TAKLUKAN ALAM DENGAN CINTA
Mt Sumbing 3371 mdpl
Beerrrr
dinginya pagi ini. Diterpa tubuh ini
oleh udara pagi yang masuk melalui celah-celah jendela kamar tidurku. Yang membuatku
terbangun dari mimpi indahku. Langsung ku ambil HP nokiaku dan kulihat jam telah
menunjukan pukul 05.00 wib. Akupun segera bergegas bangun dan mengambil air
wudhu tuk menjalankan sholat subuh. Usoli faardos subuhi rok ataini
mustakbililkiblati ada’a lillahi ta’ala… Allahuakbar…. Asalamualaikumwarahmatullah
inni asalukal fauzabil Jannah, assalamualaikumwarahmatullah inni asalukal najata
minannariwal afwa hidal hisab….Selesai sholat subuh ku melakukan dzikir
sebentar. La ilaha ilallah.
Setelah
selesai akupun meninggalkan tempat ibadahku. Dingin pagi ini semakin merasuk
kedalam tubuh ini membuatku teringat akan dinginya puncak gunung sumbing yang hampir
membuat tubuh ini tak dapat berjalan lagi. Waktu itu 1 agustus 2015 aku dan
sepuluh temanku melakukan perjalanan menuju puncak gunung sumbing untuk melihat
kekuasaan Allah swt dari atas puncak gunung sumbing.
Kami
bersebelas berangkat dari desa tercinta kami yaitu dusun Tanduran Caturanom
kec. Parakan Kab. Temanggung pukul 14.00 wib, kami berjalan menuju ke jalan
tempat kami menunggu bis yang akan kami tumpangi sampai ke base camp gunung
sumbing. Telah lama kami menunggu, bis pun tak kunjung tiba kamipun
berinisiatif untuk mencari tumpangan selama bis belum kunjung tiba. Datanglah mobil
carry berwarna hitam melawati jalan tempat kami menunggu, kami bersebelaspun
melambaikan tangan bertanda kami ingin menghentikan laju mobil tersebut sambil
berteriak mas ikut, mas iku,t masssss
ikuuuutttt, akhirnya mobil carry pun berhenti, salah satu dari kami
bertanya kepada sopir mobil tersebut untuk meminta tumpagan, “mas mau kemana mas”, “mau ke kretek dek”, “boleh
kami minta tumpangan mas”, “ow, boleh dek naik aja”, “ow ya mas, terimakasih”.
Alhamduliilah berkat kebaikan sopir mobil carry tersebut akhirnya kami dapat
kendaraan untuk menuju base camp gunung sumbing yang berada di desa Garung kec.
Kledung, kab. Temanggung. Setelah kurang lebih 20 menit kami pun tiba di
gerbang desa Garung, kamipun segera melanjutkan perjalanan ke tempat base camp
yang berjarak kurang lebih 200 meter dari gerbang desa Garung.
Kami
tiba di basecamp pukul 14.35 menit, di basecamp kami segera mendaftarkan diri
di temapat pendaftaran pendaki gunung Sumbing. Setiap anak yang ingin mendaki
dikenakan biaya sebesar Rp 5.000,- setelah mendaftar kami beristirahat di
basecamp sejenak. Setelah beristirahat dan waktu telah menunjukan pukul 15.00
wib kami pun segera melakukan perjalanan menuju puncak gunung Sumbing. Sebelum berangkat
kami bersebelas tak lupa berdoa kepada Allah swt supaya diberi keselamatan. Setelah
berdoa kami langsung melanjutkan perjalanan kami. Selangkah demi selangkah setapak
demi setapak. Selang beberapa menit kami telah melewati Desa Garung, kamipun tiba
di daerah persawahan, belum sampai jauh kami pun telah merasa lelah namun
semangat kami mengalahkan rasa lelah itu. tibalah di tempat peristirahatan yang
berada ditengah perjalanan di area persawahan, kamipun beristirahat dan
melakukan sholat Asar berjamaah karena waktu telah memasuki sholat asar. Setelah
selesai sholat dan berdoa kamipun melanjutkan perjalanan kami.
Haus
dan dahaga mulai tersa di tenggorokan kami, kamipun segera minum air bekal yang
kami bawa. Setelah sekitar 2 jam berjalan sekitar pukul 17.00 wib kami pun tiba
di pos 1 Malim yaitu perbatasan antara persawahan dan hutan digunung. Di pos 1 kami
beristirahat sejenak, setelah rasa capek hilang kami melanjutkan perjalanan
kami menusuri hutan, baru beberapa meter kita berjalan rintangan telah kami
dapat yaitu jalanan yang berdebu tebal membuat sesak napas kami tan pedas mata
kami, namun kami tidak pantang menyerah dan terus melanjutkan perjalanan. Licinya
debu yang derada di jalan membuat kami melambatkan perjalanan kami. Pukul 18.00
wib kami tiba di pencit engkrak yaitu tengah tengah antara pos 1 dan pos 2. Kami
pun beristirahat di situ melakukan sholat magrib, makan dan minum. Entah mengapa
makanan yang apabila kita makan dirumah rasanya biasa saja tetapi kalau kita
makan digunung rasanya sangat enak nan lezat. Walaupun makanan hanya sekedar
nasi kupat dan mie rebus.
Kami
beristirahat di pencit engkrak sekitar satu jam, kami melanjutkan perjalanan
dari pecit engkrak pukul 19.00 wib. Jalan masih sama dengan tadi yaitu berdebu
tebal hanya di tambah kita harus memakai senter sebagai penerang karena keadaan
telah malam. Setelah kurang lebih satu jam berjalan kami sampai di pos 2 Genus.
Di pos dua kami beristirahat dan minum secukupnya. Setelah cukup beristirahat
kami melanjutkan perjalanan kami. Dua jam kemudian tepatnya pukul 21.00 wib
kami sampai di pos 3 Sedelupak Roto. Kamipun beristirahat sejenak dan
melanjutkan perjalanan lagi. Satu jam kemudian tepatnya pukul 22.00 wib kami
berada di Pestan (pasar setan) kami beristirahat di situ makan cemilan, membuat
api untuk menghangatkan badan, dan melakukan sholat isya di situ. Setelah kurang
lebih 40 menit kami melanjutkan perjalanan kami. Kali ini di Pestan jalanan
sduah berbeda yaitu tanah kering yang sedikit berpasir. Yaitu jalanan yang
sangat licin dan kalau kita tidak berhati-hati kita dapat terpeleset ke bawah
dan dapat jatuh ke jurang di tepian jalan.
Baru
berjalan beberapa meter halangan kembali datang menghampiri kami. Angin yang
semula kecil dibawah Pestan tiba-tiba besar ketika kami berjalan di pestan. Angin
yang besar tersebut membuat pasir dan debu bertaburan membuat mata kami
keliliban. Ketika angin datang kami pun terpaksa berhenti dan menghadapkan tubuh
kami ke bawah agar debu dan pasir tidak mengenai mata kami. Setelah angin hilang
kami berjalan lagi dan jika angin datang kami pun berbalik lagi. Itu kami
lakukan sejauh kurang lebih 500 meter.
Setelah
melewati Pestan kami pun tiba di Pasar Watu, yaitu jalan berbatu terjal dan apabila
kami tidak berhati-hati kami akan terpeleset oleh licinya batu dan dapat
terhempas angin yang semakin besar dan menyerupai badai. Semangat kami tak
kunjung luntur akan rintangan rintangan yang menghampiri perjalanan kami. Kamipun
tetap bertekat menyelesaikan perjalanan kami. Sambil berjalan sambil berdoa. Sepanjang
jalan kaki kami terus berjalan dan mulut kami terus berdoa sebisa kami. Kami terus
berjalan melawan dinginya malam ditambah terpaan angin yang semakin keatas
semakin besar. Suara gemuruh anginpun membuat kami ser-seran dan membuat takut.
Beratnya perjalan ini akhirnya kamipun tiba di pos 4 atau km VI Watu kotak
sekitar pukul 12.00 wib di sini kami berhenti dan menyalakan api untuk
menghangatkan tubuh kami yang telah menggigil. Kami menghangatkan seluruh tubuh
kami.
Setelah
hangat, kami melanjutkan perjalanan kami, kali ini kami berjalan di atas
bebatuan terjal. Lagi – lagi angin yang semakin besar membuat tubuh ini menjadi
menggigil kembali. Kamipun terus memaksa melanjutkan perjalanan kami hingga
sampai puncak sumbing. Sambil merangkak kami berjalan di sisa-sisa tenaga kami.
Setelah satu jam berjalan sekitar pukul 01.00 wib tubuh ini mengalahkan
semangat kami untuk mencapai puncak sumbing. Kami bersebelaspun sepakat untuk
menghentikan perjalanan ini dan melanjutkan keesokan harinya. Karena tempat nya
miring dan sangat kecil tempat yang datar dan tidak dapat menampung dua tenda
kami pun berpisah menjadi dua kelompok. Satu kelompok pertama berjumlah 5 anak
telah mendapatkan tempat datar. Dan saya dan 5 teman saya berada di kelompok
dua yang masih berjalan keatas untuk mencari tempat datar guna mendirikan
tenda. Kami berenam terus berjalan. Tak kunjung kami dapatkan tempat datar
untuk mendirikan tenda. Tubuh ini semakin lemah dan menggigil sehingga kami pun
tak kuat lagi untuk berjalan. Sehingga kami memutuskan untuk membuat tenda di
daerah yang miring. Angin pun terus menerpa kami selagi kami mendirikan tenda.
Setelah
susah payah kami mendirikan tenda. Sebelum kami memasuki tenda, tenda pun
terkena terpaan angin sehingga tenda kami roboh. Betapa sedihnya kami setelah
susah payah mendirikan tenda, begitu terkena terpaan angin langsung roboh. Tak kuat
lagi mencari tempat yang datar, kami berenam memutuskan untuk tetap tidur di
situ dengan keadaan tendak yang roboh. Kami menggunakan tenda hanya untuk
berselimut. Susahnya tidur ditrmpat yang dingin. Dengan rasa menggigil kami
mencoba untuk tidur. Kami membalut tubuh kami dengan mantel, selimut dan
beberapa kain sarung yang kami bawa. setelah lama merasakan dingin kami pun
tertidur.
Denginya
malam itu membuat kami tika dapat tertidur nyenyak, baru sebentar kami tertidur
kami terbangun oleh terpaan angin yang semakin membesar, kamipun memaksa tubuh
ini untuk tetap tidur, tubuh ini tidak dapat ditidurkan lagi akupun segera
mengambil hpku yang berada di kantong tuk melihat jam. Waktu itu menunjukan
pukul 04.00 wib, aku dan teman-temanku belum berani keluar dari tenda roboh
kami, karena cuacanya yang sangat dingin. Kami hanya bisa bertahan dibawah
tenda roboh kami. Waktu telah menunjukan pukul 05.30 wib. Akupun memberanikan
diri keluar dari tenda roboh itu karena rasa penasaranku untuk melihat sun rise
(matahari terbit) dan rasa menahan kencing yang sangat mendalam. Aku pun keluar
tenda dan diikuti oleh kedua temanku. Aku pun segera melepaskan air kncingku
yang telah lama kutahan entah berapa jam aku menahan air kencing yang ingin
keluar itu. lama sekali air kencing itu keluar dan tak kunjung habis haha
beeerrr menggigil tubuhku dan akhirnya air kencing itu habis. Kulihat langit
sebelah timur laut telah berwana orange pertanda matahari mau terbit karena ku
tak dapat melihat langit sebelah timur karena tertutup oleh gunung karena ku
berada di barat daya gunung.
Perasaan
ku kecewa karena ku telah menduga bahwa aku tidak akan dapat melihat sun rise. Dan
aku hanya dapat melihat keindahan gunung sindoro yang berada di utara gunung
sumbing. Waktu telah menunjukan pukul 06.00 wib dan artinya sun rise telah
berlangsung. Namun kerana rasa penesaranku dan teman temanku untuk melihat
puncak sumbing kami segera bergegas melanjutkan perjalanan ka puncak. Namaun sayangnya
2 teman kami tidak dapat melanjutkan perjalanan ke puncak karena tidak kuat
dengan rasa dingin pagi itu. Kami berempat melanjutkan perjalanan kepuncak
dengan meninggalkan 2 teman kami di tenda dan meninggalkan barang barang kami. Sekitar
perjalanan setengah jam kami telah tiba di puncak gunung sumbing. Perjalanan kami
terhitung cepat karena kami tidak membawa barang-barang kami. Setelah sampai di
puncak kami melihat pemandangan dari atas gunung sumbing. Terbayar sudah rasa
lelah, dingin, terpaan badai yang menghampiri kami selama perjalan kami menuju
ke puncak sumbing dengan pemandangan yang sangat indah dari atas puncak gunung
sumbing. Aku dan teman-temanku takjub akan ciptaan Allah swt yang sangat
menabjubkan itu. kami melihat desa desa yang berada di lereng gunung sumbing
dan sindoro. Betapa kecil rumah-rumah yang berada di bawah. Membuat kami sadar
betapa kecilnya kita. Manusia sangat kecil dibandingkan dengan alam ini namun
mengapa kita manusia masih nagkuh dan sering meninggalkan perintah-perintah dan
menganggap remeh larangan-larangan dari tuhan kita Allah swt.
Begitu
lama kita di puncak menikmati pemandangan dari atas gunung sumbing dan
melakukan foto-foto untuk kami abadikan sebagai kenang kenangan kami ketika
kami pulang kerumah nanti. Begitu indahnya pemandangan membuat kami lupa untuk
turun. Wakktu telah menunjukan pukul 08.30 wib kami pun segera turun ke tenda. Setelah
kami sampai di tenda kami segera memasak nasi jagung yang kami bawa dan merebus
mie instan. Kami nyalakan kompor kami dan bergegas memasaknya. Setelah masak
kami makan bersama-sama dan walaupun makanan yang kami makan sangat sederhana
namun rasanya sangat enak nan lezat.
Setelah
kami selesai makan kami bergegas dan berkemas-kemas merapikan tenda dan barang
barang kami. Setelah selesai, kami bergegas untuk melanjutukan perjalan pulang.
Kami turunn dari gunung pukul 11.00 wib. Kami menelusuri bebatuan, jalan
berpasir berdebu sambil menikmati keindahan pemandangan alam dari gunung
sumbing. Setelah sampai pestan (pasar setan) ternya kelompok 1 telah menunggu
kami di situ. Dan kami berjalan bersama-sama lagi. Waktu turun kami sangat
cepat dibandingkan waktu kami mendaki (naik). Baru kita berjalan selama 3
setengah jam kami telah sampai di pos 1 sekitar pukul 14.30 wib (perbatasan
antara persawahan dan hutan). Kami beristirahat disitu, setelah beristirahan kami
melanjutkan perjalanan ke base camp, tibalah di base camp pukul 16.00 wib. Setelah
tiba di base camp kami melaporkan kelompok kami kepada petugas base camp bawha
kelompok kami telah turun dari gunung sumbing dengan selamat. Setelah melapor
kami beristirahat untuk makan dan membeli setiker gunung sumbing yang ada di
base camp. Pukul 17.00 wib kami melanjutkan pulang ke rumah. Dengan menaiki
bis. Setelah sampai di jalan raya untuk kedua kalinya kita mendapat tumpangan
sehingga kami tidak jadi naik bis. Setelah menempuh perjlanan akhirnya kami
tiba dusun kami tanduran caturanom parakan temanggung lagi pukul 17.30 wib.
Sahabat
alam tanduran caturanom parakan temanggung. Mendaki gunung walaupun terasa
lelah, dingin banyak rintangan yang menghadang dan ketika kita tidak
berhati-hati nyawalah taruhanya. Namun semua rasa lelah dingin dan semuanya
akan terbanyar oleh keindahan alam ciptaan Allah swt ketika kita telah berhasil
sampai puncak.
Alam
itu KERAS, GANAS, MISTERIUS, maka tahlukanlah Alam dengan CINTA. Dengan cinta
kepada alam insaallah Alam pun akan cinta kepada kita dan senantiasa menjaga
kita.
SAHABAT ALAM
TANDURAN
Jika kita yakin
kita bisa, mengapa tidak kita lakukan.
Dodo Prastyoko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar