PENGEMBANGAN
PEMBBELAJARAN MENYIMAK
SISWA SEKOLAH DASAR
KELAS RENDAH
Disususn
Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata
Kuliah Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Dosen
Pengampu :
Tabah
Subekti, M.Pd.
Disusun Oleh:
Dodo Prastyoko (12.0305.0170)
PRODI PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAGELANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tujuan disusunnya makalah dengan judul : “Pengembangan Pembelajaran Menyimak Siswa
Sekolah Dasar kelas Rendah “
ini adalah guna memenuhi tugas individu mata kuliah Inovasi Pembelajaran SD.
Terselesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih penulis
haturkan kepada :
1.
Tabah
Subekti, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah ini.
2. Rekan-rekan, yang telah memberi dukungan dan
motivasi.
3. Kepada semua pihak yang turut membantu dalam
penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan untuk perbaikan
yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan pemerhati pendidikan pada umumnya serta merupakan wujud
sebuah pengabdian kepada Allah SWT.
Magelang, 23 september 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................... i
Kata Pengantar.............................................................................................................. ii
Daftar Isi....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
2
C. Tujuan......................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN MASALAH
A. Hakekat Menyimak.................................................................................................
3
B. Metode Pembelajaran Menyimak............................................................................
5
C. Teknik Pembelajaran Menyimak..............................................................................
6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................................................
9
Saran..............................................................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
10
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pendidikan merupakan pilar sekaligus
“rahim” dalam mencetak insan-insan yang cerdas dan kompetitif di era
globalisasi ini. Keberadaan sekolah-sekolah yang didukung oleh tenaga pengajar
profesional dan berdedikasi tinggi menjadi prasyarat untuk meningkatkan sumber
daya manusia. Ditambah dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
komunikasi sehingga lebih memudahkan terjadinya transformasi informasi guna
mendukung kualitas pengajaran dalam dunia pendidikan.
Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi (Arnyana, 2007: 3). Untuk menjadi seorang guru yang
profesional, seseorang harus memiliki satu perangkat pengetahuan yang akan
menunjang tugasnya sebagai guru. Terkait hal tersebut guru hendaknya memahami
karakter pelajaran dan karakteristik siswa sesuai dengan jenjang pendidikannya.
Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, pengajaran bahasa sangatlah penting,
mengingat kegiatan berbahasa sangat dominan dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.
Pengajaran
bahasa pada hakikatnya adalah mengajarkan untuk berkomunikasi. Oleh karena itu,
pengajaran bahasa adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis. Namun untuk mampu
berkomunikasi dengan baik, siswa harus memiliki keterampilan berbahasa.
H. G Tarigan dan Djago Tarigan dalam
Astawan (2008: 112) menyatakan, keterampilan berbahasa meliputi empat aspek,
yaitu (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan
membaca, dan (4) keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut
masing-masing berbeda dalam proses, namun merupakan satu kesatuan yang utuh.
Hal ini karena keempat aspek tersebut tidak bisa terpisahkan dengan yang lainnya.
Oleh karena itu dalam pengajaran bahasa, siswa diajarkan tentang menyimak
terlebih dahulu, setelah itu barulah berbicara, membaca, dan menulis.
Mengingat menyimak merupakan suatu
keterampilan, maka perlu dilakukan latihan-latihan secara terus-menerus kepada
siswa. Dalam proses belajar mengajar, kegiatan menyimak sering diabaikan oleh
guru karena guru cenderung beranggapan bahwa tanpa diajarkan pun keterampilan
menyimak dapat dilakukan oleh siswa. Namun kenyataannya kontradiktif terhadap
aplikasi di lapangan, yaitu kemampuan siswa dalam menyimak materi pelajaran
tertentu masih kurang. Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan, diantaranya
yaitu; guru tidak mengetahui hakikat keterampilan menyimak, atau guru belum
menemukan teknik yang baik dalam pengajaran menyimak. Selain itu tidak ada
upaya guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran menyimak siswa terhadap
materi pelajaran sehingga menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi kurang.
Menyikapi fenomena di atas dipandang
perlu penulis menyajikan hal tentang pengemgembangan pembelajaran menyimak
kelas rendah dalam bentuk tulisan. Dari tulisan ini diharapkan dapat memberi
sumbangan terutama bagi guru dalam memvariasi teknik pengajaran menyimak.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
Hakekat menyimak ?
2. Apakah
metode pembelajaran menyimak yang cocok diterapkan di sekolah dasar kususnya
kelas rendah ?
3. Bagaimana
teknik seorang guru dalam mengajakan keterampilan menyimak pada siswa sekolah
dasar kelas rendah ?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui
hakekat menyimak.
2. Untuk
menemukan metode pembelajaran yang tepat diterapkan dalam pembelajaran menyimak
di sekolah dasar khususnya siswa kelas rendah.
3. Untuk mendeskripsikan teknik guru
dalam mengajarkan keterampilan menyimak di Sekolah Dasar kususnya siswa kelas
rendah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat
Menyimak
Sebelum mendeskripsikan teknik
pengajaran menyimak di Sekolah Dasar, dipandang perlu untuk memaparkan terlebih
dahulu tentang hakikat menyimak.
1. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah proses mendengarkan dengan penuh pemahaman, apresiasi
dan evaluasi. Dalam proses menyimak, diawali dengan kegiatan mendengarkan bahan
simakan oleh siswa (penyimak), selanjutnya bahan simakan dipahami berdasarkan
tingkat pemahaman siswa yang dimaksud, kemudian dalam proses pemahaman tersebut
terjadi proses evaluasi – menghubungkan antara topik yang disimak dengan
pengalaman dan/atau pengetahuan yang dimiliki siswa. Setelah proses tersebut
selesai, barulah siswa memberikan respon terhadap isi bahan yang disimaknya.
Jadi dapat dikatakan bahwa menyimak merupakan kegiatan yang disengaja melalui
proses mendengar untuk memahami bunyi-bunyi bahasa, sedangkan mendengar adalah
kegiatan yang dilakukan hanya sekedar tahu tetapi tidak memahami bunyi-bunyi
bahasa yang disimak.
2. Tujuan Menyimak
Secara umum tujuan menyimak ada dua macam, yaitu tujuan
bersifat khusus dan tujuan bersifat umum. Adapun tujuan yang bersifat khusus
adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang hendak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran. Namun
tujuan yang bersifat umum tersebut dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian
sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Adapun tujuan menyimak menurut
klasifikasinya adalah sebagai berikut.
a. Mendapatkan fakta
Mendapatkan
fakta dapat dilakukan melalui penelitian, riset, eksperimen, dan membaca. Cara
lain yang dapat dilakukan adalah menyimak melalui radio, tape recorder, TV, dan percakapan.
b. Menganalisis fakta
Fakta atau
informasi yang telah terkumpul dianalisis. Kaitannya harus jelas pada
unsur-unsur yang ada, sebab akibat yang terkandung di dalamnya. Apa yang
disampaikan penyimak harus dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak
dalam bidang yang sesuai.
c. Mendapatkan inspirasi
Dapat
dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan ilham. Penyimak tidak memerlukan fakta baru. Mereka yang datang
diharapkan untuk dapat memberikan masukan atau jalan keluar berkaitan dengan
masalah yang dihadapi.
d. Menghibur diri
Para
penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara, musik untuk
menghibur diri. Mereka itu umumnya adalah orang yang sudah jenuh atau lelah
sehingga perlu menyegarkan fisik, mental agar kondisinya pulih kembali.
3. Jenis-jenis Menyimak
Jenis
menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang
berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam
prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru.
Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan
simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau
butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat,
yaitu sebagai berikut.
1) Menyimak sekunder
Menyimak
sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak
dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
2) Menyimak estetik
Dalam
menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya,
lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara
imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
3) Menyimak pasif
Menyimak
pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya
menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti. Misalnya,
seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam kurun waktu dua atau
tiga tahun berikutnya orang itu sudah dapat berbahasa daerah tersebut.
4) Menyimak sosial
Menyimak
ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai
hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang
lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan
memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau
dikatakan orang.
b.
Menyimak
Intensif
Menyimak
intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh,
penuh konsentrasi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif ini
memiliki ciri-ciri yang harus diperhatikan, yakni: (a) menyimak intensif adalah
menyimak pemahaman, (b) menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi, (c)
menyimak intensif ialah memahami bahasa formal, (d) menyimak intensif diakhiri
dengan reproduksi bahan simakan. Adapun yang tergolong menyimak intensif ada
lima, yaitu sebagai berikut.
1) Menyimak kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta
yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, dan informasi dari pembicara.
2) Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah
pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari
penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
3) Menyimak kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi
seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan
baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
4) Menyimak interogatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang
menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan
mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
5) Menyimak eksploratori
Menyimak
eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan
menemukan;
a) hal-hal baru yang menarik,
b) informasi tambahan mengenai suatu
topik,
c) isu, pergunjingan atau buah bibir
yang menarik.
B.
Metode
Pembelajaran Menyimak
Pada
dasanya terdapat banyak Metode Pembelajaran Menyimak di Sekolah Dasar kelas
rendah di antaranya
1. Metode berkisah
Diberikan oleh guru di depan kelas dengan membawakan sebuah
kisah. Dongeng dan fabel dapat dijadikan bahan ajar dalam pembelajaran dengan
metode berkisah. Metode berkisah tidak semata-mata disampaikan monoton dengan
narasi, tetapi perlu selingan dialog dan humor dengan suara berubah-ubah.
2. Metode pembacaan
Pembacaan yang menarik dicontohkan oleh guru di depan kelas
dapat mengundang perhatian siswa untuk ikut terlibat dan berempati dalam
suasana karya sastra yang dibacanya. Siswa kelas 1-3 sekolah dasar dapat dengan
cepat menangkap irama puisi atau cerita pendek yang dibacakan oleh gurunya
tanpa menghiraukan maknanya.
3. Metode tanya-jawab
Pertanyaan diberikan guru kepada siswa, setelah siswa itu
mendengarkan cerita gutu atau menonton pertunjukan pentas karya sastra.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk ukuran kelas rendah biasanya lebih
sederhana seperti siapa tokoh dalah cerita tersebut ? dimana kisah tersebut
terjadi ? dsb.
4. Metode penugasan
Guru dapat memberi tugas membaca, mendengar, ataupun
menonton pertunjukan karya sastra baik di dalam kelas ataupun sebagai pekerjaan
rumah.
C.
Teknik
Pembelajaran Menyimak
Teknik atau cara pengajaran menyimak
di Sekolah Dasar dapat dilakukan secara variatif untuk menghindari kesan yang monoton terhadap strategi mengajar guru
di Sekolah Dasar. Selain itu, melalui penggunaan teknik menyimak yang beragam
menjadikan pembelajaran lebih menarik bagi siswa. Adapun beberapa teknik
menyimak yang dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar di Sekolah
Dasar, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Teknik Ulang-Ucap (Menirukan)
Teknik ini biasa digunakan guru pada siswa yang belajar
bahasa permulaan, baik belajar bahasa ibu maupun bahasa asing. Teknik ini
digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan dengan pengucapan atau lafal
yang tepat dan jelas oleh guru.
Dengan teknik ini, pertama-tama guru mengucapkan kata-kata
yang sederhana, seperti “mata”, misalnya, kemudian guru memperjelas kata
tersebut dengan cara mendemonstrasikannya; guru menggunakan jari tangannya
untuk menunjuk salah satu bagian wajahnya, yaitu mata. Langkah kedua, guru
mengucapkan kata “mata” dengan jelas dan keras, siswa diminta menyimaknya
dengan baik, kemudian menirukan apa yang diucapkan guru. Langkah ketiga, guru
memberikan latihan ekstensif dengan mengulang kata-kata yang sudah dikenalkan,
kemudian menambah kosa kata serta mengenalkan struktur kalimat kepada siswa
sampai siswa dapat mengucapkan kata-kata dengan tepat, dan akhirnya menggunakan
kata itu dalam struktur yang sederhana
2. Teknik Informasi Beranting
Guru memberi informasi kepada salah seorang siswa kemudian
informasi tersebut disampaikan kepada siswa di dekatnya; begitu seterusnya,
informasi disampaikan secara beranting. Siswa yang menerima informasi terakhir,
mengucapkan keras-keras informasi tersebut di hadapan teman-temannya. Dengan
demikian, kita tahu apakah informasi itu tetap sama dengan sumber pertama atau
tidak. Jika tetap sama, berarti daya simak siswa sudah cukup baik, akan tetapi,
bila informasi pertama berubah setelah beranting, ini berarti daya simak siswa
masih kurang
ContohInformasi: Andi membeli mie bersama Rani tadi pagi.
3. Teknik Satu Mulut Satu Kelas
Guru membacakan sebuah wacana yang dapat berupa artikel atau
cerita di hadapan siswa, dan siswa diminta menyimak baik-baik. Sebelum siswa
menyimak, guru memberi penjelasan tentang apa-apa yang pernah disimak. Setelah
guru selesai membacakan, guru dapat meminta siswa, misalnya:
a. menceritakan kembali isi materi yang
disimaknya;
b. menyebutkan urutan ide pokok dari
apa yang disimak;
c. menyebutkan tokoh atau pelaku cerita
dari apa yang disimaknya;
d. menemukan makna yang tersurat dari
apa yang disimaknya;
e. menemukan makna yang tersirat dari
apa yang disimaknya;
f. menemukan ciri-ciri atau gaya bahasa
yang digunakan dalam wacana yang dibacakan;
g. menilai isi dari apa yang disimaknya
Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan guru kepada siswa
tentu saja harus disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Dalam penggunaan teknik ini, guru dituntut untuk dapat
membaca dengan baik sesuai dengan jenis wacana yang dibacanya. Oleh karena itu,
guru perlu menyiapkan benar-benar bahan bacaan dan cara membacanya, jangan
sampai siswa mengalami kesulitan memahami isi yang disimaknya hanya karena
pembacaan yang kurang siap.
4. Teknik Satu Rekaman Satu Kelas
Guru terlebih dahulu menyiapkan rekaman melalui kaset (tape recorder), CD, ataupun laptop yang
berisi ceramah, pembacaan puisi, pidato, cerita/dongeng, drama, dan sebagainya.
Kemudian guru memberi petunjuk-petunjuk sebelum kaset di putar tentang hal-hal
yang perlu disimak. Setelah itu guru memutar rekaman yang telah disiapkan
sebelumnya (dongeng, misalnya). Siswa diminta menyimak baik-baik. Rekaman dapat
diputar ulang bila siswa belum dapat mengikuti tentang apa yang diputar.
Kemudian siswa diberikan tugas menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk menguji
pemahamannya terhadap rekaman yang disimaknya, seperti:
a. apa tema dari dongeng yang anak-anak
simak?
b. siapa yang menjadi tokoh dalam
dongeng tersebut?
c. bagaimana watak dari tokoh tersebut?
d. sebutkan amanat yang terdapat dalam
dongeng tersebut! dan lain-lain.
5. Teknik Group Cloze
Dalam penggunaan teknik ini, guru membacakan sebuah wacana
sekali, siswa diminta menyimak baik-baik. Kemudian, guru membacakan lagi wacana
tersebut dengan cara membaca paragraf awal penuh, sedangkan paragraf
berikutnya ada beberapa kata atau kelompok kata yang dihilangkan. Setelah itu,
tugas siswa adalah memikirkan konteks wacana dan mengisi tempat yang kosong
dengan kata-kata atau peristilahan atau kelompok kata yang asli dari wacana
yang dibacakan sebelumnya.
6. Teknik Parafrase
Dalam penggunaan teknik ini, guru terlebih dahulu menyiapkan
sebuah puisi untuk disimak oleh siswa. Setelah itu, guru membacakan puisi yang
telah disiapkan dengan jelas. Kemudian setelah siswa selesai menyimak, siswa
secara bergiliran disuruh menceritakan kembali isi puisi yang telah disimaknya
dengan kata-kata sendiri.
Dalam menerapkan teknik ini, guru harus menyesuaikan dengan
perkembangan kebahasaan siswa, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai
tujuan.
7. Teknik Simak Libat Cakap
Sesuai dengan nama teknik ini, penyimak terlibat dalam
pembicaraan. Dalam pelaksanaan teknik ini guru dapat menugaskan siswa
mengadakan wawancara, misalnya dengan guru wali, guru pengajar bahasa Bali,
budayawan. Sebelum mengadakan wawancara, siswa diminta menyiapkan apa yang
perlu ditanyakan kepada orang yang diwawancarai. Tugas selanjutnya siswa
menyusun hasil wawancara yang kemudian diserahkan kepada guru untuk teliti.
8. Teknik Simak Bebas Libat Cakap
Teknik ini senada dengan teknik simak libat cakap yang
mementingkan keterlibatan penyimak dalam pembicaraan. Penyimak di sini hanya
berlaku sebagai pemerhati yang penuh minat, tekun menyimak apa yang disampaikan
oleh pembicara sehingga penyimak dapat memahami isi pembicaraan, tujuan
pembicaraan, menganalisis apa yang dibicarakan, serta akhirnya menilai isi
pembicaraan.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Jadi
dalam pembelajaran Menyimak di Sekolah Dasar kelas rendah membutuhkan metode
dan teknik pembelajaran yang cocok diterapkan untuk siswa sekolah dasar kelas
rendah yaitu metode dan teknik pembelajaran yang sekiranya mampu memudahkan
siswa dalam mempelajarai pembelajaran menyimak, sehingga dalam pembelajaran
tersebut akan dapat tercipta hasil pembelajaran yang efektif dan efisien.
B.
SARAN
Bagi
teman – teman seperjuangan khususnya mahasiswa PGSD kelas D, sebelum kita
beranjak ke SD dan benar – benar siap menjadi seorang Guru SD yang
professional. Maka setelah kita memahami tentang pembelajaran menyimak di
sekolah dasar khususnya kelas rendah, telah kita ketahui bahwa pembelajaran
menyimak di sekolah dasar begitu penting, maka dengan itu kita sebagai calon
seorang guru SD hendaknya harus mempelajari baik metode maupun teknik
pembelajaran Menyimak, Agar kelak nanti ketika kita menjadi seorang guru SD
kita akan dapat membelajarakan metode maupun teknik pembelajran menyimak kepada
anak didik kita dengan baik sehingga anak didik kita akan lebih mudah memahami
pembelajarn menyimak yang kita ajarkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Edu, Mbah
Brata. 2010. “Keterampilan Menyimak”. Terdapat dalam http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2010/04/keterampilan-menyimak.html.
Sudjana,
Nana dan Rivai, Ahmad. 2010. Media
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suhendar,
M. E dan Supinah, Pien. 1992. Bahasa
Indonesia (Keterampilan Berbahasa). Seri Mata Kuliah MKDU. Bandung: CV.
Pionir Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar