misalnya mobil, bunga, atau yang lainnya).
Dibawah ini adalah syarat untuk membuat alat peraga,
yaitu :
1.
Tahan Lama
2.
Bentuk dan warnanya menarik
3.
Sederhana dan mudah dimainkan
4.
Ukurannya sesuai, tidak terlalu besar atau
terlalu kecil untuk anak
5.
Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam
bentuk nyata, gambar, atau diagram
6.
Sesuai dengan konsep matematika.
Kriteria menggunakan alat peraga sangat bergantung
pada :
1.
Tujuan
Pemilihan alat peraga dapat mempengaruhi tujuan
pengajaran yang akan dicapai apakah alat peraga tersebut mampu meningkatkan
pemahaman siswa tentang mata pelajaran matematika yang merupakan tujuan dari
sebuah pembelajaran.
2.
Materi Pelajaran
Alat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa dalam
memahami sebuah konsep dasar dalam materi pembelajaran matematika sehingga
memudahkan siswa dalam pemahaman materi dalam ruang lingkup dan kesukaran yang
lebih tinggi. Peragaan untuk konsep dasar digunakan untuk mempermudah konsep
selanjutnya.
3.
Strategi Belajar
Mengajar
Dengan menggunakan alat peraga maka akan mempermudah guru
menerapkan konsep pembelajaran di dalam mengajar. Pengunaan alat peraga
merupakan cara pengajaran dalam metode penemuan ataupun permainan.
4.
Kondisi
Media alat peraga membantu guru pada kondisi-kondisi
tertentu misalnya saja pada kondisi kelas yang penuh dengan siswa sehingga
diperlukan pengeras suara untuk mempermudah guru agar dapat didengar oleh
siswanya saat menjelaskan materi.
5.
Siswa
Pemilihan alat peraga disesuaikan dengan apa yang disukai
oleh anak misalnya saja alat peraga yang berupa permainan namun hal tersebut
tentunya tidak keluar dari tujuan pembelajaran.
F. Jenis
– Jenis Alat Peraga
Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari
mulai benda aslinya, tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih,
diberikan dalam kelas atau di luar kelas. Adapun contoh alat peraga yang dapat
digunakan dalam mengajar yaitu Gambar, suatu bentuk alat peraga yang nampaknya
paling dikenal dan sering dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai
umur, diperoleh dalam keadaan siap pakai, dan tidak menyita waktu persiapan
yang banyak. Dan sekarang juga kemampuan teknologi telah mengubah harimau yang
ganas yang tidak mungkin di bawa dalam kelas bisa tampil di dalam kelas dalam
habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Untuk membuat sebuah alat peraga tidak harus mengeluarkan
biaya yang mahal. Dengan kita memanfaatkan benda-benda di sekeliling kita,
sudah bisa menghasilkan sebuah alat peraga yang murah dan menarik. Dibawah ini
adalah beberapa contoh alat peraga yang digunakan di dalam ruangan kelas, yaitu
:
1. Alat
peraga yang dibuat para guru bermacam-macam. Kertas yang dipotong digunakan
untuk membuat bangun tiga dimensi. Ada segitiga, kubus, jajaran genjang, dan
bujur sangkar.
2. Potongan
stereofoam lebih banyak lagi fungsinya. Ada yang digunakan untuk membuat muka
jam dan jarum penunjuknya. Stereofoam yang berbentuk lembaran juga dimanfaatkan
untuk membuat berbagai bentuk mainan, mainan-mainan itu digunakan untuk
berhitung.
3. Sedotan
juga bisa digunakan untuk membuat alat peraga. Dirangkai dengan kawat atau
benang, maka sedotan bisa untuk menjelaskan sisi sebuah bangun datar. Juga bisa
digunakan untuk jarum jam dan lidi hitung.
4. Tangga
garis bilangan. Tangga garis
bilangan merupakan alat peraga dan sekaligus merupakan alat permainan bagi
siswa. Alat peraga ini manfaatnya adalah untuk menjelaskan konsep penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian.
Contoh
-3 + 5 = …….
-7
|
-6
|
-5
|
-4
|
-3
|
-2
|
-1
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
Jadi, kita berangkat dari -3 dan melompat sebanyak 5 kali
ke arah kanan. Jadi hasilnya adalah 2. Begitu juga untuk pengurangan, tetapi
untuk pengurangan, dia melompat ke kiri sebanyak jumlah yang ditentukan.
Contoh
: -2 – 3 = ……
-7
|
-6
|
-5
|
-4
|
-3
|
-2
|
-1
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
Jadi,
hasilnya adalah -5.
Contoh alat peraga matematika
menggunakan kertas :
Gambar
Volum limas
Pada gambar 2 tampak ada 3 limas
siku-siku yang kongruen. Jika ketiga limas tersebut digabungkan maka akan
terbentuk suatu kubus adlahdengan
sisinya adalah sisi alas limas tersebut.
1.
Jadi volum limas sama dengan sepertiga
volum kubus.
2. Volum
kubus dngan panjang rusuk = r adalah V=
r3
3.
Jadi volum limas segiempat dengan
tinggi = r dan luas alas sama dengan
luas sisi kubus tersebut adalah V = volum kubus = r3.
G. Keuntungan dan Kerugian dalam Penggunaan Alat Peraga
Dalam suatu metode pasti ada keuntungannya dan
ada pula kelemahannya , di bawah ini akan diuraikan sisi keuntungan dan
kerugiannya menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.
1.
Keuntungan:
a.
pengalaman langsung
b.
membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki
c.
melatih seni hidup bersama
d.
menciptakan kepribadian bagi guru maupun
siswa
e.
membuat siswa menjadi aktif
f.
merangsang siswa untuk kreatif
2.
Kegagalan
penggunaan alat peraga
Menurut Ruseffendi (dalam Pijiati, 2009) penggunaan alat
peraga tidak selamanya membuahkan hasil belajar yang lebih meningkat , lebih
menarik dan sebagainya. Adakalanya meyebabkan hal yang sebaliknya, yaitu
meyebabkan kegagalan peserta didik dalam belajar. Kegagalan itu akan tampak
bila :
a.
generalisasi konsep abstrak dari reprentasi
hal-hal yang kongkrit tidak tercapai
b.
alat peraga yang digunakan hanya sekedar
sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang tidak menunjang konsep-konsep dalam
matematika
c.
tidak disajikan pada saat yang tepat
d.
memboroskan waktu
e.
tidak menarik dan mempersulit konsep yang
dipelajari.
3. Solusi kegagalan penggunaan
alat peraga:
a.
Penarikan
kesimpulan secara rinci dan jelas dari peragaan alat peraga pembelajaran
matematika SD.
b.
Dalam
penyajian alat peraga matematika digunakan sesuai dengan materi ajar.
c.
Membuat
alat peraga yang menarik dan kreatif agar siswa menjadi konsentrasi
memperhatikan penjelasan guru sehingga waktu yang digunakan tidak sia-sia.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alat
peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang
dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk
membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam
matematika.
Dalam
pembelajaran matematika, tujuan alat peraga yang lain adalah:
1.
Memberikan kemampuan berpikir matematika
secara kreatif.
2.
Mengembangkan sikap yang menguntungkan ke
arah berpikir matematika.
3.
Menunjang matematika di luar kelas, yang
menunjukkan penerapan matematika dalam keadaan sebenarnya.
4.
Memberikan motivasi dan memudahkan abstraksi.
Syarat untuk membuat alat peraga, yaitu :
1.
Tahan Lama
2.
Bentuk dan warnanya menarik
3.
Sederhana dan mudah dimainkan
4.
Ukurannya sesuai, tidak terlalu besar atau
terlalu kecil untuk anak
5.
Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam
bentuk nyata, gambar, atau diagram
6.
Sesuai dengan konsep matematika.
Keuntungan
penggunaan alat peraga:
1.
pengalaman langsung
2.
membangkitkan minat siswa untuk menyelidiki
3.
melatih seni hidup bersama
4.
menciptakan kepribadian bagi guru maupun
siswa
5.
membuat siswa menjadi aktif
6.
merangsang siswa untuk kreatif
Kegagalan
penggunaan alat peraga
1.
generalisasi konsep abstrak dari reprentasi
hal-hal yang kongkrit tidak tercapai
2.
alat peraga yang digunakan hanya sekedar
sajian yang tidak memiliki nilai-nilai yang tidak menunjang konsep-konsep dalam
matematika
3.
tidak disajikan pada saat yang tepat
4.
memboroskan waktu
5.
diberikan pada anak yang sebenarnya tidak
memerlukannya, dan
6.
tidak menarik dan mempersulit konsep yang
dipelajari.
B.
Saran
Pembelajaran dengan alat peraga ini diperlukan guru yang inovatif dan kreatif dan
guru yang telah melaksanakannya perlu mengimbaskan kepada guru lain. Guru sebagai pembuat alat peraga pembelajaran matematika Sekolah Dasar diharuskan
membuat alat peraga yang menarik dan kreatif agar siswa menjadi konsentrasi
memperhatikan penjelasan guru sehingga waktu yang digunakan tidak sia-sia.
Daftar Pustaka
Azhar, Arsyad. 2007. Media Pembelajaran.
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Oemar, Hamalik.2003. Proses Belajar mengajar.
Bandung: Bumi Aksara.
Nana, Sudjana dan Ahmad ,Rivai.2002. Media
Pengajaran. Bandung : Sinar Baru.
Riyanto, Heru.2004. Cara Cepat Menyelesaikan Perkalian.
Jakarta : Puspa Swara.
A.Judith, Muschla dan Robert, Gary. 2009. Tugas-Tugas
Matematika dengan Aplikasi Kehidupan Nyata. Jakarta : PT Indeks.
Djoko, Iswaji. 2003 .Pengembangan Media Pembelajaran
Matematika di SLTP. Yogyakarta: FMPA UNY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar