GALAU DI HARI KEMERDEKAAN
Pagi yang cerah, 17 Agustus 2015, hanya termenung di kamar
ditemani segelas susu bendera coklat dan rokok djarum super, ku minum sedikit
susu coklat dan ku hisap rokok djarum super yang berada di sela jariku, rasanya
nikmat sekali namun tak senikmat rasa gundah di hatiku.
Ok perkenalkan namaku Dodo Prastyoko, pemuda yang galau di
hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 70 ini, tak banyak yang bisa ku lakukan pagi
ini.
17 Agustus 2015, aku bangun pagi-pagi sekitar pukul 06.00
wib, aku langsung mandi karena aku ingin pergi menghadiri Upacara Bendera di
Lapangan Desaku. Setelah mandi aku tak langsung ganti pakaian Upacara karena
upacara di mulai pukul 07.30 wib, aku hanya mengenakan kaos dan sarung, untuk
menunggu kejenuhan aku langsung membuat segelas susu hangat. Berrr mantap minum
susu di pagi hari.
Ku ambil Android acerku di kamar, ku BBM ke empat temanku
yang juga mendapat undangan untuk menghadiri upacara dengan kata-kata yang sama
“Arak mangkat Upacara pora…?”, waktu itu ku BBM sekitar pukul 06.30 Wib, lama
sekali ke empat temanku itu tak kunjung ada yang membalas BBMku, setiap kali ku
lihat HP tak kunjung ada balasan dari teman-temanku itu, sempat ku terpikir
apakah mereka semua masih tidur melanjutkan mimpi-mimpi kosong semalam, ach
dasar pemuda-pemuda malas, mau jadi apa Indonesia kalau pemuda-pemudanya pada
malas, malu aku dengan pemuda-pemuda yang hidup di tahun 45an, mereka rela
berkorban bertaruh nyawa untuk memerdekakan Indonesia.
Ku lihat HPku lagi, berharap ada yang membalas BBMku, namun
harapanku sia-sia, ku coba keluar rumah dan berjalan melihat di depan-depan
rumah temanku, meraka juga tidak kelihatan batang idungnya, dugaanku semakin
membesar bahwa mereka masih tidur, dan waktu itu sudah menunjukan pukul 07.15
wib, dan ku kembali kerumah membawa rasa putus asa karna ku tak dapat
menghadiri upacara bendera, aku tak bisa berangkat mengikuti upacara bendera
itu sendirian, karena ku malu jika ku pergi mengikuti upacara tersebut tanpa
teman-temanku, “maafkan aku wahai pahlawan-pahlawanku” rasa Maluku mengalahkan
rasa semangatku tuk mengikuti upacara kemerdekaan.
Kini ku hanya bisa di kamar dan menulis sebuah cerita yang
tak tahu kemana arah jalan ceritanya, yang ada di hatiku aku hanya ingin
menulis. Waktu menunjukan pukul 07.42 wib, kluntung….. HPku berbunyi menandakan
ada BBM yang masuk, langsung ku ambil HPku yang berada di kanan notebook,
kulihat temanku membalas BBMku dia membalas “Arak dong mangkat kae” tanpa
menyadari bahwa upacara dimulai pukul 07.30 wib, namun BBM itu menumbuhkan
semangatku lagi untuk mengikuti upacara, ku langsung membalas BBMnya “cp ae
sing mangkat” dia membalas “Ahmad, Arip, Dimas”, ku langsung saja BBM Arip
salah satu temanku “lek mangkat Upacara pora”, arip membalas “oral ah”, haha ku
ketawa bangsat aku tertipu lagi hahahaha.
Kini pupus sudah harapanku tuk pergi mengikuti upacara, padahal
rasa inginku tuk mengikuti upacara sangatlah besar, karna ku sudah lama tidak
ikut upacara sekitar hampir 4 tahun ku tidak mengikuti upacara bendera,
terakhir kali aku mengikuti upacara bendera tahun 2011 ketika ku masih duduk di
kelas 3 SMK.
Cerita yang tak tahu arah jalan ceritanya, namun tulisan ini
telah membuat rasa galauku menjadi sedikit terobati,.
Pesanku kepada pemuda Indonesia, (jangan seperti diriku)
buanglah rasa malu ketika kamu ingin mengerjakan sesuatu yang baik.
Terakhir…… aku ingin menyanyikan lagu Indonesia raya, untuk
menghormati hari kemerdekaan Indonesia yang ke 70 di pagi ini.
INDONESIA RAYA
Cpt : WR Soepratman
Indonesia,
tanah airku,
tanah tumpah darahku,
di sanalah, aku berdiri,
jadi pandu ibuku,
Indonesia, kebangsaanku,
Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu,
Hiduplah tanahku,
Hiduplah negeriku,
Bangsaku, rakyatku,
Semua…. Nya..
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah padanya,
Untuk Indonesia raya,
Indonesia raya,
Merdeka, merdeka,
Tanahku,m negeriku,
Yang kucinta,
Indonesia raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia raya.
Indonesia raya,
Merdeka, merdeka,
Tanahku,m negeriku,
Yang kucinta,
Indonesia raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia raya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar