KARAKTERISTIK
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata
Kuliah : Bimbingan dan Konseling SD
Dosen
Pengampu : Dewi Liana Sari Spd
Disusun
Oleh :
1.
Feni Yuni Lestari
2.
Cinde arum asmarani
3.
Imroati mukharomah
4.
Dodo prastyoko
5.
Lina lestari
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2013
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur
kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “karakteristik Bimbingan
dan Konseling di sekolah dasar”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Bimbingan dan konseling sd
Kami sebagai penulis
menyadari masih adanya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Sehingga kami
sangat mengharapkan adanya masukan, kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak sebagai upaya untuk menyempurnakan makalah ini.
Tak lupa kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaikan makalah ini:
1.
Ibu Dewi liana sari Spd
selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah memberikan arahan dalam
penulisan makalah ini.
2.
Rekan-rekan yang telah
memberikan dukungan dan motifasi.
3.
Kepada semua pihak yang
turut membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu.
Pada akhirnya hanya
kebahagiaan yang dapat kami sampaikan apabila makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Magelang,
3 april 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar..............................................................................................................i
Daftar
isi.......................................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..................................................................................................
B. Tujuan...............................................................................................................
C. Rumusan
Masalah............................................................................................
BAB
II LANDASAN TEORI
A. Kajian
Pustaka.....................................................................................................
B. Pembahasan
Masalah...........................................................................................
C. Faktor
Pendukung dan Penghambat....................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keunikan kepribadian seorang anak membuat kita sebagai orang dewasa harus
benar-benar paham akan bagaimana cara untuk memahami seorang anak. Setiap anak
berbeda baik dari segi kemampuan hingga kelemahan yang dimilikinya dan hal itu
merupakan potensi yang harus dikembangkan untuk menjadi bekal hidupnya kelak.
Berhubungan dengan anak sebagai pribadi yang unik, maka setiap pribadi pasti
memiliki masalah, tidak terkecuali seorang anak. Masalah-masalah tersebut
adalah yang berhubungan dengan aspek belajar, sosial, maupun dirinya sendiri,
baik di lingkungan keluarga dimana ia tumbuh dan berkembang maupun di
lingkungan sekolah yang merupakan instansi ke dua bagi anak untuk menghabiskan
waktunya sehari-hari.
Anak sebagai
peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang unik, sebagai individu yang
dinamis dan berada dalam proses perkembangan mempunyai berbagai macam kebutuhan
dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungan sekitar. Pada diri anak
senantiasa terjadi adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Hal tersebut
merupakan aspek-aspek psikologis dalam pendidikan yang bersumber dari dalam
diri anak sehingga menuntut adanya pendekatan psikologis untuk memfasilitasi
perkembangan anak tersebut.
Oleh karena
itu, bimbingan konseling memiliki andil yang sangat besar dalam membantu setiap
peserta didik agar dapat mandiri dan dapat berkembang secara optimal, dan dalam
hal permasalahan dalam belajar siswa, bimbingan konseling turut berperan dalam
membantu proses dan pencapaian tujuan pendidikan. Namun, masih sangat dirasakan
bahwa memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk anak agak sulit.
Disamping melihat dari segi kematangannya, konselor juga harus ingat bahwa anak
memiliki karakteristik khusus maka dalam pemberian layanan pun harus
disesuaikan.
Bimbingan
dan konseling kelompok, merupakan wahana efektif yang bisa menjadi pilihan
konselor untuk memberi layanan bimbingan konseling pada anak. Anak-anak sering
berinteraksi dengan lingkungan, dan anak-anak juga biasanya menghabiskan banyak
waktu dengan saling berinteraksi dalam kelompok, maka diperlukan pengaturan
ideal untuk menempatkan bimbingan sebagai media informasi atau bisa juga
pencegahan dan konseling sebagai peran kuratifnya agar anak dapat berinteraksi
dengan baik . (Campbell, 1993; Gumaer, 1984)dan menyesuaikan diri dengan baik
pula dalam rangka menguasai tugas perkembangannya. Hal-Hal paling mendasar yang
mendasari prinsip berhadapan dengan anak-anak dalam kelompok adalah pada
lingkungan alami masa kanak-kanak dan penyesuaian terhadap karakteristik dan masalah
anak.
Di Sekolah
Dasar dan Sekolah menengah (di mana kebanyakan anak-anak usianya di bawah 14
tahun), bimbingan kelompok digunakan untuk membantu anak-anak tidak hanya
mempelajari keterampilan baru tetapi juga memiliki kesadaran akan nilai-nilai,
prioritas, dan masyarakat. Kelompok kecil memberi anak untuk " menyelidiki
dan membahas lingkungan sosial dan tantangan emosional dengan orang lain yang
sedang mengalami perasaan yang sama" (Campbell& Bowman, 1993, p. 1;3).
Sebagai Contoh, konseling kelompok diberikan kepada anak-anak yang mempunyai
life-event khusus yang berhubungan seperti kerugian dari orangtua akibat
perceraian (Gwynn dan Brantley, 1987; Yaumann, 1991) atau tidak berhasil dalam
nilai/kelas (Boutwell& Myrick, 1992). Konseling kelompok juga untuk
anak-anak yang mempunyai permasalahan perilaku " seperti perkelahian yang
berlebihan, ketidak-mampuan untuk bergaul akrab, ledakan yang kejam, kelelahan
yang kronis, ketiadaan pengawasan di rumah, dan melalaikan penampilan"
(Corey, 1990, p. 9).
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian karakteristik bimbingan dan konseling?
2. Apakah
faktor
yang membedakan karakteristik bimbingan dan konseling di sekolah dasar
dengan sekolah menengah?
3. Bagaimana
implementasi bimbingan dan konseling di sekolah dasar?
4. Mengapa
perlu adanya bimbingan dan konseling di sekolah dasar?
5. Bagaimana
program bimbingan dan konseling di sekolah dasar?
6. Apakah
layanan-layanan bimbingan dan konseling yang digunakan di sekolah dasar?
C. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian karakteristik bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui
faktor yang membedakan karakteristik
bimbingan dan konseling di sekolah dasar dengan sekolah menengah.
3. Mengetahui
implementasi bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
4. Mengetahui
alasan adanya bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
5. Mengetahui
program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
6. Mengetahui
layanan-layanan bimbingan dan konseling yang digunakan di sekolah dasar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik
Bimbingan Dan Konseling
Seiring
dengan berkembangnya perkembangan dalam kajian keilmuan, definisi bimbingan
memiliki banyak perubahan, damun tidak demikian dengan esensinya yaitu proses
pemberian bantuan . Muro & Kottman (Nurihsan, 2003: 11) memaparkan bahwa bimbingan yang berkembang
saat ini adalah bimbingan perkembangan. Visi bimbingan bersifat edukatif,
pegembangan dan outreach.
Menurut Crow
& Crow (M.Surya, 1998: 45) bimbingan diartikan sebagai bantuan yang
diberikan seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan
pendidikan yang memadai kepada seorang indvidu dari setiap usia untuk
menolongnya, mengembangkan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, membuat oilihan
sendiri, dan memikul bebannya sendiri.
Natawidjaja
(1987: 37), mengartikan bimbingan
sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, agar individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia
dapat sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan
kehidupan pada umumnya. Berdasarkan pendapat para ahli tentang konsep bimbingan
dan konseling maka bimbingan konseling pada anak usia dini dapat diartikan
sebagai upaya banyuan yang dilakukan guru/pendamping terhadap anak usia dini
agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu mengatasi
masalah masalah yang dihadapi nya, (Syaodih, 2008 1.6)
Pada era pendidikan sekarang ini,
bimbingan pada peserta didik sangat lah penting dan merupakan kewajiban dari
pihak guru sebagai konselor para siswa nya. Institusi seperti sekolah harus
mempunyai program bimbingan konseling nya masing-masing agar jelas dan juga
dapat di implementasikan pada peserta didiknya.
B. Faktor
Karakteristik Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar
Beberapa factor penting yang membedakan bimbingan konseling disekolah dasar
dengan skolah menengah, dikemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell (Suherman AS,
200:21-23) yaitu:
1)
Bimbingan di
sekolah dasar lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan;
2)
Fokus
bimbingan di sekolah dasar lebih menekan pada pengembangan pemahaman diri,
pemecahan masalah, dankemampuan hubungan secara efektif dengan orang lain;
3)
Bimbingandi
sekolahdasar lebih banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya
pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di sekolahdasar;
4)
Bimbingan di
sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak secara unik;
5)
Program
Bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli pada kabutuhan dasar anak, seperti
kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta menerima
kelebihan dan kekurangannya.
Program
bimbingan di sekolah dasar meyakini bahwa usia sekolah dasar merupakan tahapan
yang sangat penting dalam tahapan perkembangan anak.
Melihat karakteristik bimbingan konseling di sekolah dasar muncul sebagai
konsekuensi logis dari karakteristik dan masalah perkembangan murid sekolah
dasar itu sendiri. Karena itu, memahami karakteristik murid sekolah dasar merupakan
hal yang sangat penting dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan
layanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Begitu pula sentral layanan
bimbingan dan konseling akan terpusat pada pemberdayaan kualitas fungsi guru
sebagai pembimbingnya.
C. Perlu
Adanya Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar
Sekolah dasar bertanggung jawab memberikan
pengalaman-pengalaman dasar kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan
membaca,menulis dan berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan
kepribadian,yaitu sikap terbuka terhadap orang lain,penuh
inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan serta sikap bertanggung
jawab, guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul tanggung jawab untuk
memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi anak.
Bimbingan itu sendiri dapat diartikan suatu bagian integral
dalam keseluruhan program pendidikan yang mempunyai fungsi positif,bukan hanya
suatu kekuatan kolektif. Proses yang terpenting dalam pentingnya bimbingan
adalah proses penemuan diri sendiri. Hal tersebut akan membantu anak mengadakan
penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami
diri sendiri dan meerapkannya dalam situasi mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya
mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu
pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala
kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.
D. Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar
a.) Urgensinya Bimbingan konseling di tingkat
SD
Bimbingan merupakan
suatu bentuk bantuan yang
diberikan kepada individu agar dapat
mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami
dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan
dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).
Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD
jika dikaji secara mendalam,
Setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelakangi perlunya bimbingan, yakni tinjauan secara
umum (aspek pedagogis), sosiokultural, dan aspek psikologis.
1.) Latar Belakang
Pedagogis.
a.) bahwa yang menjadi
tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal
bagi setiap anak didik. Pendidikan
diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang
berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
b.) Secara umum,
perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
2.) Latar Belakang
Sosio-Kultural.
a.) Perkembangan zaman (globalisasi)
menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi:
sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dan sebagainya. Akibatnya ialah
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya, pengangguran,
syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan,
perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah
keluarga, keuangan, masalah pribadi, dan sebagainya
3.) Latar Latar
belakang psikologis
a.) Masalah perkembangan individu;
Proses perkembangan dipengaruhi
oleh berbagai faktor baik dari dalam yaitu pembawaan dan kematangan, dan faktor
luar, yaitu pendidikan dan lingkungan.
b.) Masalah perbedaan individual.
Timbulnya perbedaan individu ini dapat kita
kembalikan kepada faktor pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi
terbentuknya keunikan individu.
c.) Masalah kebutuhan individu;
Kebutuhan merupakan
dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada
dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada umumnya secara psikologis dikenal
ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan
kebutuhan sosial/psikologis.
d.) Masalah penyesuaian diri dan
kelainan tingkah laku
Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai masalah
terutama bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi
kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau
kerugian bagi lingkungannya, hal itu disebut “adjusted” atau penyesuaian yang
baik
e.)
Masalah belajar.
Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan
melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai
suatu proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola pola
respons yang baru yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara
efisien. Beberapa masalah belajar, misalnya bagamana menciptakan kondisi yang
baik agar perbuatan belajar berhasil.
b.)
Masalah-masalah bimbingan konseling di SD Jenis-jenis masalah yang dialami
murid sekolah dasar bisa bermacam-macam. Prayitno,(1997) [1][3] menyusun serangkaian masalah murid di sekolah dasar. Masalah itu
diklarifikasikan atas:
1)
masalah perkembangan jasmani dan kesehatan.
2)
masalah keluarga
3)
masalah-masalah psikologis.
4)
masalah-masalah social.
5)
masalah kesulitan dalam belajar.
6)
masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya.
c.)
Model-Model Pendekatan BK pada SD
Myrick yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata (1992)[2][4] mengemukakan empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam
bimbingan, yaitu :
1.) Pendekatan krisis, dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu
munculnya suatu krisis dan dia bertindak
membantu seseorang yang menghadapi krisis itu.
2.) Pendekatan Remedial, di dalam pendekatan remedial guru akan memfokuskan
bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
nampak.
3.) Pendekatan Preventif, mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik
dan mencegah terjadinya masalah itu.
4.) Pendekatan Perkembangan, pembimbing yang menggunakan pendekatan ini
beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang
dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan.
E. Layanan-Layanan
Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar
Di Sekolah
Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara
khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan
tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran dan
memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di SD tidak berjalan seecara optimal.
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.
Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di SD tidak berjalan seecara optimal.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Bimbingan konseling pada anak usia dini dapat
diartikan sebagai upaya banyuan yang dilakukan guru/pendamping terhadap anak
usia dini agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal serta mampu
mengatasi masalah masalah yang dihadapinya.
2.
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar sekolah dasar bertanggung jawab memberikan pengalaman-pengalaman dasar
kepada anak,yaitu kemampuan dan kecakapan membaca,menulis dan
berhitung,pengetahuan umum serta perkembangan kepribadian,yaitu sikap terbuka
terhadap orang lain,penuh inisiatif,kreatifitas,dan kepemimpinan,ketrampilan
serta sikap bertanggung jawab guru sekolah dasar memegang peranan dan memikul
tanggung jawab untuk memahami anak dan membantu perkembangan social pribadi
anak.
3.
Factor penting yang membedakan
bimbingan konseling disekolah dasar dengan skolah menengah :
a.
Bimbingan di sekolah dasar lebih
menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan.
b.
Fokus bimbingan di sekolah dasar
lebih menekan pada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dankemampuan
hubungan secara efektif dengan orang lain.
c.
Bimbingandi sekolahdasar lebih
banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh orang tua
dalam kehidupan anak selama di sekolahdasar.
d.
Bimbingan di sekolah dasar hendaknya
memahami kehidupan anak secara unik.
e.
Program Bimbingan di sekolah dasar
hendaknya peduli pada kabutuhan dasar anak.
4.
Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan ketujuh layanan
bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat
diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses
pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara
optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup
berarti.
B.
Saran
Daftar pustaka
Nurihsan, Juntika. 2005. Manajemen Bimbingan Konseling di SD
Kurikulum 2004. Jakarta: Gramedia Widiasaraan Indonesia.
Kartadinata, Sunaryo. l992. Identifikasi
Kebutuhan dan Masalah Perkembangan Murid Sekolah Dasar dan Implikasinya bagi
Layanan Bimbingan, IKIP Bandung, Laporan Penelitian
Erman Amti, Prayitno. 1997. Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling. Jakarta: Depdikbud.
http://effandi0009.blogspot.com/2011/11/bidang-bimbingan-dan-konseling-di.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar