Sabtu, 08 Agustus 2015

karakteristik bimbingan konseling

KARAKTERISTIK BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling SD
Dosen Pengampu : Dewi Liana Sari Spd
Disusun Oleh :
1.          Feni Yuni Lestari
2.          Cinde arum asmarani
3.          Imroati mukharomah
4.          Dodo prastyoko
5.          Lina lestari







PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2013

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “karakteristik Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bimbingan dan konseling sd
Kami sebagai penulis menyadari masih adanya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Sehingga kami sangat mengharapkan adanya masukan, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sebagai upaya untuk menyempurnakan makalah ini.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaikan makalah ini:
1.      Ibu Dewi liana sari Spd selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan arahan dalam penulisan makalah ini.
2.      Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan motifasi.
3.      Kepada semua pihak yang turut membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Pada akhirnya hanya kebahagiaan yang dapat kami sampaikan apabila makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.




Magelang, 3 april 2014



Penyusun





DAFTAR ISI
                                                                 
Kata Pengantar..............................................................................................................i
Daftar isi.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................................
B.     Tujuan...............................................................................................................
C.     Rumusan Masalah............................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A.    Kajian Pustaka.....................................................................................................
B.     Pembahasan Masalah...........................................................................................
C.     Faktor Pendukung dan Penghambat....................................................................
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan......................................................................................................
B.     Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................













BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Keunikan kepribadian seorang anak membuat kita sebagai orang dewasa harus benar-benar paham akan bagaimana cara untuk memahami seorang anak. Setiap anak berbeda baik dari segi kemampuan hingga kelemahan yang dimilikinya dan hal itu merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk menjadi bekal hidupnya kelak. Berhubungan dengan anak sebagai pribadi yang unik, maka setiap pribadi pasti memiliki masalah, tidak terkecuali seorang anak.  Masalah-masalah tersebut adalah yang berhubungan dengan aspek belajar, sosial, maupun dirinya sendiri, baik di lingkungan keluarga dimana ia tumbuh dan berkembang maupun di lingkungan sekolah yang merupakan instansi ke dua bagi anak untuk menghabiskan waktunya sehari-hari.
Anak sebagai peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang unik, sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan mempunyai berbagai macam kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungan sekitar. Pada diri anak senantiasa terjadi adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Hal tersebut merupakan aspek-aspek psikologis dalam pendidikan yang bersumber dari dalam diri anak sehingga menuntut adanya pendekatan psikologis untuk memfasilitasi perkembangan anak  tersebut.
Oleh karena itu, bimbingan konseling memiliki andil yang sangat besar dalam membantu setiap peserta didik agar dapat mandiri dan dapat berkembang secara optimal, dan dalam hal permasalahan dalam belajar siswa, bimbingan konseling turut berperan dalam membantu proses dan pencapaian tujuan pendidikan. Namun, masih sangat dirasakan bahwa memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk anak agak sulit. Disamping melihat dari segi kematangannya, konselor juga harus ingat bahwa anak memiliki karakteristik khusus maka dalam pemberian layanan pun harus disesuaikan.
Bimbingan dan konseling kelompok, merupakan wahana efektif yang bisa menjadi pilihan konselor untuk memberi layanan bimbingan konseling pada anak. Anak-anak sering berinteraksi dengan lingkungan, dan anak-anak juga biasanya menghabiskan banyak waktu dengan saling berinteraksi dalam kelompok, maka diperlukan pengaturan ideal untuk menempatkan bimbingan sebagai media informasi atau bisa juga pencegahan dan konseling sebagai peran kuratifnya agar anak dapat berinteraksi dengan baik . (Campbell, 1993; Gumaer, 1984)dan menyesuaikan diri dengan baik pula dalam rangka menguasai tugas perkembangannya. Hal-Hal paling mendasar yang mendasari prinsip berhadapan dengan anak-anak dalam kelompok adalah pada lingkungan alami masa kanak-kanak dan penyesuaian terhadap karakteristik dan masalah anak.
Di Sekolah Dasar dan Sekolah menengah (di mana kebanyakan anak-anak usianya di bawah 14 tahun), bimbingan kelompok digunakan untuk membantu anak-anak tidak hanya mempelajari keterampilan baru tetapi juga memiliki kesadaran akan nilai-nilai, prioritas, dan masyarakat. Kelompok kecil memberi anak untuk " menyelidiki dan membahas lingkungan sosial dan tantangan emosional dengan orang lain yang sedang mengalami perasaan yang sama" (Campbell& Bowman, 1993, p. 1;3). Sebagai Contoh, konseling kelompok diberikan kepada anak-anak yang mempunyai life-event khusus yang berhubungan seperti kerugian dari orangtua akibat perceraian (Gwynn dan Brantley, 1987; Yaumann, 1991) atau tidak berhasil dalam nilai/kelas (Boutwell& Myrick, 1992). Konseling kelompok juga untuk anak-anak yang mempunyai permasalahan perilaku " seperti perkelahian yang berlebihan, ketidak-mampuan untuk bergaul akrab, ledakan yang kejam, kelelahan yang kronis, ketiadaan pengawasan di rumah, dan melalaikan penampilan" (Corey, 1990, p. 9).
B.     Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian karakteristik bimbingan dan konseling?
2.     Apakah  faktor  yang membedakan karakteristik bimbingan dan konseling di sekolah dasar dengan sekolah menengah?
3.     Bagaimana implementasi bimbingan dan konseling di sekolah dasar?
4.     Mengapa perlu adanya bimbingan dan konseling di sekolah dasar?
5.     Bagaimana program bimbingan dan konseling di sekolah dasar?
6.     Apakah layanan-layanan bimbingan dan konseling yang digunakan di sekolah dasar?

C.   Tujuan
1.     Mengetahui pengertian karakteristik bimbingan dan konseling.
2.     Mengetahui faktor  yang membedakan karakteristik bimbingan dan konseling di sekolah dasar dengan sekolah menengah.
3.     Mengetahui implementasi bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
4.     Mengetahui alasan adanya bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
5.     Mengetahui program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
6.     Mengetahui layanan-layanan bimbingan dan konseling yang digunakan di sekolah dasar.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Karakteristik Bimbingan Dan Konseling
            Seiring dengan berkembangnya perkembangan dalam kajian keilmuan, definisi bimbingan memiliki banyak perubahan, damun tidak demikian dengan esensinya yaitu proses pemberian bantuan . Muro & Kottman (Nurihsan, 2003:  11) memaparkan bahwa bimbingan yang berkembang saat ini adalah bimbingan perkembangan. Visi bimbingan bersifat edukatif, pegembangan dan outreach.
Menurut Crow & Crow (M.Surya, 1998: 45) bimbingan diartikan sebagai bantuan yang diberikan seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang indvidu dari setiap usia untuk menolongnya, mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, membuat oilihan sendiri, dan memikul bebannya sendiri.
Natawidjaja (1987:   37), mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia dapat sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Berdasarkan pendapat para ahli tentang konsep bimbingan dan konseling maka bimbingan konseling pada anak usia dini dapat diartikan sebagai upaya banyuan yang dilakukan guru/pendamping terhadap anak usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi masalah masalah yang dihadapi nya, (Syaodih, 2008  1.6)
            Pada era pendidikan sekarang ini, bimbingan pada peserta didik sangat lah penting dan merupakan kewajiban dari pihak guru sebagai konselor para siswa nya. Institusi seperti sekolah harus mempunyai program bimbingan konseling nya masing-masing agar jelas dan juga dapat di implementasikan pada peserta didiknya.

B.   Faktor Karakteristik Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar
            Beberapa factor penting yang membedakan bimbingan konseling disekolah dasar dengan skolah menengah, dikemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell (Suherman AS, 200:21-23) yaitu:
1)      Bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan;
2)      Fokus bimbingan di sekolah dasar lebih menekan pada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dankemampuan hubungan secara efektif dengan orang lain;
3)      Bimbingandi sekolahdasar lebih banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di sekolahdasar;
4)      Bimbingan di sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak secara unik;
5)      Program Bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli pada kabutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta menerima kelebihan dan kekurangannya.
Program bimbingan di sekolah dasar meyakini bahwa usia sekolah dasar merupakan tahapan yang sangat penting  dalam tahapan perkembangan anak.
            Melihat karakteristik bimbingan konseling di sekolah dasar muncul sebagai konsekuensi logis dari karakteristik dan masalah perkembangan murid sekolah dasar itu sendiri. Karena itu, memahami karakteristik murid sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan layanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Begitu pula sentral layanan bimbingan dan konseling akan terpusat pada pemberdayaan kualitas fungsi guru sebagai pembimbingnya.

C.   Perlu Adanya Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar
Sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap bertanggung jawab, guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.
Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi positif,bukan hanya suatu kekuatan kolektif. Proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan meerapkannya dalam situasi mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.

D.    Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar
  
a.)    Urgensinya Bimbingan konseling di tingkat  SD 
Bimbingan  merupakan  suatu bentuk  bantuan yang diberikan  kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization). Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD  jika dikaji  secara mendalam, Setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelakangi perlunya bimbingan, yakni  tinjauan secara umum (aspek pedagogis), sosiokultural, dan aspek psikologis.
1.) Latar Belakang Pedagogis.
a.) bahwa yang menjadi tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal bagi  setiap anak didik. Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
b.) Secara umum, perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan  nasional, yaitu  meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
2.) Latar Belakang Sosio-Kultural.
 a.) Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dan sebagainya. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya, pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi, dan sebagainya
3.) Latar Latar belakang psikologis
a.)  Masalah perkembangan individu;
  Proses perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam yaitu pembawaan dan kematangan, dan faktor luar, yaitu  pendidikan dan  lingkungan.
b.)  Masalah perbedaan individual.   
  Timbulnya perbedaan individu ini dapat kita kembalikan kepada faktor pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu.
c.)  Masalah kebutuhan  individu;
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
d.)  Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku      
Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi lingkungannya, hal itu disebut “adjusted” atau penyesuaian yang baik    
 e.)  Masalah belajar.
Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola pola respons yang baru yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien. Beberapa masalah belajar, misalnya bagamana menciptakan kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil.

b.)    Masalah-masalah bimbingan konseling di SD Jenis-jenis masalah yang dialami murid sekolah dasar bisa bermacam-macam. Prayitno,(1997) [1][3] menyusun serangkaian masalah murid di sekolah dasar. Masalah itu diklarifikasikan atas:
1)        masalah perkembangan jasmani dan kesehatan.
2)        masalah keluarga 
3)     masalah-masalah psikologis.
4)        masalah-masalah social.
5)        masalah kesulitan dalam belajar.
6)        masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya.
c.)      Model-Model Pendekatan BK pada SD
Myrick yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata (1992)[2][4] mengemukakan empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu :
1.) Pendekatan krisis, dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu munculnya  suatu krisis dan dia bertindak membantu seseorang yang menghadapi krisis itu.
2.) Pendekatan Remedial, di dalam pendekatan remedial guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang nampak.
3.) Pendekatan Preventif, mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik dan   mencegah terjadinya masalah itu.
4.) Pendekatan Perkembangan, pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan.

E.    Layanan-Layanan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar
Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
            Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
           Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
           Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
          Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan,        namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di SD tidak berjalan seecara optimal.

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
1.    Bimbingan konseling pada anak usia dini dapat diartikan sebagai upaya banyuan yang dilakukan guru/pendamping terhadap anak usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi masalah masalah yang dihadapinya.
2.    Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.
3.    Factor penting yang membedakan bimbingan konseling disekolah dasar dengan skolah menengah :
a.       Bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan.
b.      Fokus bimbingan di sekolah dasar lebih menekan pada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dankemampuan hubungan secara efektif dengan orang lain.
c.       Bimbingandi sekolahdasar lebih banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di sekolahdasar.
d.      Bimbingan di sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak secara unik.
e.       Program Bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli pada kabutuhan dasar anak.
4.    Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.

B.   Saran





Daftar pustaka
Nurihsan, Juntika. 2005. Manajemen Bimbingan Konseling di SD Kurikulum 2004. Jakarta: Gramedia Widiasaraan Indonesia.
Kartadinata, Sunaryo.   l992. Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Perkembangan Murid Sekolah Dasar dan Implikasinya bagi Layanan Bimbingan, IKIP Bandung, Laporan Penelitian
Erman Amti, Prayitno. 1997. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud.
http://effandi0009.blogspot.com/2011/11/bidang-bimbingan-dan-konseling-di.html









Tidak ada komentar: